Bhairava

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #37

New Spirit

Waktu menunjukkan pukul 00.00 dan Steve bersama dengan Ihsan dan Yusuf mendarat di kapal induk para pemberontak, "eh kalian sudah sampai, bagaimana caranya?, aku baru saja mau mengirim koordinat kami,"ucap Zahra yang masih membuat koordinat, "kompasku selalu mengarah ke hal yang paling kuinginkan,"ucap Steve sambil memperlihatkan kompasnya yang jarumnya mengarah pada Zahra, "eh, bisa begitu ya, kalian istirahat dulu ya,"ucap Zahra sambil berdiri untuk menyiapkan makanan, "aku akan beristirahat saat semuanya sudah tenang, ayo Yusuf, Ihsan, kita berlatih,"kata Steve yang mulai melangkahkan kakinya ke dek diikuti oleh Yusuf yang wajahnya dipenuhi tekad dan Ihsan yang masih sedih karena merasa bertanggungjawab atas pemberontakan yang terjadi, "mereka berusaha sekeras itu untuk masalah yang dihadapi orang lain, aku juga harus berjuang dengan caraku,"pikir Zahra sambil menyiapkan makanan.

Sementara itu di dek kapal induk, Ihsan, Yusuf dan Steve memulai latihan mereka, "dua orang itu, adalah brahmarsi bagaimana cara kita melawan yogi sekuat itu,"tanya Yusuf, "itulah masalahnya Yusuf, mereka nampaknya juga sama sekali belum serius, bagaimana menurutmu cara mengalahkan mereka Ihsan,"tanya Steve, "di kondisi yang tidak tenang seperti ini kurasa tantra akan berkembang jauh lebih baik, kita sudah punya kemampuan untuk mengendalikan sedikit tenaga yogi untuk merasakan mereka, kita perlu lebih melatih kontrol kita terhadap tantra yang jauh lebih cepat berkembang,"ucap Ihsan sambil mulai mengaktifkan tenaga tantranya, "sudah kuduga kau akan jauh lebih paham tentang bagaimana cara bertambah kuat Ihsan, selalu mengambil resiko adalah cara terbaik,"ucap Steve yang juga mengaktifkan tantranya, "baiklah kalau begitu, eh mas Steve, boleh aku minta data pengembangan zirah Ganapati,"pinta Yusuf, "baiklah, kau mau membuat zirah biomekanik juga ya,"tanya Steve, "tidak mas, aku tidak suka mekanisme evolusi dari zirah biomekanik, itu menghalangi diriku untuk melakukan pengembangan secara manual karena akan terlalu banyak pergantian selama evolusi, aku cuma mau fitur pembelahan partikelnya, zirah viranci model 50 akan bermodel ke sinkronisasi energi dengan pengguna yang lebih baik, apa salahnya kalau kujadikan model nanopartikel yang berbasis sel,"ucap Yusuf, "baiklah Yusuf, hati-hati kalau menyusunnya ya,"ucap Steve sambil mentransfer data zirah biomekanik miliknya, "terimakasih mas Steve, sekarang ayo kita berlatih,"ucap Yusuf sambil mengamankan gawainya dan mengaktifkan tenaga tantranya, tak berapa lama kemudian mereka memulai latihan mereka diatas dek yang mulai menggetarkan kapal induk saking dahsyatnya energi yang mereka keluarkan yang membuat seisi armada melihat mereka, "tidak begini harusnya Ihsan, Yusuf, kontrol energi kita masih sangat buruk, kalian berdua melihat cara dua brahmarsi itu bertempur kan, tenaga mereka hanya menghancurkan yang mereka inginkan untuk hancur dan tidak ada kerusakan berlebih,"ucap Steve sambil menghempaskan Ihsan dan Yusuf, "kau benar mas, kontrol kita masih sangat buruk dan tenaga yang kita gunakan jadi tidak efektif,"ucap Yusuf yang mulai memusatkan tenaga tantranya di tinjunya, meski saat dia menyerang Steve masih saja terjadi dentuman yang besar, "heheh, masih kurang,"gumam Yusuf, "hmm kukira kita perlu menekan energi kita agar tidak terlalu besar, lalu meningkatkan jumlah energi kita perlahan seiring dengan kontrol,"ucap Ihsan sambil melemparkan pisau anginnya kearah Steve yang Steve tahan dengan mudah, "kalau begitu, serangannya akan sangat payah Ihsan,"ucap Steve, "tapi hal itu juga yang kita perlukan saat ini, meningkatkan kontrol terhadap tenaga kita,"ucap Ihsan sambil memutar angin dengan jemarinya dan menembakkan angin tadi dengan sangat kuat kearah Steve yang berhasil mementahkan serangan Ihsan meski telapak tangannya sedikit terluka, "itu dia, kau jenius Ihsan, kita bisa memutar energi kita agar alirannya tidak kemana-mana,"ucap Steve, "eh??, emangnya bisa begitu mas, menarik sekali,"ucap Ihsan, "kau tidak menyadari tindakanmu kah Ihsan,"tanya Yusuf, "entahlah Suf, aku cuma mengikuti insting bertarungku,"ucap Ihsan, "itu bisa digunakan sebagai metode mengendalikan tenaga tantra, semua macam tenaga malahan, kalian mungkin bisa mencapai mode tantra sepertiku,"ucap Steve sambil menyalakan seluruh tubuhnya dengan tenaga tantranya, "heh, kalau dilihat lagi, perubahan tenaga tantramu sangat besar saat menggunakan mode normal dan mode tantra,"ucap Yusuf, "kenapa rasanya lebih kuat tanpa memakai tenaga yogi, apa memang tantra dan yogi tidak bisa digabungkan,"tanya Ihsan, "hmm bukan begitu Ihsan, coba rasakan ulang, tenaga yogi bekerja untuk menyelaraskan tenagamu dengan tenaga alam, memaksa terjadinya peningkatan kinerja tubuh secara total, sedangkan tantra akan bersinggungan langsung dengan jiwa yang memungkinkan seseorang mengembangkan tenaganya jauh lebih besar, jujur saja aku belum terlalu bisa menahan dan mengendalikan tenaga yogi dengan baik makanya energi yang seharusnya meningkat malah terlihat jadi lebih sedikit padahal kenyataannya itu karena kualitas yogiku yang buruk sehingga bagian barir yoginya tak terbentuk dan malah jadi jelek, jadi aku lebih fokus ke netra dan tantra, kalau kalian mau kalian boleh melakukannya, nampaknya kalian lebih mampu dariku untuk menggunakan yogi, lagipula mungkin itu karena dirimu lebih fokus kearah musuh yang memiliki kekuatan jauh lebih besar,"ucap Steve, "owh kukira kenapa,"ucap Ihsan, "eh mas selain itu, aku mau latihan ulang elemen dong, kayaknya elemen kayu bisa membantu penggunaan tenaga yogi,"ucap Yusuf, "owh iya juga, gimana Ihsan, kau mau latihan elemen kayu juga!?,"tanya Steve, "aku tidak berencana untuk melatih elemen baru dulu, lima elemen dasarku masih perlu dipoles lagi,"ucap Ihsan yang mulai mengeluarkan apinya dan memberinya putaran sehingga api tadi memanas dengan sangat cepat lalu ditembakkannya api itu hingga menimbulkan ledakan keras diangkasa, "lihatlah itu, masih amburadul sekali kendalinya, "ucap Ihsan sembari merapalkan beberapa mudra, "kau mau apa dengan teknik itu Ihsan,"tanya Yusuf, "kau ingin pasukan yang kuat ya makanya ingin memakai bhutaraj,"tanya Steve, "tidak juga, aku mau melatih teknik ini untuk mengumpulkan tenaga yogi,"ucap Ihsan sambil membentuk beberapa makhluk aneh disekitar dirinya, "jadi, kenapa kita berhenti, ayo lanjut,"ucap Ihsan sembari menyerang Steve dan Yusuf dan segera latih tanding mereka kembali berlangsung.

Beberapa waktu kemudian dipagi hari, Zahra terlihat menemui para pengrajin logam langka, "kau sudah selesai menyusun adityataka bu Zuri,"tanya Zahra, "belum nona, nampaknya kondisi kita yang harus terus terbang membuatku tidak nyaman,"ucap Zuri, "lalu siapa yang sudah selesai melakukan ini, aku sedang membutuhkannya,"tanya Zahra sedikit sedih, "kau boleh mendapatkan naksatranitaka dariku mbak Zahra, tapi ada syaratnya,"ucap Zamani yang tiba-tiba saja datang, "ei Zamani, aku duluan yang selesai, kenapa kau dulu yang sampai kesini, kalau mau pritvitaka kau bisa mendapatkannya dariku nona Zahra,"ucap Homa yang juga datang disana, mata Zamani dan Homa nampak tidak bisa berpaling dari Zahra yang tiba disana, "kalian mau permata cintamani dariku kah, aku bisa memberikannya tapi harganya cukup mahal,"ucap Zahra sambil tersenyum tipis, "nona Zahra, aku akan selesaikan logamku segera, kau tolong jangan tanggapi mereka atau mereka akan meminta yang aneh-aneh,"ucap Zuri, "hei apa yang kau bisikkan itu ibu tua, tenang saja nona Zahra, kau bisa mendapatkan logam ini dari kami kapanpun dengan berbagi kehangatan dengan kami, semalam saja,"ucap Homa, "kau boleh bergantian kok, lagipula dengan teknik tertentu keperawananmu bisa kembali kan,"ucap Zamani, "kau dengar itu nona, mereka sedikit kurang ajar emang,"ucap Zuri, "jadi itu yang kalian inginkan dariku ya, sempat-sempatnya kalian mengatakan itu,"ucap Zahra dengan marah, "kalian berdua berharap nona Zahra akan mengiyakan kemauan kita hah, kita mungkin perlu sedikit memaksa untuk mendapatkan keinginan kita,"ucap Doma yang baru saja datang dengan merapal mudra, "ah kau benar, gadis dari keluarga kaya ini mungkin lupa kalau tugasnya disini adalah melayani kita, ayolah nona Zahra, percuma saja kecantikanmu itu kalau tidak dicoba dulu, lagian kau harus berlatih agar nanti setelah menikah suamimu bisa cepat puas,"ucap Zamani sambil memegangi kancing celananya namun segera setelah itu tubuhnya terpisah dari kakinya, "kau ingin mencopot celanamu kan pak, aku hanya membantumu, jadi kalian sebenarnya sudah selesai ya, aku akan melapor,"ucap Zahra dengan geram, "halo, Steve, beberapa logam langkanya sudah jadi, silahkan bertransaksi,"ucap Zahra pada gawainya bersamaan dengan teriakan keras Zamani, "kalian jangan lancang pada kami, poin kerjasama kita hanya sebagai penjual dan pembeli, tolong jangan jatuhkan harga diri kalian sendiri yang memaksaku untuk kembali melihat bangsa kalian sebagai budak,"ucap Zahra yang tanpa disadari Steve, Ihsan dan Yusuf sudah ada disana, "kamu harusnya tak memotong tubuhnya menjadi dua begitu, itu bukan pakaian perang yang akan beregenerasi, dia akan telanjang setelah ini,"ucap Steve, "heeeh, kau bisa membelah musuh tanpa gerakan seperti itu mbak Zahra, apa dirimu bisa mengajari cara mengontrol energi dengan baik sepertimu,"tanya Ihsan sambil membawakan sarung untuk pak Zamani, " tapi aku tidaklah sekuat kalian, tidakkah ini terasa aneh,"ucap Zahra, "santai saja mbak, aku juga sering diajari Shafa sesuatu hehehe, lagian setiap orang punya bidang ilmu masing-masing dan selalu bisa saling bertukar ilmu, tolong ajari kami kontrol eenergimu sidhirani,"pinta Ihsan sambil berlutut, "eh!?, jangan begitu lah, gelarmu lebih tinggi dariku, tak perlu sampai belutut begitu Ihsan,"ucap Zahra, "lalu apa salahnya kalau diriku ingin belajar darimu guru,"ucap Ihsan, "Ihsan benar, aku mungkin selama ini terlalu arogan untuk belajar darimu Zahra, tapi kontrol energimu memang luar biasa, tolong ajari aku juga,"ucap Steve, "hmm aku suka ini, ajari kami ya kak Zahra, oiya berapa harga logam langkanya pak, nyawa kah!?,"tanya Yusuf sambil mengeluarkan pedangnya, "kami akan berikan logamnya sekarang, kalian bisa bayar nanti,"ucap Zamani, "hmm baiklah, kita akan pakai harga pasaran yang biasa,"ucap Ihsan sambil tertawa, "baiklah Zahra, tolong bimbingannya guru,"ucap Steve sambil menuntun tangan Zahra keluar untuk berlatih kontrol energi bersama.

Lihat selengkapnya