"Nampaknya pembangunan jalur kosmik sudah berlangsung seminggu dan mereka sudah mengamankan beberapa pos diantara Lanka dan Dharmasraya kabarnya pembangunan akan disebar setelah itu dari dua sisi baik dari arah Lanka maupun Dharmasraya, kemudian pos-pos juga diberi teknologi meriam bintang yang sama untuk mempercepat pembangunan, kabarnya mereka juga sedang menginisiasi pembangunan kearah Madyadwipa lewat Lanka, menurutku ini akan sangat cepat, kita perlu memanfaatkan regulasi harta disana yang akan jadi sangat cepat dan masif, bahkan menurutku kerjasama dengan mereka akan jauh lebih menguntungkan daripada mengambil navagraha sekalipun,"ucap Zuhri didepan para petinggi kasino, "mereka memang merepotkan sekali tuan Zuhri, selama pemberontakan di Panditanagara saya lihat mereka memang sangat brutal dan cukup cepat dalam berkembang,"ucap seorang lelaki jangkung disana, "bukankah dirimu membantu anak-anak itu kemarin hari, lalu kenapa kau mau bergabung dengan kami saat ini pak Doma,"tanya Zuhri, "sebenarnya aku hanya tertarik untuk menjual vayutaka saja ke mereka, sekarang karena sudah untung besar aku tidak perlu lagi keberadaan anak-anak itu, justru keberadaan mereka akan membahayakan bisnisku dengan Panditanagara,"balas lelaki jangkung yang ternyata adalah Doma, "jadi kau bisa menjadi mata-mata kita disana kan, kau perlu membantu disana agar tidak ketahuan, tapi sebatas suplai vayutaka saja seperti dulu saat pemberontakan, bagaimana apa dirimu menyanggupi misi ini,"tanya Zuhri, "itu tergantung bayaran yang akan kalian berikan padaku, ini adalah misi yang sangat berbahaya,"ucap Doma, "kita bisa diskusikan itu, yang penting adalah kesanggupanmu dulu,"ucap Zuhri saat menunjukkan data jumlah artagunanya yang fantastis, "darimana dirimu mendapatkan kekayaan sebanyak itu,"tanya Doma, "itulah namanya bisnis, tuan Gifar mempercayakan beberapa ladang usaha untuk kami urus, toh dia punya banyak sekali pengusaha kecil ambisius yang bisa dikembangkan habis-habisan dan aku hanya memberdayakan mereka hingga punya kekayaan sebesar ini,"ucap Zuhri, "dasar mata duitan kau Zuhri, kita harus menyerahkan semuanya pada Tuhan agar hidup kita damai,"ucap Malvin yang baru saja masuk ke dalam ruangan, "kedamaian yang kau bicarakan itu hanya rasa malas untuk berkembang, aku tidak sebodoh itu sehingga berpangku tangan lalu menyerah pada takdir sepertimu, sekarang lihatlah siapa yang lebih kuat diantara kita, kita tidak membuktikan sesuatu dengan kata-kata, kita buktikan dengan tindakan, sejujurnya aku masih bingung dengan keberadaanmu disini, bagaimana tuan Gifar masih mengakuimu sebagai anggota maharsi,"ucap Zuhri sambil mengepalkan erat tangannya karena kesal pada Malvin, "hmm mau bagaimanapun kau takkan bisa membunuhku, aku sangat sulit mati, lagipula kalaupun kau bisa tuan Gifar yang akan memburumu,"ejek Malvin, "bajingan kau Malvin, huff baiklah tuan Doma, kau akan segera berangkat ke jalur kosmik, aku akan mengatur bayaran untukmu, tujuanmu disana adalah memancing beberapa pedagang mereka untuk menuju kemari, aku perlu mereka untuk mendompleng keuangan kita,"ucap Zuhri, "baik tuan Zuhri, aku paham akan hal itu, aku akan bersiap,"ucap Doma sambil menyiapkan barang-barang untuk keberangkatannya.
Sementara itu di kemah konstruksi, "baru pulang Yusuf!?,"tanya Sekar sambil menyodorkan semangkuk sup ikan pada Yusuf, "iya aku baru pulang, kau yang bikin!?,"tanya Yusuf yang mencicipi makanan dari Sekar, "iya aku yang bikin, gimana, enak gak!?,"tanya Sekar, "enak kok, gak sia-sia dirimu belajar memasak,"ucap Yusuf sambil meneruskan makan dengan lahap, "baguslah, hmm kupikir aku akan lanjut berlatih bersama teman-teman, aku pergi dulu ya,"ucap Sekar, "sebentar Sekar,"ucap Yusuf sembari menggenggam tangan Sekar lalu mengelapnya dengan sapu tangan miliknya, "terimakasih ya Sekar, kamu bisa lanjut berlatih setelah ini dengan tanganmu yang kuat tapi lembut ini,"ucap Yusuf saat mengelap keringat ditangan Sekar dengan lembut dan menatapi tangan wanita yang dia sayangi itu, "kau perhatian sekali Yusuf, aku perlu berusaha lebih untuk membuatmu bahagia sayang,"pikir Sekar saat itu, setelah Yusuf selesai membersihkan tangan Sekar, Sekar segera beranjak ke dapur dengan muka memerah, "aden apakan lagi roro, sampai merah mukanya seperti itu,"ucap Firman, "biasa lah pak, eh bisnismu disini gimana pak,"kata Yusuf, "biasalah aden, lagi naik-naiknya nih, produksi warung bisa terus naik, bagus juga kan buat laporan ke prabhu Ihsan,"ucap Firman, "hhh, tidak perlu terlalu mengagung-agungkan kami, anggap saja ini kerjasama yang menguntungkan, dengan menyerahkan kepemilikan warungmu pada Ihsan, sekarang dia juga bisa mengembangkannya sesuka hati untuk keuntungannya tapi dirimu juga akan mendapatkan kompensasi berupa produk pokok dari kami untuk meningkatkan produksimu,"ucap Yusuf, "itu sama aja aden, kita akan terus saling membantu,"ucap Firman sebelum kembali ke posnya untuk bekerja, "dia akan mendatangkan jauh lebih banyak sumberdaya untuk pembangunan ini, grup kailash sedang berkembang dengan sangat masif untuk biaya pembangunan,"pikir Yusuf sembari kembali menuju bengkel untuk bekerja.
Sesampainya di bengkel Yusuf menemui Gibran yang saat itu sudah menyelesaikan program kamera terbarunya, "sudah selesai aja nih kamera barunya Gibran, baru seminggu padahal,"ucap Yusuf, "tentu saja, saat ini banyak permintaan dan banyak bahan untuk kukerjakan, tentu saja produknya akan cepat jadi, kau gimana, udah mengembangkan beberapa zirah lagi ya,"ucap Gibran saat mencoba kamera drone terbarunya, "saat ini aku baru menyelesaikan model ke 51 yang kukerjakan bersama para ilmuwan disana, untuk sekarang aku sedang mengerjakan model 52,53 dan 54 untuk para pekerja dan model 55 untuk kebutuhan pribadi,"ucap Yusuf sambil menunjukkan bermacam-macam model terbarunya, "kau memang edan Yusuf, lima model dalam waktu sesingkat ini, aku iri padamu,"kata Gibran saat membuat beberapa hologram untuk menampilkan model inti zirah Yusuf yang baru, "nanobot ya, nantinya akan berganda lalu bergabung menjadi zirah komposit, aku baru tau metode ini, seleramu yang sekarang bagus sekali Yusuf,"gumam Gibran saat menyaksikan model terbaru dari zirah viranci yang sangat unik, "ini adalah kunci kemajuan, mencoba hal yang baru dengan serius dan riset yang maksimal untuk membuat penemuan,"ucap Yusuf sembari menyiapkan pengerjaan zirah virancinya. Beberapa saat setelah itu kemah kedatangan beberapa tamu, "halo mas Yusuf, lama tak jumpa,"ucap seorang lelaki yang membuka jubahnya, "pak Doma, ngapain kau kesini,"tanya Yusuf dengan riang, "ahh biasalah aku ingin membantu, bukankah jalur kosmik ini juga akan mengarah ke Madyadwipa, kita akan sangat diuntungkan dengan pembangunan ini, seluruh Jambudwipa akan jadi kaya setelah ini mengingat jarak yang sangat dekat dari Madyadwipa ke Jambudwipa, oiya aku membawa beberapa teman,"ucap Doma sambil memperlihatkan Tarkio dan Homa dihadapan Yusuf, "menarik, aku memang tidak berencana untuk menggunakan logam langka saat ini tapi beberapa bolehlah untuk bisnis,"ucap Yusuf saat dua wanita turut memasuki kemah konstruksi, "hmm kalian berdua datang juga Gian, Icha, nampaknya Sekar dan Alya sudah menunggu kalian berdua,"sambut Gibran sambil menuntun mereka ke dapur, "jadi kenapa dirimu memanggil kami kesini,"ucap Icha, "simpel saja sebenarnya, kami butuh lebih banyak prakriti untuk mempercepat pembangunan dan oiya aku ingin agar suksesi Sekar segera terjadi, keberadaan kalian mungkin akan memotivasinya,"ucap Gibran, "siapa tiga pria itu, kenapa mereka sangat mengenal Yusuf,"tanya Gian, "mereka itu kenalan Yusuf selama pemberontakan di Panditanagara, tapi kabarnya mereka hanya rekan kerja, aku sejujurnya tidak terlalu mempercayai mereka karena kudengar dari Yusuf bahwa dulu mereka juga tidak terlalu kooperatif jadi tolong awasi mereka bersama Sekar,"pinta Gibran kepada mereka berdua diikuti anggukan pelan dari Gian dan Icha.