Bhairava

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #48

Vinayaka Vasitva

Minggu, 3 Maret 2013, jam 12.00 negosiasi telah dimulai dengan dua belas hadirin yang duduk melingkar. "Jadi para hadirin sekalian, apakah diskusi kali ini bisa kita mulai,"ucap Salman memulai negosiasi hari itu diikuti anggukan dari kesebelas orang lainnya yang juga menyiapkan diri untuk melakukan negosiasi, "baiklah kita mulai dengan topik pertama yaitu kerusakan yang sudah terjadi, mau bagaimanapun kita mengalami beberapa kehilangan yang harus dikalkulasi sebelum kita membahas kerjasama yang menguntungkan, apakah ada yang ingin memulai,"ucap Salman, "aku ingin mengajukan diri untuk menanggung kerugian negara ini, berkat kalian yang memperkecil kerusakan, mungkin aku bisa menanggulanginya,"ucap Ihsan lirih, "itu tidak mungkin, memangnya sebesar apa kekayaanmu sampai mau menanggulangi kerugian sebesar ini,"bentak Khaled, "itu tawaran yang menarik Ihsan, tapi kerugian negara bukan hanya tentang harta saja, tenangkan dulu dirimu, ada hal yang lebih penting untuk diusahakan daripada sekedar ganti rugi material,"ucap Steve, "ucapanmu benar Steve, alokasi dana dan tenaga kerja sudah kami kerjakan untuk beberapa fasilitas yang harus diperbaiki, kerugian yang lebih besar sebenarnya adalah hilangnya nyawa banyak orang termasuk para grahasena dan mustikaputra, sedangkan pasukan pemberontak bukanlah personel yang mumpuni untuk menggantikan posisi mereka ditambah lagi dengan prosedur perekrutan pasukan kita yang penuh dengan obat-obatan dan multivitamin khusus untuk memaksa mereka mencapai kekuatan terbesar mereka dalam waktu singkat, tapi saat bertempur dengan kalian aku menyadari kalau ada opsi lain untuk memperkuat pasukan tanpa harus menggunakan metode yang berbahaya yaitu teknologi persenjataan, kami ingin dibuatkan model persenjataan baru agar kami tetap bisa bersaing dikancah internasional, sebuah senjata yang bisa diproduksi secara masif,"ucap Salman, "itu bisa diperbincangkan, tapi membuat cetak biru yang simpel takkan mudah, aku mungkin tidak bisa membuatkan kalian model sekompleks model 50 yang kupakai sekarang, aku perlu berbincang dulu dengan ilmuwan kalian,"ucap Yusuf, "haha menarik sekali, aku akan mengirimkan beberapa ilmuwan untuk negara ini untuk belajar padamu,"ucap Salman, "tunggu dulu, kenapa kau memilih orang dengan teknologi persenjataan yang kurang mutakhir itu untuk membangun ulang pasukanmu daripada diriku yang jelas-jelas mengalahkannya dengan telak,"ucap Rizal, "harga teknologimu terlalu mahal untuk dibayar Rizal, aku lebih suka yang cepat direplikasi saja, lagipula tak banyak orang yang mau mengganti seluruh tubuhnya dengan prostetik,"ucap Salman yang membuat Rizal langsung memasang muka masam, "dengarkan aku Srsta, kau sudah melihat sendiri salah satu pejuang terkuat dari kelompok Maharsi ini, aku membayar mahal untuk mengundang mereka kesini, kuharap kau tidak mengecewakan diriku dan mempelajari banyak hal dari tubuh mekaniknya agar Dunia punya kesempatan untuk melawan balik mereka,"kata Salman memakai telepatinya, "begitu rupanya, aku memahaminya, kuharap kerjasamanya,"kata Yusuf membalas telepati Salman, "nah untuk masalah kedua adalah bayaran bagi grup Maharsi, yaitu rahu dan ketu...,"ucap Salman yang segera dipotong oleh Fatah, "apa maksudnya ini ayah!!, kau mengundang mereka yang bahkan tidak berguna di pertempuran ini dengan rahu dan ketu, dua navagraha yang berpotensi menjadi kekuatan militer tertinggi kita,"teriak Fatah, "sekarang katakan padaku, apa kalian sudah bisa mewujudkan keinginanku itu, kurasa tidak, malah beberapa pemuda ini yang menunjukkan sebuah kekuatan yang melampaui navagraha, kekuatan yang disebut teknologi, seratus tahun sudah berlalu semenjak kematian adiraja Dharmakusuma dan kita masih memakai kekuatan darinya, aku akui memang kekuatan itu sangatlah besar, tapi era sudah berubah, Dunia tak butuh lagi orang-orang yang dispesialkan untuk menjadi wadah dari navagraha, Dunia lebih butuh perubahan yang bisa diakses semua orang dan itu hanya mungkin dengan memakai teknologi, kita akan memulai mengekstrak kekuatan kalian, revolusi harus segera dimulai dan cara paling cepat adalah dengan menantang diri sendiri, peluang sudah kulihat dan tinggal kita raih, kini menjadi negara adidaya tidak harus memiliki navagraha, bagiku itu adalah batu loncatan yang diambil kakek buyut kita untuk maju dan kita gunakan itu untuk terbang lebih jauh dengan teknologi, itu juga akan mempermudah desentralisasi kekuasaan, kini semua orang memungkinkan untuk berkuasa, sekarang kita bisa bebas dari beban kekuatan yang menghancurkan pikiran dan hati nurani kita serta bisa kembali menjadi keluarga pedagang biasa yang berjuang dengan asa yang sama dengan orang-orang lainnya dan itu butuh teknologi bukan keajaiban, bukankah itu benar vignesha!?,"ucap Salman, "aku tidak tau itu benar atau salah wahai devaraja, aku belum pernah memimpin sebuah wilayah selama ini, bagiku teknologi adalah sebagian dari kemajuan dan kebahagiaan, aku tidak tau apa bagian lainnya, kira-kira menurutmu apa pashupati,"ucap Steve, "gak tau mas, pikiran orang berbeda-beda, susunan wilayahku juga tidak sempurna, setiap hari diwarnai dengan masalah disana-sini, hanya beberapa orang saja yang sanggup mencapai puncak dan berkuasa, wilayahku dibangun dengan pondasi persaingan yang akan membawa banyak purusha, sistemnya sangat berbeda dengan disini, aku masih mencari cara agar persaingannya lebih sehat dan lebih cepat lagi, orang-orang hanya bisa bertahan dan sukses atau mati,"balas Ihsan dengan penuh keyakinan, "sudah kuduga kau adalah iblis, kotamu telah membawa banyak masalah pada Dunia, kau akan merasakan hukumanku nak,"bentak Yasha saat mengumpulkan banyak sekali tenaga alam, "tuan Yasha, ini adalah ruang rapat, kekerasan tidak diperkenankan disini, aku minta dirimu untuk mematuhi peraturan disini atau perjanjian kita batal, perlu diingat kalau misi kalian tidak sepenuhnya berhasil saat ini,"ucap Salman, "turunkan saja tanganmu itu Yasha, segala kerusakan berlebihan takkan ditolerir oleh tuan Gifar, kau bisa mati,"bisik Rizal sambil mencoba menenangkan Yasha, "nampaknya dirimu mengambil metode yang cukup extrim untuk membangun wilayahmu sendiri pashupati, tapi aku tidak punya wewenang untuk ikut campur selama kalian tidak merusuh disini, setahuku adalah kalian memiliki sumber daya manusia yang sangat kompeten dan regulasi sumber daya alam yang sangat gila, seperti yang kau dengar bahwa negeri ini akan kehilangan salah satu sumber kekuatan terbesarnya, kedua buah navagraha yang sangat kuat, kami perlu solusi yang menguntungkan untuk membangun ulang tempat ini, kami perlu sumber daya murah yang bisa ditukar dengan sumber daya kami yang tak terpakai seperti suvenir,"ucap Salman, "baiklah, kami punya kelebihan dalam produksi energi dan pangan, serta kekurangan pengajar ilmu pengetahuan formal, sebagian besar penduduk kami belajar secara informal melewati kursus dan rekaman video, tapi beberapa ilmu seperti medis perlu bimbingan ahli untuk dipelajari, diantara para pedagang dari kalian yang mencapai wilayahku, kumohon selipkan satu atau dua orang cendikiawan kalian untuk mendidik masyarakatku, mungkin sebagai balasan kami bisa kirimkan beberapa pegawai kami kemari untuk membantu pembangunan ulang infrastruktur,"pinta Ihsan, "tawaran yang menarik nak Ihsan, kurasa banyak juga pengajar yang kurang mendapatkan tempat disini, terutama yang dari wilayah pinggiran, mungkin mereka bisa diberdayakan disana,"ucap Salman, "tunggu dulu, kalau mereka dipindahkan, bagaimana nasib orang-orang yang ada dipinggiran Panditanagara, bagaimana nasib mereka akan berubah wahai devaraja,"tanya Steve, "aku punya rencana lain untuk itu, dengarkan aku nak Steve, mulai besok engkau akan menjadi salah satu pangeran kami, seorang kandidat devaraja dan mungkin dengan pengaruhmu saat ini engkau adalah seorang putra mahkota kami, ini bukan tanpa dasar, para pejabat negara juga mengusulkan kenaikanmu untuk menjaga stabilitas disini mengingat dirimu juga merupakan seseorang yang sangat dihormati para pasukan pemberontak, wilayah pinggiran memang jarang disentuh keluarga kerajaan, tapi dirimu yang tidak punya hubungan darah apa-apa dengan kami pasti akan lebih mudah paham cara memberdayakan mereka, tolong bantu kami untuk memajukan negeri ini, aku percaya bahwa kalian semua, rakyatku yang berharga akan bisa menambal kekuatan kita setelah kita menyerahkan rahu dan ketu ketempat lain, sekaligus untuk menjadi orang yang mengontrol kerjasama kita dengan nak Ihsan, permata seperti dirimu memang harus dipoles kau tidak boleh terus-menerus berada didalam lumpur,"ucap Salman, "tarik kata-katamu devaraja, aku tidak pernah dikelilingi lumpur, orang-orang ini sangatlah berharga, kita semua manusia yang akan jadi berharga sesuai dengan kemauan kita sendiri, aku terima tawaranmu setelah kau meminta maaf pada mereka karena hinaanmu barusan,"ucap Steve sambil mengarahkan jurusnya kemuka Salman, "baiklah, tolong maafkan aku, aku akan meminta maaf seusai rapat ini, jadi mungkin segitu saja bahasan kita kali ini, saya rasa saya sudah menyampaikan semua hal yang perlu disampaikan dirapat ini, jadi bagaimana, apakah masih ada hal yang mengganjal kalian,"ucap Salman, "tidak ada,"ucap orang-orang didalam sana dengan puas meski kedua pangeran harus diancam oleh Iqbal agar tersenyum, "baiklah, terimakasih atas waktunya, silahkan keluar, aku akan siapkan surat-suratnya,"kata Salman sambil tersenyum dan membubarkan rapat hari itu.

Lihat selengkapnya