Bhairava

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #38

Svananda

Latihan Steve, Ihsan dan Yusuf menjadi semakin intens diikuti dengan fakta bahwa mereka masih harus terus berpindah-pindah karena serangan demi serangan yang mulai dilakukan oleh musuh yang mengacaukan proses penghimpunan pasukan, "sudah berapa kali kita dikejar-kejar oleh pasukan kerajaan ini,"ucap Ihsan yang tangannya masih berlumuran darah, "heiish kau tau kalau kita grup pemberontak kan Ihsan, tentu saja akan banyak serangan,"ucap Steve, "kau lupa, kau sendiri yang menyerang istana Alhambra saat datang kesini, mungkin itulah yang membuat musuh menjadi lebih waspada dengan keberadaan kita,"ucap Yusuf dengan kesal, "eeee begitu ya, maaf deh,"pinta Ihsan sambil membersihkan tangannya, "kalau kalian sudah selesai ayo kita berlatih lagi,"teriak Zahra, "oke buu,"kata Steve, Ihsan dan Yusuf bersamaan, "eee mas, kau gak bilang mbak Zahra galak begitu,"ucap Yusuf, "hehe wajar gak sih kalau galak,"ucap Ihsan, "matamu wajar, kayaknya kalau bukan karena dirimu beberapa kali tak sengaja menghancurkan planet tempat kita berpijak mungkin mbak Zahra gaakan galak, kau ini ada masalah apa sih dengan kekuatanmu,"gertak Yusuf, "hmm, iya sih, tapikan kita perbaiki lagi setelah itu,"ucap Ihsan, "hhh mas Steve yang sering memperbaiki, kau jarang melakukannya Ihsan,"ucap Yusuf dengan geram, "heh, udah-udah, kok malah bertengkar sih, kita emang berlatih untuk mengontrol energi kita saat ini, kalau ada salah ya wajar saja, namanya belajar, yang penting kita terus berproses,"ucap Steve sambil menarik kedua adiknya itu untuk melanjutkan latihan yang mereka lakukan sampai siang hari sebelum akhirnya mereka beristirahat sejenak.

Disiang hari para pasukan mulai mengurus persiapan untuk serangan selanjutnya, "heh Yusuf, gimana ini zirah barumu, kenapa tidak kau tingkatkan dengan logam langka,"tanya Iqbal yang sibuk mengurus pemetaan dan logistik pertempuran, "itu model dasar mas, kalau mau ditingkatkan sendiri silahkan sih, secara pribadi diriku jauh lebih nyaman untuk menyusun zirah dengan bahan yang umum digunakan di kehidupan sehari-hari, ya sekalian biar gak repot nyari bahan dan mempermudah manufaktur,"ucap Yusuf, "owh begitu, apa kau tidak mempercayai para pandai besi itu setelah kejadian pelecehan pada Zahra tiga hari lalu itu,"tanya Iqbal, "bukan, aku tidak masalah dengan itu, toh mbak Zahra punya kekuatan yang cukup untuk menghajar mereka, lagian wajar juga wanita secantik itu banyak digoda, ini lebih kearah membentuk teknologi yang jauh lebih mudah diakses dan direplikasi, percuma saja ada teknologi mutakhir kalau hanya sebagian kecil orang yang bisa mengakses dan hanya bisa diproduksi dalam skala kecil bukan skala industri besar yang bisa bersaing, inipun sudah sulit untuk diproduksi ulang oleh para warga meski sudah kubeberkan cetak birunya,"jawab Yusuf sedikit kecewa, "jangan kecewa dulu, mungkin memang belum waktunya bagi orang-orang untuk bisa memakai teknologi darimu, mau gimanapun teknologi tiga lapis milikmu sangat sulit dipahami, orang-orang cuma mau yang praktis saja toh,"ucap Iqbal, "begitulah mas, untungnya dirimu sedikit bisa paham, intinya memang ada di lingga-yoni sebagai penghasil utama energinya, sekarang Ihsan sudah kembangkan ke generasi ke 313, lalu mentranslasi menjadi partikel memakai bola hiranyagarbha yang sekarang sudah kutingkatkan ke generasi ke 108 yang nanti akan menjadi inti dari zirah viranci yang model terbarunya itu model ke 50 yang sekarang sedang kukerjakan,"ucap Yusuf sembari memasukkan sebuah inti generator energi lingga-yoni kedalam sebuah bagan seperti telur raksasa bernama hiranyagarbha yang segera menangkap seluruh energi dari lingga-yoni hingga menyala dan mulai menyusut sampai seukuran butiran pasir yang kemudian dipasang oleh Yusuf ke sebuah zirah yang akhirnya mengecil serta membanyak dan mulai melapisi tubuh Yusuf dengan semua rangkaian robot nano tadi, segera setelah iti Yusuf menstabilkan wujudnya, "akhirnya muncul juga versi yang terbaru, desain yang sangat rapi tanpa inti yang terlihat, aku kagum Yusuf, itu sangat elegan, sangat berbeda dengan model zirah pertamamu dulu saat kelulusan atau bahkan pada saat kompetisi devasena,s saat itu intinya benar-benar terlihat jelas dan bisa dieksploitasi, kini seperti tak ada celah sedikitpun di zirahmu, kau memang jenius Yusuf,"ucap Iqbal, "ini model 50, model terbaru zirah viranci, model kelabang, kau mau menggunakannya mas!?,"tanya Yusuf, "kurasa aku bahkan masih belum selesai mengeksplorasi model 49 yang kupakai sekarang, simpan saja model itu sendiri, aku sudah nyaman dengan model ini, cocok dengan gaya bertarung eksplosif milikku,"ucap Iqbal, "hhh baiklah kalau dirimu belum mau, jangan menyesal ya,"ucap Yusuf sambil berjalan bersama Iqbal keluar dari ruang manufaktur menuju dek kapal induk, namun baru saja mereka keluar mereka menyaksikan Ihsan terjatuh dari langit penuh dengan darah dengan tulang-tulangnya yang terlihat dan kakinya patah, "hah, kurasa masih kurang,"gumam Ihsan sambil menyembuhkan dirinya sambil berdiri, "cukup Steve, tidakkah dirimu berpikir ini berlebihan,"teriak Zahra yang terdengar di dek kapal meski dia tidak terlihat, lalu saat itu Steve dan Zahra turun ke dek kapal, "apa kau sudah merasa puas dengan kekuatanmu sekarang Ihsan,"bentak Steve sambil mengarahkan sabitnya ke Ihsan yang baru berdiri, "belum mas, aku belum cukup kuat,"teriak Ihsan sambil merapal mudranya yang membuat seluruh kapal induk merasakan tekanan energinya bersamaan dengan nyala merah dimatanya, "bagus, itu baru semangat,"ucap Steve sambil menyalakan mata jingganya dan berjalan dengan sabitnya kearah Ihsan yang memanggil trisulanya dan berniat mengadu serangan, "hoi, terbawa perasaan lagi kah kalian berdua, bisa hancur seluruh aliansi ini kalau kalian sampai membenturkan kedua senjata mengerikan kalian itu,"teriak Iqbal sedikit kesal, "cih, padahal kau sudah hampir kukalahkan mas Steve, tapi sudah disini aja, gak seru ah,"ucap Ihsan yang segera mendapatkan pukulan dari Steve yang menjatuhkan Ihsan, "hfff kau pikir kau bisa mengalahkanku, dengan itu skor kita 8-0,"ucap Steve, "arrrggghhh aku lengah lagi,"teriak Ihsan yang masih berbaring di dek kapal sedikit kesakitan, "latihan kalian menakutkan ih, apaan lah,"keluh Zahra, "maaf Zahra, kontrol energi kami masih buruk sehingga serangannya kemana-mana, kami sedang berusaha menyempurnakannya,"ucap Steve, "baguslah kalau sadar, itu bisa membuat pasukan kita sendiri mati loh, hh lagian jangan terlalu sadis begitu pada adikmu sendiri,"ucap Zahra, "maaf Zahra, pasukan pemberontak kita harus menang, dan kita tidak bisa bersantai begitu saja,"ucap Steve, "eh, ngomong-ngomong kenapa pasukan ini belum punya nama, kurang enak e rasanya kalau disebut pasukan pemberontak terus,"ucap Ihsan, "buat apa Ihsan, ini bukan pasukan yang akan terus beroperasi, setelah pemberontakan ini selesai, tak akan ada lagi pasukan ini, entah itu karena kita menang atau hancur lebur,"ucap Iqbal, "sudah siap mati nampaknya dirimu kawan, karena itu mungkin kita bisa menamai kelompok kita, svananda, gimana!?,"ucap Steve, "cih, kalau dirimu yang menginginkannya aku setuju saja Steve, jadi gimana, apa kita perlu membuat bendera baru,"ucap Iqbal, "itu tidak perlu, biarkan saja simbol gambar kepala gajah itu, kita perlu menghemat pendanaan kita untuk fokus ke hal yang lebih penting daripada mengganti simbol, itu sudah menjadi simbol kita selama ini, menggantinya hanya akan membuat banyak kebingungan,"ucap Zahra,"baiklah Zahra, eh Ihsan ada apa!?, kenapa dirimu senyum-senyum sendiri saat melihat gawaimu,"tanya Steve, "aku tak menyangka, Jonggring Saloka sudah cukup mandiri sekarang, mereka baru saja dipromosikan menjadi kota dan sedang gencar meningkatkan luas wilayah dengan membuat objek angkasa baru sambil meningkatkan pendapatan perorangan penduduk secara bertahap, sekarang aku tidak perlu mengkhawatirkan mereka lagi, apalagi mulai sekarang mungkin akan ada pompa perdagangan yang jauh lebih cepat dari sana ke seluruh penjuru Dunia, termasuk wilayah ini,"ucap Ihsan, "kalau itu benar terjadi, dirimu seharusnya akan meningkat penghasilannya berkali-kali, itu berarti akan ada jauh lebih banyak rekrutan baru saat kita mendarat, bersiaplah, kita akan melakukan rekrutmen besar-besaran,"ucap Steve diikuti anggukan orang-orang disana saat mereka menuju planet terdekat untuk mengoleksi pasukan untuk grup mereka yang mereka namai svananda.

Lihat selengkapnya