Bhairava

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #42

Vinayaka Mahima

"Eh, kenapa devaraja tersenyum, kenapa pula dia terlihat sedih dengan senyuman itu, apa hal yang membuatnya seperti itu, apa hal yang membuat seorang Ishvara yang perkasa terharu seperti itu,"pikir Zahra saat membidik sang devaraja kemudian sebuah laser terlepas dari jemarinya dan mengenai sang devaraja meski tak ada efek luka berarti karena lasernya, "maaf Steve, aku sudah memberitahu keberadaan kita,"ucap Zahra saat melihat Salman menatap tajam kearah mereka berdua, "matanya itu sama dengan matamu, kalian berasal dari garis keluarga yang sama, lokanetra itu memiliki kemampuan optik yang bisa mengetahui segala hal dalam radius tak masuk akal, dia sudah tau keberadaan kita, dia mungkin hanya memberi kesempatan pada kita untuk kabur,"ucap Steve sambil menyiapkan pasir untuk menyerang Salman sambil kembali memperbesar dirinya ke ukuran semula dan melesat menuju devaraja lalu beradu pukulan kembali dengan sang devaraja dan menggetarkan medan tempur sekali lagi, "kenapa dirimu terus melawan Steve?, kau tidak punya kesempatan untuk mengalahkanku disini,"ucap Salman, "aku tau betul itu devaraja, aku tau betul itu, tapi kemenanganku bukan mengelahkanmu tapi membebaskan warga dari keluargamu yang kejam, aku tau aku takkan mengalahkanmu kali ini tapi kemenanganku bukan itu,"ucap Steve sambil menendang Salman dengan keras, Salman yang terkejut tidak sempat mengelak dan membiarkan tendangan Steve mengenainya sampai dirinya terpental jauh, tak menunggu waktu lama Steve kembali membesar sambil menggunakan teknik perubahan untuk menggunakan banyak tangan dan membombardir Salman dengan pukulan hingga dataran tempat mereka berpijak hancur lebur dan membuat Salman yang bersimbah darah melayang kebawah meski akhirnya ditarik kembali oleh gaya gravitasi ke dataran pertempuran, "sidhimantra yang menjadi rahasia para mustikaputra sudah kau pelajari, mungkinkah Zahra sudah mengajarkan ini bukan hanya padamu tapi pada seluruh pasukan kalian, kau memang luar biasa sidhirani, bukan hanya anima yang bisa mengecilkan diri, kini aku juga melihat mahima yang bisa memperbesar diri, aku takkan terkejut jika kalian memakai seluruh kedelapan teknik sidhimantra, tapi sayangnya kalian tidak akan mengalahkanku dalam teknik ini,"gumam Salman sambil memperbesar dirinya dan menghantam daratan pertempuran dengan kuat yang membuatnya hancur sekaligus mendorong Steve dan menggenggamnya dengan satu tangannya, "lihatlah apa yang kalian lakukan untuk meniru serpihan kecil kekuatanku,"kata Salman sambil membanting Steve seperti membanting kerikil ketanah, lalu Salman mengecil sampai tak terlihat dan menggunakan atmasena untuk mengerubungi Steve seperti semut mengerubung roti dijalan dan mulai menyerang Steve yang saat itu membungkus dirinya dengan pasir sambil mengecilkan diri dan melesat pergi hanya untuk ditangkap oleh salah satu atmasena Salman dan dikunci ditanah dimana Steve melihat beribu-ribu Salman di angkasa yang bersiap menembakkan laser cahaya kearah Steve, mengetahui hal itu Steve mengecilkan diri dan membesar lagi dengan cepat untuk membebaskan diri lalu menendang bayangan tadi sampai hancur menjadi pasir, namun pasir tadi menggumpal kembali menjadi wujud Salman yang utuh dan juga mengarahkan lasernya kearah Steve bersamaan dengan hujan cahaya dari atas yang harus dihindari Steve dengan sangat cepat, sayangnya dia tetap menerima ratusan laser itu ke tubuhnya dan membuat luka dalam ke tubuh Steve yang harus beregenerasi secara konsisten saat Salman mendekati dan akhirnya mendorong Steve hingga menghantam bangunan lalu menancapkan tangan Steve ketanah dengan tombak emas, untungnya Steve bisa menghancurkan tombak itu dan tanah dibawahnya untuk lari kebawah yang disusul oleh Salman yang dengan mudah menembus dataran seperti keluar dan masuk dari air untuk mengejar Steve yang berselancar diatas pasirnya yang saat itu dihujani peluru oleh Salman, untungnya Steve mampu bermanuver dengan cepat untuk menghindari beberapa serangan Salman, "kecil, besar, kecil, besar kontrolku terhadap anima dan mahima harus sempurna, bahkan meski dia tak ingin membunuhku dengan kekuatannya saat ini aku bisa saja terluka fatal karena bombardirnya,"pikir Steve sambil berubah menjadi bermacam binatang, mulai dari kucing, anjing, sapi, gajah dan lain-lain hanya untuk menghindari bombardir Salman yang baginya masih terlalu kuat.

Sementara itu Yusuf yang sedang beradu kekuatan dengan Rizal mengalami sedikit kesulitan dan harus terkena beberapa tusukan dari Rizal, "cih, orang ini tak ada habisnya, aku baru tau kalau ada orang yang mau menggunakan tubuhnya sendiri sebagai perantara zirahnya,"pikir Yusuf saat melihat Rizal berjalan kearahnya, "ada apa anak kecil, kau heran dengan diriku, sama aku juga heran,"tanya Rizal, "hh memangnya ada manusia yang mau menjadikan tubuhnya sendiri sebagai robot, kau terlalu berlebihan dan berpikir bahwa ciptaan Tuhan kurang sempurna sampai dirimu menggantinya, zirah hanya perlengkapan, kau tak perlu menjadi zirah itu juga,"kata Yusuf saat melihat Rizal yang tubuhnya sudah dimodifikasi menjadi mesin tempur, "hahahaha, kau tidak tau apa-apa nak, dulu aku dan devaraja Salman adalah sahabat yang terlibat persaingan untuk menuju puncak, tapi saat dia meraih semuanya aku tak kunjung mendapatkan apapun, saat dirinya mendapatkan lokanetra, mataku masihlah mata manusia, saat dia mulai menguasai elemen campuran, aku harus berkutat hanya dengan lima elemen dasar, saat dia menguasai teknik sidhimantra, aku hanya bisa menonton dan membuat mainan kecil, aku pada akhirnya hanyalah mainan bagi keluarga kerajaan, jadi kenapa tidak sekalian kuubah diriku menjadi mainan, hanya aku yang boleh memainkan ragaku sendiri, bukan kalian para bedebah yang ingin menjadikanku boneka, kalian para anak kecil yang beruntung terlahir dengan talenta, kalian anak-anak yang dianugerahi bakat akan selalu suka menginjak-injak kami para orang biasa,"teriak Rizal penuh dengan amarah, "bakat?, matamu kui bakat, kita semua para pejuang yang mengukir sendiri bakat kita, kau dan aku sama saja, memangnya kau tau seseorang bernama Basri dari Ngalam, kurasa tidak, ya itu ayahku, aku juga tak punya bakat sepertimu, tapi aku seorang mekanik yang menyukai karyaku, kalau kita tak terlahir berbakat itu bukanlah masalah, tinggal bagaimana caranya kita menikmati perjalanan menuju kemuliaan yang sedikit lebih menantang,"ucap Yusuf dengan bersemangat sambil kembali mengubah bentuk zirahnya untuk kembali menyerang Rizal yang saat itu terkejut dengan pernyataan Yusuf sehingga tinju Yusuf mengenai muka Rizal dengan telak sampai Rizal terbanting sangat jauh, meski begitu Rizal kembali menguasai tubuhnya dan mengeluarkan beberapa misil untuk menyerang Yusuf yang pada saat itu memblokirnya dengan kedua tangannya meski bagian zirah pelapis tangannya masih retak karena ledakan yang ditimbulkan, namun karena sadar zirahnya bisa memperbaiki diri dengan mudah, Yusuf terus menerobos kedepan dengan tendangan keras ke dada Rizal, meski begitu Rizal berhasil menangkap kaki Yusuf dan membantingnya ketanah, "kau bohong, mana mungkin seorang yang tidak berbakat bisa sekuat dirimu diusia semuda ini, kau pembohong dan tempat pembohong hanyalah neraka yang panas,"bentak Rizal, "sungguh besar perkataanmu sehingga mengaku mengetahui kemana tempatku di akhirat kelak, manusia sombong, tentu saja aku akan melawan, setidaknya agar neraka itu memuntahkanku,"ucap Yusuf yang segera menangkap kaki Rizal dan membanting musuhnya itu ketanah lalu mengambil kuda-kuda untuk kembali beradu dengan Rizal yang dengan mudah kembali berdiri dari tanah dan memasang kuda-kudanya sendiri.

Lihat selengkapnya