Bhairava

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #43

Vinayaka Laghima

Kelibat pertarungan berkecepatan tinggi terlihat di dataran bawah, membuat semua orang yang ada disana berada dalam ketakutan mendalam karena menyaksikan dua orang mekanik tangguh beradu skill, "tubuhnya yang langsung terhubung dengan teknologi miliknya membuat semua peningkatan dan kustomisasi jadi jauh lebih efektif, banyak sekali hal yang bisa kupelajari dari orang ini,"pikir Yusuf sambil terus menangkis beberapa tembakan dari Rizal dengan terus mengubah bentuk zirahnya, meski Yusuf masih terdorong kebelakang karena beberapa hantaman dari Rizal yang sangat kuat, "sial, mau berapa kali aku meningkatkan fungsi zirahku, dia bisa melakukannya dengan jauh lebih cepat, rasanya seperti bertempur melawan mas Steve dan zirah ganapatinya, untungnya yang ini tidak berevolusi,"pikir Yusuf sambil melesat kebelakang dan mulai membentuk mudra untuk melepaskan beberapa semburan api dari tangannya yang bisa diiris dengan mudah oleh Rizal memakai laser air dari jemarinya, "cih, anak ini terus saja menggunakan trik murahan untuk menyerangku, apa yang dia rencanakan sebenarnya,"pikir Rizal sambil mengaplikasikan elemen tanah ke zirahnya agar semakin keras lalu merangsek kedepan menuju Yusuf dengan kecepatan tinggi dan juga menerobos seluruh serangan Yusuf yang dilemparkan padanya, "hhh, belum bisa juga, aku perlu mencoba sidhimantra yang diajarkan padaku oleh mbak Zahra saat latihan, tapi aku tidak terlalu menguasai cara pakainya, hmm aku perlu mencobanya, kundalini mahamantraku saat ini belum cukup kuat untuk mengatasi orang ini, aku perlu trik yang cocok, kecil, besar, ringan, berat, persepsi, akselerasi, telekinesis dan telepati, ah itu dia yang kubutuhkan, teknik untuk memperingan diri, sidhimantra laghima,"pikir Yusuf sambil mulai membentuk mudra dan membuat dirinya menjadi sangat ringan seperti sehelai bulu, "ahh aku merasa bebas, ini dia yang kubutuhkan,"teriak Yusuf sambil melesat dengan cepat mengelilingi Rizal sambil menancapkan pancang-pancang tongkat mekaniknya lalu mengaktivasi sifat magnetik dari elemen baterai menggunakan media tongkatnya sehingga Rizal sedikit kesulitan bergerak meski saat itu Rizal juga merespon dengan memanaskan udara dan mengacaukan medan magnet disana lalu menembaki Yusuf yang kali ini bisa menghindari serangan Rizal di angkasa, "hmm nampaknya dia memakai sidhimantra, teknik yang menyusahkan untuk dilawan,"pikir Rizal sambil meninju daratan dan membuat banyak sekali piramida mencuat ke angkasa dan menghantam Yusuf sampai melayang-layang diangkasa, "arrrggghhh sialan, karena tubuhku jadi ringan, aku jadi terpental sangat jauh,"pikir Yusuf sambil berusaha kembali menguasai diri sendiri namun Rizal sudah berada dihadapannya dan mencengkram tubuh ringan Yusuf dan membentang ketanah lalu melemparkan beberapa automata sambil melesat kedepan untuk menyerang Yusuf, melihat hal itu Yusuf segera berguling untuk menghindari serangan Rizal dan melompat menjauh lalu menembaki Rizal dengan roket meski Rizal bisa dengan mudah menahannya, "dengan membuat tubuh dan material lebih ringan aku bisa merekonstruksi dan meningkatkan kinerja zirahku jauh lebih cepat tapi semua seranganku jadi lebih ringan juga, aku harus menggunakan opsi lain, kurasa serangan dan pertahanan berbasis energi akan cocok,"pikir Yusuf sembari merekonstruksi ulang zirahnya, namun dia kalah cepat, sebuah automata menjadi robot raksasa dan memukulnya dengan keras diikuti beberapa automata lain yang menyerang Yusuf bersamaan, menyaksikan beberapa automata berukuran besar itu Yusuf bergerak ke belakang dan membentuk lagi tongkatnya lalu mengaktifkan atmasena dalam jumlah yang tak biasa, "hahaha, memperbanyak jumlah untuk mengimbangi para automataku, sayang sekali bukan hanya dirimu yang bisa menggandakan diri,"ucap Rizal sambil menepukkan kedua tangannya yang sekaligus merubah seluruh automata menjadi dirinya sendiri, "aku sudah melampaui kalian, aku sudah lebih dari manusia, bagiku yang menguasai yogi dan teknologi, orang-orang seperti kalian bukanlah ancaman yang berarti, makan, minum, beristirahat, cinta, nafsu, apa itu, aku sudah tidak membutuhkannya, tunjukkan padaku apa yang kau miliki dengan rongsokan yang melekat di tubuhmu itu dan bandingkan dengan mahakarya sempurna sepertiku,"tantang Rizal sambil mengeluarkan beberapa senjata dari tangan-tangannya, "huh!?, rasanya seperti melawan komputer, amati, tiru, modifikasi seperti ini takkan ada habisnya, aku perlu agak kreatif,"pikir Yusuf yang membuat sayap dengan zirahnya dan bergerak mundur, sayangnya Rizal dan seluruh bayangannya juga melakukan hal yang sama dan mengejar Yusuf, "tunggu, kurasa mereka tidak terlalu bisa menggunakan sidhimantra, mungkin aku bisa mengulur waktu dengan teknik itu,"pikir Yusuf sembari membentuk mudranya dan mulai mengecil dengan menggunakan anima lalu melompati batu untuk pergi, "hmm kalau mantra aku belum bisa menirunya dengan mudah,"pikir Rizal sambil menggunakan fitur optiknya untuk menemukan Yusuf dan membidiknya dengan misil sementara Yusuf bermanuver ke dataran atas dengan melubangi tanah dan terbang ke dataran atas sementara Rizal menjebol dataran untuk mengejar Yusuf menggunakan tubuh mekaniknya lalu kembali membidik Yusuf dan menembakkan misilnya kearah Yusuf yang saat itu sangat kecil dan bermanuver kearah para jendral grahasena dimana Rizal yang mengikutinya menerobos orang-orang itu sambil membantai mereka tanpa ampun hanya untuk mengejar Yusuf, "menyingkir dari jalanku manusia-manusia sialan,"teriak Rizal sambil memotong-motong para jendral berukuran raksasa itu, "hmmph bagus juga aku bisa turut membantai musuh hanya dengan lewat saja,"pikir Yusuf sambil melesat semakin cepat kedepan sambil menghindari serangan-serangan Rizal dari belakang meski akhirnya Yusuf berhasil dikejar oleh Rizal sehingga harus memberikan perlawanan namun sedikit saja Yusuf bergerak dia langsung dikepung, untungnya saat itu terjadi beberapa ledakan ditengah medan tempur yang mengacaukan fokus dari Rizal, "aku harus mundur sebentar untuk mengatur ulang posisiku, kalau aku terus bertempur dalam keadaan terpojok seperti ini aku malah akan mengacaukan keadaan, "pikir Yusuf sambil berguling mundur sambil mengecil dan mendorong dirinya kebelakang berbarengan dengan membuat bom asap untuk mengacaukan fokus dari Rizal, "eh mas Yusuf, ngapain disini, bukannya kau sedang bertempur dengan orang bernama Rizal itu,"tanya seseorang dari bagian belakang, "aku masih bertarung dengannya saat ini, awas,"ucap Yusuf sambil mendorong orang itu keluar dari laser air yang ditembakkan Rizal meski tangannya jadi terluka karena itu, Yusuf segera meregenerasi tangannya dan melesat keatas menuju medan pertempuran lainnya yang tiba-tiba terdengar dentuman keras dari sana dan sesuatu jatuh dari atas dan menghantam tanah dengan sangat keras, "eh apa itu, aku tidak salah lihat kan, itu trisula milik Ihsan, kenapa berlumuran darah begitu,"pikir Yusuf saat melihat kebawah menyaksikan trisula Ihsan yang terjatuh diikuti dengan tubuh saudaranya itu, "Ihsaaaan!!!!,"teriak Yusuf saat melihat Ihsan yang penuh dengan luka bakar terjatuh tak berdaya dan menghantam tanah dengan keras, melihat hal itu Yusuf segera kembali kebawah untuk menolong Ihsan, raungan keras Yusuf sempat membuat Rizal mendengarnya, begitu sampai dibawah Yusuf menyaksikan Ihsan kembali berdiri dan tersenyum lebar dengan bajra yang masih dia gigit dengan kuat meski zirahnya sudah agak rusak tapi kedua tangannya masih menggenggam senjatanya, sebuah busur pinaka dan tongkat khatvanga masih ada disana saat dia meregenerasi dua tangan lainnya untuk memegang trisula dan menarik anak panah dari selongsongnya, "hentikan ini Ihsan, kau bisa mati karena hal ini,"ucap Yusuf tapi Ihsan tak membalas dan hanya tertawa kencang sambil membentuk beberapa atmasena dan tiba-tiba suara terdengar dikepala Yusuf, "kenapa dirimu memintaku berhenti Yusuf, aku masih mau bertempur, aku mau menghabisi mereka semua, akan kuhancurkan mereka semua,"kata Ihsan memakai telepati sambil terus maju menuju Rizal dan Yasha yang juga berjalan kearahnya, "kau kenapa Ihsan, kenapa dirimu jadi seperti ini, apa yang terjadi padamu sehingga engkau jadi haus darah begini, dulu kau hanya anak kecil yang menyenangkan,"pikir Yusuf saat menyaksikan Ihsan menggigit bajranya semakin kuat dan menciptakan badai dengan itu sambil menyalakan matanya kuat-kuat dan membuat aura disekitarnya mulai memadat menyelimuti dirinya yang mulai tertawa kegirangan.

Lihat selengkapnya