Steve dan Salman kembali berhadap-hadapan, saling mendekat perlahan sampai akhirnya Steve memulai serangan dengan tendangan keras ke muka Salman yang ditangkis oleh Salman dengan tangannya yang berlapis material berat dimana zirah ganapati milik Steve bereaksi dengan membentuk tentakel yang menyerang Salman dan membentangkan sayap untuk Steve yang menyiapkan bola vinayaka angin untuk membelah Salman yang direspon dengan Salman yang menghancurkan pijakan dengan kakinya lalu menghantam Steve dengan meriam angin dari tangannya lalu diikuti dengan hujan pukulan pasir dari angkasa yang membuat dataran tempat mereka bertempur jatuh dari angkasa ketempat pertempuran warga dimana Steve yang terjatuh bebas melepaskan beberapa tombak kayunya yang dihancurkan begitu saja dengan pukulan vibrasi dari Salman yang meretakkan angkasa sekaligus mengenai tubuh Steve dan mendorong Steve sangat jauh, saat itu Steve masih sempat melemparkan beberapa pilar es kearah Salman yang ditahan oleh Salman menggunakan pasirnya yang membentuk ribuan tangan yang diluncurkan pada Steve yang merespon dengan memanggil beberapa sabitnya yang dia gunakan untuk memotong pasir tadi meski dibalik pasir tadi ada Salman yang sudah berada dalam ukuran yang sangat besar memukul Steve dengan sangat kencang sampai sabit-sabitnya yang dia gunakan untuk menahan pukulan tadi hancur lebur dan meluncurkan Steve ke beberapa bintang terdekat dengan sangat kencang sampai bintang-bintang tadi meledak, Steve berusaha mengembalikan kendalinya atas tubuhnya tapi Salman kembali menarik Steve dengan gravitasi yang dia kendalikan ke tangannya dan meluncurkan Steve kembali ke vimana utama tepat di ruang utama lalu Salman melesat mencekik Steve dan menancapkannya di takhtanya, "kau terlihat cocok disitu nak, tapi kau masih terlalu lemah untuk duduk disana, ayo bertarunglah lagi,"ucap Salman sambil membanting Steve ke tanah lalu menduduki takhtanya sementara Steve berusaha berdiri dari tanah dengan mulutnya yang masih mengalir darah dan mengeluarkan sabit dan kampaknya lalu kembali menyerang Salman yang segera membalas dengan tendangan kuat yang meluncurkan Steve keluar sekaligus menghancurkan vimana utama berkeping-keping.
Sementara itu diluar terlihat Yasha masih bertarung bukan hanya dengan Ihsan tapi juga armadanya, hujan energi berbentuk trisula menghantam dataran dari angkasa dimana Ihsan bertempur habis-habisan melawan Yasha yang kali ini menggunakan tongkatnya untuk mengarahkan kekuatannya, tepat setelah hujan tadi dentuman keras terdengar dari vimana utama yang hancur memperlihatkan Steve yang tak berdaya meluncur ketanah diikuti oleh Salman yang melayang pelan diangkasa lalu dengan jemarinya dia membuat jutaan pilar yang menjulang keangkasa, "kalau dia bisa melakukan hal ini kenapa dia memanggil kita,"pikir Rizal saat menatap Salman yang berdiri tegak dilangit sambil membuat beberapa naga pasir disekitar tubuhnya, sayangnya sebelum Rizal menyadarinya sebuah pukulan tongkat dari Yusuf mengenai dagunya dan melayangkan Rizal keangkasa dan dengan cepat menembakkan vidhata kearah Yasha yang diledakkan Yusuf didekatnya dan sekaligus dibelokkan kearah Rizal, dimana itu langsung disambut Ihsan dengan menembakkan maruta bholenath tepat kemuka Yasha yang menangkisnya sekuat tenaga meski tangannya masih hancur karena tembakan itu, "hampir saja, anak ini bertumbuh sangat kuat dalam waktu sesingkat ini, pantas saja tuan Gifar mewaspadainya,"pikir Yasha sambil menembakkan magma panas dengan mulutnya, Ihsan hanya bisa menangkis dengan air yang banyak untuk menciptakan uap air yang menghempaskannya kebelakang, tepat saat Ihsan ingin kembali berdiri Yasha sudah ada disana bersiap menembakkan peluru nuklir dengan tangannya yang baru beregenerasi namun tepat sebelum peluru itu terlepas sebuah tombak es mengenai tubuh Yasha dan menjatuhkannya dari kendaraannya, "arrrggghhh anak bernama Steve itu memang merepotkan,"pikir Yasha yang menyadari tembakan es itu berasal dari Steve sambil memanaskan kembali tangannya dan kembali bersiap untuk menghadapi Ihsan hanya untuk menyadari bahwa langit tiba-tiba menjadi terang benderang diikuti dengan gelombang tenaga yang menghujani medan tempur, "sebuah teknik hanya akan menjadi kuat apabila penggunanya juga kuat nak, kalau dirimu berpikir elemen kayu membuat seorang Dharmakusuma sekuat itu kau salah, adiraja Dharmakusumalah yang membuat elemen kayu terlihat kuat,"kata Salman yang suaranya terdengar diseluruh penjuru medan tempur, saat gelombang tenaga berdenyut dari tangannya, sementara itu Steve masih berusaha berdiri dan memutar energinya, "jadi itu kekuatan penuh dari elemen gravitasi, kekuatannya bisa dilepaskan dalam bentuk magnetosfer, sungguh kekuatan yang luar biasa,"pikir Steve saat memperbesar teknik vinayaka ditanganya dan memperkuatnya berkali-kali dengan elemen angin miliknya, "aku mungkin takkan menang, tapi inilah semua yang kumiliki,"pikir Steve yang kemudian melesat sekuat tenaga dan membawa vinayaka anginnya sambil berakselerasi dengan sidhimantra prakamya saat Salman menjatuhkan diri dari langit dengan berat yang dia peroleh dengan menggunakan sidhimantra garima untuk beradu serangan dengan Steve, seketika serangan keduanya bertumbukan badai angin yang sangat kencang menggulung medan tempur dan diikuti getaran kuat karena dataran yang hancur lebur karena tubuh Steve yang terhempas kebawah dan menghantam dataran tempat mereka bertempur sampai hancur, "apa yang kulakukan, apa aku terlalu kasar padanya, anak ini harusnya yang menjadi devaraja setelah ini, apa aku membunuhnya,"pikir Salman saat melayang kebawah menuju tubuh Steve yang melayang-layang diangkasa.
Sementara itu ditempat lain Iqbal dan Amra masih bertarung dengan sengit melawan Khaled dan Fatah, "getaran tadi membuatku bisa menandai Fatah, terimakasih Steve,"pikir Iqbal sambil menyalakan tinju magma panasnya, "haah tanda ini tidak bisa hilang, apa ini,"pikir Fatah, "aku sudah menandai jantung kalian berdua, nampaknya kalian belum sekuat itu untuk bisa menghapus tanda asmaramantra,"ucap Iqbal saat membombardir keduanya dengan tinju magmanya sampai mereka terhempas ke medan tempur Steve dan Salman dalam keadaan luka bakar berat, "devaraja, aku datang untuk berdiskusi,"ucap Iqbal seusai membuat Khaled dan Fatah sekarat didepan Salman, "anak-anakku, kenapa kalian sampai seperti ini, oi apa yang kau lakukan,"tanya Salman dengan geram, "sebenarnya kami hanya membenci kedua anakmu yang bertindak semena-mena ini, kini mereka berada dalam kendaliku, asmaramantra telah kutancapkan dijantung mereka berdua dan aku bisa mendisiplinkan mereka kapanpun mereka berbuat nista, karena itu dengan ini kutawarkan padamu perdamaian wahai devaraja, bukankah ini yang kita berdua inginkan,"ucap Iqbal penuh dengan keyakinan, "apa yang membuatmu berpikir kami akan tunduk padamu bajingan,"teriak Fatah yang langsung dibungkam oleh Iqbal dengan mengarahkan panah apinya, "diamlah, aku sedang berdiskusi dengan ayah kalian,"ucap Iqbal, "ayah!!!, kau takkan membiarkan pertempuran ini berakhir begitu saja kan, kau bisa dengan mudah menghabisi laki-laki lancang itu,"teriak Khaled tapi Salman tak menggubris dan mengambil shankanya, "oi ayah, apa kau akan menghentikan hal ini begitu saja, pemberontak ini harus mati,"teriak Fatah, "diamlah anak-anakku yang nakal, berkat bantuan dari mas Iqbal ini akhirnya aku bisa menghukum kalian tanpa harus memakai tanganku sendiri, kau luar biasa kamadeva, aku berterimakasih padamu, kini kita bisa bekerja sama,"ucap Salman sambil meniup shankanya keras-keras, "hah!?, kau menyerah begitu saja devaraja,"ucap Steve, "bukankah kau sudah dengar bahwa devaraja tidak mampu mengendalikan rasa sayangnya pada putra-putranya, aku hanya mendengar dan berusaha memfasilitasi, kini kita bisa berdamai lagi tanpa harus ada lebih banyak korban,"ucap Iqbal saat Salman meniupkan shankanya.
Di medan tempur suara shanka terdengar dengan begitu jelas tanda dari akhir pertempuran, "ada apa ini, kenapa shanka dibunyikan oleh Salman disaat seperti ini,"pikir Rizal yang langsung melesat kearah Salman diikuti oleh semua orang-orang, "hooiii ada apa ini, kenapa pertempurannya selesai,"bentak Yasha sambil membawa Ihsan yang sedang dicekiknya, "yaaa ..., kenapa pertempuran ini berakhir, aku masih bisa bertempur,"ucap Ihsan yang tersendat-sendat meski masih tersenyum kegirangan, "ada apa ini Salman, kenapa semua berakhir begitu saja, apa yang kau pikirkan, pasukan pemberontak belum kita berantas,"ucap Rizal, "tujuan perang ini sudah tercapai, kedua anakku sudah bisa dibungkam, kini kita bisa melakukan negosiasi, bayaran untuk kalian akan kusiapkan, kita semua menang dengan ini,"ucap Salman dengan lembut sambil melepaskan Zahra dan memperbaiki dataran medan tempur dan membawa mereka semua ke Alhambra.