Sabtu, 2 Februari 2013, "prabhu, kita sudah selesaikan persebaran bisnis di Dharmasraya, kini engkau bisa berangkat,"ucap Rendi, "pak Anas juga sudah mengabari bahwa Jonggring Saloka sudah sepenuhnya stabil dengan sistem baru yang diterapkan, apakah dirimu sudah menyiapkan vimana baruku pak Rendi,"aku sudah menyiapkannya prabhu tapi harus kuakui idemu untuk mempercepat mobilisasi mikro ternyata sangat efektif, hanya perlu beberapa saubha vimana untuk mengatur perjalanan antar planet, bahkan sampai ada sisa disini, tapi kenapa engkau tidak memakai pushpaka vimanamu saja supaya lebih cepat,"ucap Rendi, "armada perdagangan yang kumiliki tak akan efektif jika menggunakan pushpaka vimana, aku perlu alat transportasi yang jauh lebih besar, bukankah kita akan menghidupkan kembali ekonomi yang rusak dari sebuah negara yang berkonflik,"ucap Ihsan, "baiklah prabhu, tapi kenapa engkau tidak memilih jalur lurus saja melainkan menuju Madyadwipa lalu ujung Jambudwipa, bukankah itu terlalu jauh, apalagi kau tidak memakai pushpaka vimana milikmu, lagipula kenapa tidak jadi pakai kelompok maharsi,"ucap Rendi, "oh itu ya pak Rendi, aku juga sedang mengumpulkan sumber daya saja, setelah konflik di Panditanagara terjadi suplai logam langkaku menyusut, negara-negara di Jambudwipa adalah tempat logam-logam langka itu dihasilkan, bahkan Devaloka yang terkenal dengan nakshatranitaka itu ternyata hanya dari satu suku keturunan dari orang-orang di Jambudwipa, tujuanku adalah memetakan dan lokasi mereka dan mendapatkan akses terhadap logam-logam ini, itu akan menjadi aliansi yang jauh lebih menarik daripada kelompok maharsi, apakah aku benar tuan Amra,"ucap Ihsan sambil melihat seseorang baru turun dari sebuah vimana, "itu benar, sebuah kehormatan bisa bertemu denganmu prabhu pashupati, aden Alim memintaku untuk membantumu kali ini, pemandangan ibukota kuno negara Sahasradwipa ternyata seindah ini, seperti yang diceritakan penjahat bernama Sakra itu,"ucap sesosok pria bernama Amra yang sedang menyalakan cerutunya, "jangan dekat-dekat denganku jika dirimu sedang merokok hhhh, kita akan segera berangkat,"ucap Ihsan, "ini masih pagi-pagi buta prabhu, kau yakin mau berangkat, aku belum beristirahat semenjak dari Devaloka,"ucap Amra, "raurus, kau bisa tidur diatas saubha vimana, pak Rendi berikan tandanya,"ucap Ihsan, "baiklah prabhu,"ucap Rendi sembari menyalakan sirine yang pada akhirnya disambut oleh suara sirine dari ribuan saubha vimana yang bersahutan dan membuat pushpaka vimana Ihsan terlihat kecil, "ei, prabhu, ini armada perang yang luar biasa, eh tapikan kita belum naik,"ucap Amra namun Ihsan menyeringai lebar, "eh kenapa ini,"ucap Amra, "kau akan segera tau,"ucap Rendi, tak lama kerah Amra dipegang dan dilempar oleh Ihsan menuju salah satu saubha vimana raksasa itu, "aku pergi dulu ya pak Rendi, tolong urus bisnisku di Dharmasraya ini, daaah,"kata Ihsan sembari melesat keatas disertai dentuman keras dari loncatannya, "baik prabhu, kau jaga diri juga disana,"gumam Rendi sembari tersenyum lebar menyaksikan ribuan saubha vimana yang menderu diangkasa dan membuat langit gelap karena ukurannya. Sementara itu diatas vimana, "apa kau berniat membunuhku prabhu, arrrggghhh,"ucap Amra yang sekarat dan memar di mana-mana, "eh kukira seorang kepercayaan Alim akan lebih kuat, kata dia dirimu adalah seorang yang sering mengurus perdagangan kita dengan klien dari luar, seorang pedagang binatang buas dan musisi handal, masa gitu doang sekarat,"ucap Ihsan sembari menghampiri dan menyembuhkan Amra, "menjadi broker jalur dagang gak perlu sekuat itu, hanya perlu informasi mendetail saja, lagipula nggak semua orang sekuat dirimu prabhu,"ucap Amra, "benar kata aden Alim, orang ini edan, dia jauh lebih sinting dari yang kukira, masak orang baru kenal langsung dia lempar seperti bola begini, emang dia kira aku mainan, tubuhku sampai terbakar begini,"pikir Amra yang perlahan bangkit dari tempatnya yang berlumuran darah karena dibanting oleh Ihsan, "jadi kemana saja kita akan berkunjung untuk mengumpulkan logam-logam langka ini,"ucap Ihsan, "tunggu dulu, kita sebelumnya akan mengumpulkan pasukan bukan, bagaimana caranya,"ucap Amra, "mudah saja, kita akan berhenti di Lanka, setelah itu kita pisahkan pasukan menjadi dua, satunya akan mengumpulkan pasukan dagang dari jalur daratan Bharatawarsha menuju ke Panditanagara serta membawa rempah-rempah sepanjang jalan, sementara sebagian kecil akan ikut dengan kita menuju Madyadwipa dan menyisir dari sisi selatan Jambudwipa dan bergerak menuju Panditanagara sembari mengumpulkan orang-orang yang sudah kau hubungi sebagai pemasok logam langka ini, kita akan bumihanguskan istana besar devaraja Salman saat ini dan menggantikannya dengan devaraja yang baru, jadi dimana saja pemasok logam itu, orang-orang spesial yang terlahir dengan delapan artaguna paling langka di Jagatraya,"ucap Ihsan, "baiklah, aden Alim sudah menyiapkan delapan orang itu dan negara mereka, dari Madyadwipa kita akan menyebrang ke Jambudwipa lebih tepatnya negara Harapa untuk mengambil pak Zamani yang merupakan pemasok logam nakshatranitaka, kemudian kita berjalan keutara menuju negara Erawati untuk mengambil bu Rakiti yang akan memberikan kita pasokan varunataka, lalu kita berjalan sedikit kebarat untuk menuju negara Bakhari yang disana ada pak Kailani yang punya logam prabhasataka, lalu kita lanjut menuju negara Gambo dimana kita akan menemui pak Tarkio yang punya Indrataka, lalu belok sedikit keutara dan kita akan menuju negara Kongamati yang dimana ada bu Hafu yang menunggu kita dengan logam Agnitaka, kemudian kita sedikit ketimur menuju Varnamala dimana bu Zuri akan menemui kita dengan Adityataka ditangannya, ketuju kita menuju ke Pundarika demi menemui pak Doma yang akan memiliki Vayutaka, terakhir kita menuju negara Barva untuk mengambil pak Homa yang memiliki logam pritvitaka setelah semua itu kita harusnya sudah mengumpulkan delapan logam terkuat dan memasuki Panditanagara untuk meningkatkan militer disana berkali-kali lipat,"ucap Amra, "hihihi, itu rasanya sangat cukup, kita akan menggoncang istana devaraja dengan mereka berada disisi kita,"ucap Ihsan, "lihat ini Yusuf, mas Steve, aku akan bawakan bahan-bahan terbaik untuk kalian pakai mempersenjatai pasukan dan menghidupkan negara,"pikir Ihsan yang terus memandang kedepan.
Minggu, 3 Februari 2013, Ihsan dan armadanya berhasil mendarat di Lanka, "tunggu dulu prabhu, aku melihat dua pushpaka vimana dari negeri Ashoka, mau kemana mereka,"ucap Amra, "itu vimana tempur, mungkin mereka juga sedang menuju Panditanagara, nampaknya konflik ini takkan berjalan semulus rencana kita, aku dengar mereka memang tidaklah terlalu kuat tapi para petinggi mereka, adalah sepuluh orang yang sangat kuat, tujuh diantaranya adalah atimahathi, hsssh daripada memikirkan kejadian yang belum pasti lebih baik kita siapkan pembagian jalurnya,"ucap Ihsan, "ini takkan mudah, cak Alim selalu bilang untuk menghindari menyewa kelompok mengerikan itu,"pikir Ihsan. Sementara itu disisi lain gedung, "kita sudah ketahuan nampaknya, bagaimana ini tuan Rizal, apa kita masih akan lanjut menuju Panditanagara secara langsung atau kita serang mereka sebelum kesana,"ucap seorang pria dengan mata biru menyala, "kapan lagi aku diundang pulang oleh devaraja, disini kita adalah pahlawan Yasha, mereka hanya pemberontak, tapi kita harus menunggu waktu untuk menyerang, kalau tidak kitalah yang salah, ini bukan medan tempur dimana kita bisa menyerang mereka kapanpun, kita akan berangkat sekarang,"ucap Pria lain yang sedang minum teh.