Bhairava

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #32

Rebellion

"Kekuatan musuh kita adalah tiga orang atimaharathi, Steve yang sangat cepat mencari informasi, Yusuf yang sangat ahli menyusun berbagai peralatan dan Ihsan yang sangat adaptif , selain itu paling hanya para kroco yang bisa dibereskan dengan cepat, armada mereka meskipun sangat besar tetap tidak akan sebesar armada sebuah negara dan sebagian besar dari mereka hanyalah warga biasa yang ingin melakukan pemberontakan, masalah akan selesai begitu ketiga orang tadi tumbang, mereka bertigalah yang berpotensi untuk bukan hanya menjatuhkan sebuah negara tapi cukup kuat untuk menahan supremasi mereka dengan baik disini,"ucap Salman saat menyusun pasukannya, "berapa kekuatan yang harus kutahan agar negaramu ini tak berantakan karena ledakan dari seranganku,"ucap Yasha, "kau terlalu sombong Yasha, fungsi utama dari elemen pasir adalah melakukan dekonstruksi dan rekonstruksi sebuah bangunan, kau bisa dengan mudah menggila disini, tuan Salman akan dengan mudah membangun ulang wilayahnya,"ucap Rizal, "apakah itu benar, devaraja!?,"tanya Yasha, "kau bisa bertempur sekuat tenagamu tuan Yasha, yang dikatakan Rizal itu benar, asalkan jangan menyerang pasukan kita,"ucap Salman, "siap,"ucap Yasha disaat dia mempersiapkan peralatan perangnya lalu berjalan bersama Salman dan Rizal menuju armada kerajaan yang bertaburan petarung kerajaan bersenjata lengkap, "sudah lama aku tidak melihat mereka, grahasena ya, pasukan yang dibentuk dari para budak terkuat yang sangat beringas, serta akshauhini tempur seorang Ishvara yang sangat tangguh, pasukan rakshasa penjaga,"pikir Rizal saat melihat seluruh pasukan yang berbaris rapih dan berdiri tegap seperti pilar batu, "jadi ini grahasena ya, pasukan yang luar biasa tangguh, mungkinkah mereka akan sekuat mithrasena dari negeriku,"ucap Yasha, "tidak Yasha, mereka takkan sekuat mithrasena yang memang memiliki program pelatihan intensif dari para seniornya, pasukan ini lebih dilatih untuk mengawal para pedagang yang sering keluar masuk sehingga sebagian besar pengalaman mereka hanya melawan perampok dan binatang buas yang meskipun kuat takkan sebanding dengan tempaan intensif dari mithrasena yang sangat solid, tapi kami punya keunggulan dalam hal pertahanan karena skill suplai logistik yang luar biasa karena pengalaman mereka untuk mengatur jalur dagang yang sangat teliti,"ucap Salman, "owh aku baru ingat, ini pasukan yang menyusahkanku dulu saat konflik dulu, jalur suplai yang kompleks dan sangat cepat itu sangat bagus untuk menyokong bagian belakang pasukan,"ucap Yasha, "oiya aku lupa, pasukan mustikaputra dimana,"tanya Rizal, "pasukan rahasia kalian ya, hh aku selalu tidak suka dengan pasukan khusus, kenapa pasukan seperti ini selalu dibentuk sih, apa alasannya!?,"tanya Yasha, "pasukan khusus ini lebih kearah para pejuang yang juga bertindak sebagai pasukan yang mengerjakan banyak sekali urusan kotor sebuah negara, di Sahasradwipa ada para para pejuang wanita cantik yang namanya vishkanya dan karena mereka adalah negara dengan banyak sekali penduduk yang kadangkala tidak mendapatkan kecukupan sehingga sering memberontak, para vishkanya ini bertugas menenangkan mereka sebagai grup penari yang melakukan banyak penampilan kebudayaan dan juga jika sampai ada konflik yang pelik, mereka yang akan bertugas untuk mengeksekusi, pasukan mustikaputra mirip dengan itu tapi karena disini yang disorot adalah perdagangan, para mustikaputra ini bertugas untuk menstabilkan harga komoditas di setiap sektor, serta melakukan berbagai transaksi rahasia negara dan akan beranggotakan sebagian kecil masyarakat yang memiliki komoditas unik sebagai artaguna, ini juga kelompok yang berseteru dengan fraksi pemberontak karena perselisihan pendapat, Steve yang kuharap akan berpihak kepadaku setelah selama ini berusaha menengahi konflik sekarang malah berpihak pada para pemberontak karena alasan tidak masuk akal bernama kemanusiaan, para pemberontak itu tidak mengusahakan kemanusiaan, yang mereka usahakan hanya ego bodoh mereka untuk berkuasa karena tidak pernah masuk kepada golongan mustikaputra yang sangat kaya, padahal mereka hanya kurang berusaha saja, Zahra yang selama ini bergabung ke mustikaputra dengan komoditas langkanya sampai keluar karena pengaruh kelompok pemberontak itu, ayah dan ibunya sampai harus dihabisi karena melakukan perlawanan pada mustikaputra yang lain, keluarga mereka harusnya menjadi penyuplai komoditas yang sangat berharga, kini adik-adiknya telah dipenjarakan oleh rekan sejawatnya untuk menghukum tindakan kakak perempuannya itu yang memberontak dari tugasnya menjadi mustikaputra,"ucap Salman, "kau kejam Salman, menghukum orang tak bersalah untuk dosa orang lain,"ucap Rizal, "kalau tidak seperti itu kita bisa kehilangan banyak sekali kesetiaan pasukan, sudah menjadi perjanjian sebelumnya kalau satu keluarga akan bertanggungjawab atas setiap tindakan anggotanya dan ini hukum disini, bukankah kau juga tau itu Rizal,"ucap Salman, "aku tau itu, karena itu kabar keluargaku juga langsung hilang begitu aku pergi dari negeri ini,"ucap Rizal sembari terus memandangi grahasena yang berlatih keras untuk serangan yang akan segera mereka lancarkan.

Malam itu jam 11.00, pasukan dari Panditanagara sudah lengkap dan kini sedang berjaga, para pasukan mustikaputra juga sudah tiba dengan gemerlap pakaian mereka yang penuh dengan persenjataan langka dan mahal, mereka mengelilingi istana negara mengawasi apabila akan terjadi serangan, "kenapa kita pakai banyak perhiasan seperti ini mbak Zahra,"tanya Ihsan, "cih, diam kau anak nakal, kita harus menyusup hari ini, ikuti sajalah,"ucap Zahra yang pada saat itu menyusuri hutan dipinggiran istana bersama Ihsan, "kucing lah, baru tadi pagi rasanya aku mengebom tempat ini, sekarang aku menyusup seperti banci begini,"gerutu Ihsan yang nampak tersiksa dengan bermacam barang mahal yang dia pakai saat itu, "husssshhh, kita sedang menyamar jadi pasukan mustikaputra Ihsan, kita perlu mengambil alih kekuatan dari para tahanan disini,"ucap Zahra dengan kesal sambil berjalan bersama Ihsan menuju pintu masuk penjara, "kenapa aku harus menyusup bersama anak ini sih, berisik banget,"pikir Zahra sambil berjalan dan akhirnya mencapai gerbang utama penjara yang sangat besar dan dijaga oleh para sipir, "mas Steve bilang kalau kita bisa mengacaukan tempat ini maka serangan akan dijalankan bukan!?,"tanya Ihsan dengan seringai lebar diwajahnya melihat para sipir penjara yang terlihat ganas, "kalau bisa kita mendapatkan dukungan dari para tahanan disini, masih ada beberapa penjara lain disekitar sini,"ucap Zahra, "kuncinya cuma mengacaukan mereka, tak harus mendapatkan bala bantuan tenaga dari para kriminal itu mbak,"ucap Ihsan sembari maju memotong perhiasan ditubuhnya, "oi, apa yang akan kau lakukan Ihsan, kenapa kau potong-potong penyamaran kita,"tanya Zahra, "aku sebut ini menyesuaikan keadaan,"ucap Ihsan sambil mengendalikan perhiasan tadi dengan elemen tanah dan melemparkannya ke para sipir penjara dan bersiap untuk menyerang, seketika sirine keras dari penjara berbunyi dengan keras menandakan adanya pengacau, "kau bebaskan para tahanan sebanyak mungkin mbak, aku akan bertempur disini,"ucap Ihsan sembari memanggil trisulanya dan membentuk badai dalam seketika lalu mulai berjalan menghampiri para sipir yang mulai menyerangnya, Ihsan yang sendirian berlari semakin kencang dan menembakkan beberapa pisau angin pada para sipir dan mulai mengeluarkan beberapa atmasena untuk melawan musuh sementara Ihsan sendiri menyatukan kedua tangannya seolah memberi salam dan menenangkan pikirannya, melihat hal itu Zahra semakin heran dengan tingkah Ihsan namun tetap melanjutkan rencana awal, Zahra segera mengecil dan menyusup dengan cepat melewati para sipir menuju kedalam pintu penjara meninggalkan Ihsan yang diserbu para sipir lain, tak berselang lama Ihsan mulai membuka matanya dan tubuhnya mulai tergambar garis-garis aneh saat aura kehitaman mengelilingi tubuhnya, "ini adalah bentuk latihanku selama perjalanan, tenaga yogi ini mungkin masih sangat terbatas tapi sudah cukup untuk melawan mereka,"pikir Ihsan sembari menerjang musuh-musuhnya dengan beringas. Sementara itu dipihak para pemberontak, Steve, Yusuf, Iqbal dan yang lainnya akhirnya mendapatkan kabar dari Zahra bahwa penjara sudah diserang akhirnya mulai bersiap, "bagaimana ini Steve, sudah dapat kabar dari Zahra kan,"ucap Iqbal, "ya, pasukaaan lakukan serangan, kita akan menjebol dinding pertahanan istana negara yang memisahkan para ningrat sialan itu dengan kita, sebuuuu,"ucap Steve diikuti dengan puluhan ribu pasukan masyarakat yang marah merangsek dengan cepat menuju istana negara sambil mengangkat panji-panji perang diatas gajah perang mereka yang menggetarkan jalanan, "haaa aden Yusuf, aku tidak terbiasa dengan pertempuran, tugasku hanya sebagai negosiator selama ini,"keluh Amra, "hahaha mana aku peduli, ayo maju,"ucap Yusuf sembari melempar Amra kedepan, "haaaaaaaa sialan kau aden Yusuuuuf,"teriak Amra yang terlempar bersama seluruh senjatanya, "hehehe, ada fitur serangan otomatis kok,"gumam Yusuf sambil melesat kedepan mengikuti Amra.

Lihat selengkapnya