Bhairava

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #33

Jailbreak

"Aku sudah masuk Steve, akan kubebaskan sebanyak mungkin tahanan,"ucap Zahra lewat alat komunikasi sambil bergerak cepat menggunakan tubuh mikroskopis miliknya, "hhh dimana adikku itu disembunyikan,"pikir Zahra didalam ventilasi udara sambil memandangi ruangan demi ruangan tahanan yang terkunci rapat dengan tembok energi transparan, Zahra dengan hati-hati mengembalikan ukuran asli tubuhnya dan mulai memanipulasi wujud zirahnya agar bisa dia pakai meretas kunci keamanan, namun segera setelah Zahra kembali kewujud penuhnya dia sudah dikepung oleh para sipir, "lihat ini, mantan mustikaputra, sidhirani Zahra,"ucap salah satu penjaga yang bersama rekan-rekannya menodongkan senjata pada Zahra, "mungkin aku bisa melawan balik sambil melakukan formulasi peretasan,"pikir Zahra sambil membuka fitur persenjataan di zirahnya dan mulai melawan balik mereka, seketika dentuman kuat menggetarkan ruang-ruang tahanan dipenjara itu disertai dengan aktifnya sistem anti kebakaran disana lalu tanpa pikir panjang Zahra segera membentuk pedang cahaya ditangannya sambil menyerang musuh, lalu meledakkan bom uap disana dengan memanfaatkan semburan air yang dia sembur memakai api, begitu uap terbentuk Zahra segera menyegat mereka memakai listrik yang sangat kuat kemudian Zahra terbang melewati para sipir begitu saja sambil mengarah ke bawah menuju ruang tahanan dimana disana penjaga semakin bervariasi namun Zahra segera melempar beberapa belati beracun kearah musuhnya, beberapa berhasil mengenai musuh dan menjatuhkan mereka, namun sisa sipir menjadi semakin waspada dan mengaktifkan zirah penjaga mereka kemudian mengepung Zahra, untungnya sebuah ledakan keras terdengar jauh dari atas tempat itu, "Ihsan sudah mulai menggila, semangat anak itu sangat gila,"pikir Zahra sambil memperkecil tubuhnya dan bergerak melewati para penjaga sambil meninggalkan atmasena dibelakang untuk mengecoh para penjaga lalu Zahra terus turun menuju salah satu ruang penjara yang sangat ketat dijaga dan mulai bertarung dengan sengit melawan dua penjaga berukuran raksasa itu, "grrrh, apasih mereka ini masih saja memakai para raksasa untuk menjadi sipir,"gumam Zahra saat berusaha menghindari beberapa serangan menghujani dirinya namun tetap saja salah satu tinju para penjaga itu mengenai tubuhnya dan mementalkan dirinya sangat jauh, untungnya Zahra sempat mengaktifkan pendorong punggung agar dia bisa tetap berada disana, "adik-adikku, kenapa kalian harus dihukum untuk kesalahanku pada mereka,"pikir Zahra sambil menembakkan gas beracun kesana bertubi-tubi lalu memantiknya dengan api sehingga menimbulkan kebakaran yang luar biasa dibawah tanah dan menguapkan air diatasnya semakin cepat dan menimbulkan tekanan udara yang sangat tinggi, "sialan, mereka raksasa yang dilatih secara intensif untuk menggunakan ketujuh titik cakranya, aku tidak boleh main-main dengan mereka,"pikir Zahra sambil membentuk beberapa bola cahaya disana dan mulai mengakses lokanetranya, seketika itu juga bola-bola cahaya tadi bersinar dengan sangat terang lalu salah satunya diarahkan kepada kedua raksasa itu sampai mereka hancur karena radiasi lalu Zahra dengan cepat menuju adik-adiknya dan berusaha membebaskan mereka hanya untuk menyadari mereka hanyalah bom hidup yang meledak didalam ruang tahanan begitu saja, "huh!?, kenapa adik-adikku meledak begitu saja, apa mereka asli, kenapa mereka meledak, ah ini tidak nyata kan,"gumam Zahra sambil meneteskan air matanya, "lihatlah kebodohan yang engkau lakukan itu sidhirani, kini hanya kita berdua yang ada di keluarga ini,"ucap seorang wanita dibelakangnya, "kau tak perlu sampai sekejam itu sampai menangkap mereka kak,"rintih Zahra yang mulai tersungkur ditanah, "apa yang kau ketahui tentang pemberontakan Zahra, aku juga tak berharap mereka dieksekusi, tapi kau harus menerima fakta bahwa jika bukan dieksekusi pemerintah, kau atau aku yang akan mengeksekusi mereka,"sahut wanita tadi yang merupakan kakak Zahra, "tapi kak,"rintih Zahra yang mulai berdiri memegang kembali senjatanya, "kau yang beruntung memiliki sumber daya yang bagus dan bisa dipilih menjadi mustikaputra hanya berkhianat saja sementara diriku harus berlatih bersama para budak hanya untuk bisa mendapatkan akses kemewahan yang sama sepertimu, keluarga kita membangun sebuah kekayaan sebanyak itu agar salah satu anaknya bisa menjadi bagian dari mustikaputra dan engkau menyia-nyiakannya Zahra!!!?, aku mengutukmu, kau bukan lagi adikku Zahra, matilah disini wanita sombong,"ucap kakak Zahra sambil menendang keras dada Zahra lalu mengikuti arah terbang Zahra dan membombardir Zahra dengan serangan-serangan kuat, saat itu Zahra yang tidak berdaya hanya mau menangkis serangan kakaknya, "maaf kak Sofia, aku tak bermaksud begini,"pikir Zahra sembari menangkis salah satu pukulan kakaknya itu, namun Sofia segera menendang Zahra dengan kuat, keduanya beradu serangan cahaya ditengah kemelut para penjaga yang mulai merangsek keatas untuk memblokir serangan Ihsan yang semakin membabibuta, saat itu Zahra terus menghindari pukulan dan tendangan Sofia yang sangat kuat meski beberapa kali tetap kena juga, "hh latihanku tak seperti kakak selama ini, dia memiliki latihan keras para grahasena yang tangguh sedangkan diriku adalah pasukan mustikaputra yang penuh dengan trik,"pikir Zahra sambil melepaskan beberapa bom cahaya yang ditangkis dengan mudah oleh Sofia memakai perisai cahayanya sendiri, Zahra segera mengeluarkan cambuknya dan mulai mengayunkannya dengan kuat kearah Sofia, namun sia-sia saja, kakaknya itu masih terlalu kuat dan menembaki Zahra dengan puluhan misil cahaya, "apapun yang kau lakukan, adalah hal yang kulihat setiap hari Zahra, memangnya kau pikir siapa yang melatihmu,"teriak Sofia sambil membombardir Zahra dengan serangan sambil meneteskan air matanya, "maafkan aku adikku, negara ini tak boleh runtuh,"pikir Sofia yang mulai maju perlahan dan mulai menggenggam leher Zahra dan menghantamkan Zahra ketanah lalu melemparkannya ke salah satu ruang tahanan sekaligus membuat Zahra terkena dampak mengerikan dari menyentuh barir penjara sampai memuntahkan darah, sebelum Zahra terjatuh dia berhasil meraih pintu penjara dan mengimplan kunci peretas disana, "kak Sofia, kamu memang sangat kuat, bahkan dengan zirahku yang lebih canggih darimu kau masih bisa mengalahkanku, tapi aku sama sekali tidak berencana menang melawanmu, tujuanku hanya mencari bala bantuan disini,"ucap Zahra yang mulutnya sudah dipenuhi darah, tapi akhirnya Zahra kembali menyerang dengan segenap tenaganya, "masih maju juga adikku yang bodoh ini,"pikir Sofia sembari menangkis serangan Zahra dan menendangnya dengan keras ketanah lalu memberikan tinju didagu Zahra sampai Zahra hampir kehilangan kesadaran kemudian menarik tangan Zahra dan membanting adiknya itu ketanah lalu mengarahkan pedangnya ke adiknya itu dan menusuknya perlahan, untungnya ruang tahanan yang dia pasang kunci tadi segera terbuka dan tahanan disana segera meninju Sofia, "tak kusangka dirimu akan mengunakan para tahanan untuk membantu menyerangku, kau tau aku bisa mengatasi mereka dan dirimu juga kan Zahra!!,"teriak Sofia, "pergilah mbak Zahra, selamatkan yang lain, kami akan menahan nona Sofia disini,"ucap salah satu tahanan yang kabur tadi, "baiklah, terimakasih untuk bantuannya,"ucap Zahra yang meregenerasi lukanya perlahan lalu segera melompat meninggalkan pertarungan dengan kakaknya sambil menyebar kunci peretasnya yang membuat semakin banyak tahanan yang kabur dan membuat kekacauan disana-sini, "sialan kau Zahra!!!, "teriak Sofia setelah menghajar para tahanan tadi sampai sekarat dan menerkam Zahra sampai menghantam atap penjara hingga jebol hanya untuk melihat Ihsan yang sudah menunggu daritadi, "hah!?, kenapa para sipir lainnya sudah tumbang, bahkan kepala sipir,"pikir Sofia, "heh masih ada satu ya,"ucap Ihsan yang tiba-tiba ada disebelah Sofia dan memotong tangannya yang mencekik Zahra daritadi lalu mengarahkan trisulanya, "jangan Ihsan!!, dia kakakku, maafkan dia, ini hanya pertengkaran keluarga saja,"teriak Zahra, "owh, maaf kalau mengganggu, kalian bisa meneruskan perkelahian kalian nanti, sekarang selesaikan urusanmu membebaskan para tahanan,"ucap Ihsan sambil membanting Sofia kedasar lantai penjara dan membuatnya memuntahkan banyak darah dan sekarat seketika, "baiklah,"ucap Zahra sambil kembali ke lubang penjara dan membebaskan para tahanan dengan cepat, begitu selesai Ihsan segera menembakkan yagya bholenath yang bersinar terang diangkasa dan dilihat oleh Steve, "itu sinyalnya, ayo mundur,"teriak Steve sambil bergerak mundur mengarahkan pasukan pemberontak kebelakang, "eh bajingan, kenapa mereka mundur begitu saja, apa-apaan ini,"teriak Yasha diatas gunungan mayat, "sssshhh, aku sudah menempelkan pelacak kepada mereka, kita akan membuntuti mereka Yasha, diamlah dulu, kita hanya akan rugi jika bertempur disini,"bisik Rizal yang tangannya dipenuhi darah, "kau sudah menempelkan pelacakmu, jadi kau sudah tau mereka akan kabur,"tanya Yasha, "tentu saja aneh, mana mungkin ada serangan dari perang sipil yang maju terus, mereka pasti akan mundur sebentar dan bergerilya dari markas mereka, apalagi pimpinan mereka seorang atimaharathi,"ucap Rizal, "bagus Rizal, tindakanmu itu membuat kita tak perlu menghancurkan lingkungan istana,"ucap Salman sambil mengangkat jemarinya dan membangun kembali wilayah istana dalam sekejap. Sementara itu dilantai penjara Sofia akhirnya membuka matanya dan menyaksikan matahari menyinari wajahnya, "hhh anak itu kenapa sih ikut campur urusan negara lain, dia iblis yang mengerikan, apalah yang dia pikirkan sehingga membantu pemberontakan dinegara lain, apakah dia ingin melanggengkan kekuasaannya disini, atau dia ingin menghancurkan semua persaingannya di dunia dagang, apapun itu dia adalah anak paling licik yang pernah kutemui, urusanku sekarang hanya dengan Zahra, aku harus memburunya, dialah targetku selanjutnya,"gumam Sofia sambil berdiri dari tempatnya pingsan setelah dibanting Ihsan dengan kuat saat pemberontakan dimalam sebelumnya.

Lihat selengkapnya