Bhairava

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #57

Orkestra

"Pembangunan jalur kosmik hanya akan menguntungkan pashupati!?, isu macam apa ini?, bukankah jalur itu boleh dipakai semua orang,"teriak Anas, "aku tidak bisa menerima ini, kita tidak bisa diam, bukankah begitu prabhu,"balas Andre, "biarkan saja isu itu, toh isu itu separuh benar, sebagian besar keuntungan memang mengarah ke diriku dan grup dagang kailash, lagipula apa yang mereka bisa lakukan saat ini, proyeknya hampir selesai dan memang kubuka untuk umum, orang-orang malas itu takkan paham peluang dan hanya akan berkoar-koar dari kandang mereka sendiri, kalau menurutmu bagaimana Shafa!?,"ucap Ihsan, "aku tidak bisa banyak bicara, mungkin bagi mereka kita memang sebuah ancaman, sebentar Ihsan, kenapa dirimu menyiapkan semua pasukan khusus ini, apa dirimu ingin memisahkan diri dari Sahasradwipa, tanah kelahiranmu,"tanya Shafa, "iya Shafa, baru saja Jonggring Saloka naik lagi statusnya menjadi sebuah kerajaan saking besarnya perkembangan disini, terimakasih sudah mau berada disini untuk menjadi prakriti dan mengajarkan orang-orang disini beladiri dasar, engkau memang wanita yang berharga,"ucap Ihsan, "pikirkan lagi keputusanmu Ihsan, musuhmu sedang sangat banyak, memisahkan diri bukanlah keputusan yang bijaksana, bukan hanya orang-orang dari negeri lain yang akan memusuhimu tapi juga negeri ini, diriku mungkin juga harus melawanmu, diriku yang seharusnya menjadi ratumu disini malah akan dipaksa untuk menikam jantungmu,"ucap Shafa, "dengan begitu aku memenuhi janjiku padamu, bukankah waktu itu aku berjanji padamu bahwa meski seluruh Dunia menentangku diriku akan menang dan akan menjadikanmu seorang Mahadevi, dulu wajahmu berseri-seri mendengarkannya, tapi kenapa sekarang saat diriku melakukannya engkau ragu, kalau dirimu tidak sanggup membantuku maka diamlah, "ucap Ihsan, "kau masih mengingat janjimu itu, aku tidaklah seberharga itu sampai dirimu harus menentang Dunia untuk mendapatkanku,"ucap Shafa, "maka jadilah wanita yang seberharga itu, dengan atau tanpamu aku akan memperebutkan posisi puncak, maka pantaskanlah dirimu sayangku, aku mau lanjut berlatih bersama wargaku,"ucap Ihsan sambil melesat keluar dari keratonnya, "maafkan prabhu wahai ajeng, apakah kita bisa memulai latihan kita,"ucap Anas, "tentu saja pak, oiya selain itu kumohon pada kalian buatkan isu tertentu untuk memperbaiki nama Ihsan dan juga agar pembangunan jalur kosmik semakin lancar, kudengar dari Sekar bahwa mereka akan segera mencapai Madyadwipa, begitu selesai mereka juga akan kembali ke Dharmasraya dengan membangun satu jalur kosmik lain, persiapkan juga kenaikan Sekar menjadi savitri devi, kita tak boleh membuat kesalahan, aku akan meminta Rasha agar tidak turut berkompetisi, dengan kekuatan yang dia miliki sekarang dia terlalu kuat untuk dikalahkan wanita manapun, semoga dia benar-benar tidak tertarik dengan posisi itu, sekarang ayo kita berlatih,"ucap Shafa sambil menyalakan rajanetranya.

Sementara itu ditempat Yusuf, "sebentar lagi kita akan mencapai Madyadwipa, bersiaplah kalian semua,"ucap Yusuf sambil terus membombardir angkasa dengan meriam bintang, "aden Yusuf, kenapa kita juga menyiapkan armada sebesar ini untuk penyambutan, bukankah ini terlalu berlebihan,"tanya Firman, "tidakkah propaganda kemarin hari yang dilayangkan pada Ihsan membuatmu curiga, kita sudah menuai terlalu banyak musuh, mungkin saja musuh kita akan sangat kuat saat kita mencapai destinasi utama kita, mungkin saja mereka sengaja menunggu kita digaris finish agar mereka bisa memanfaatkan secara penuh jalur kosmik yang kita buat dengan keringat dan darah kita, karena itu kita harus bersiap untuk semua kemungkinan terburuk yang ada,"ucap Yusuf didepan para karyawan konstruksi yang sudah berzirah lengkap, "apakah diriku bisa menangkap mereka sekarang Yusuf,"tanya Sekar yang baru keluar dari dapur dengan sebilah pisau dapur kecil ditangannya, "kita sudah tidak membutuhkan mereka untuk menambah jumlah pembangun kita, habisi saja mereka gitarani,"ucap Yusuf dan seketika itu juga Sekar menengok kearah Doma dengan bhaktanetra menyala, "bisa dipahami, sekarang Doma, Homa, Tarkio, waktunya kalian menghadapi hukuman kalian,"ucap Sekar yang sekujur badannya sudah dialiri listrik yang sangat kuat, "apa dia seorang devi, paras yang sungguh menawan,"pikir Doma saat Sekar berjalan kearahnya lalu menikam jantungnya dengan kukunya yang bertegangan tinggi, "satu sudah, kalian berdua jangan bergerak,"ucap Sekar sambil mencabut tangannya dari dada Doma yang tubuhnya rusak, seketika itu juga Homa dan Tarkio diam tidak bergerak, "habisi aku devi,"ucap Tarkio, "dia bahkan lebih cantik daripada nona Zahra, nampaknya mati ditangannya adalah sebuah takdir yang indah,"pikir Homa sebelum akhirnya dua kilatan listrik ditembakkan dari jemari Sekar dan menyambar mereka berdua sampai hancur berkeping-keping, "penyusup sudah kuhabisi, sekarang tinggal tantangan didepan,"ucap Sekar sambil menghancurkan jasad Doma dengan menginjakkan kakinya yang dipenuhi aliran listrik, "bagus Sekar, bagi yang lain, apa sekarang kalian paham tentang apa yang kalian akan hadapi!?, kita akan bertarung melawan seseorang yang penuh dengan strategi, karena itu dari kemarin hari kusiapkan zirah viranci untuk kalian, itu bukan hanya untuk membantu pembangunan jalur kosmik tapi juga untuk pertempuran yang ada didepan kita,"teriak Yusuf sambil mengaktifkan zirah model terbarunya diikuti para pekerja konstruksi yang waktu itu juga mengaktifkannya untuk bekerja dan berperang.

Sementara itu di Madyadwipa yang saat itu sudah mulai dibangun dengan sangat megah, menara-menara dibangun dengan sangat cepat di seluruh tempat itu dan tepat di salah satu planet yang menjadi titik terakhir jalur kosmik, Zuhri sudah menunggu dan sedang bermeditasi, "mereka akan segera tiba kesini, sungguh armada yang luar biasa besar, tak banyak yang akan berpikir melawan anak kecil akan semenantang ini, sungguh anak-anak yang mengerikan,"pikir Zuhri sebelum akhirnya dihampiri oleh Malvin yang terlihat beregenerasi, "susah sekali mengalahkan empat monster buatanmu itu, eh tapi kau bisa meregenerasi mereka kan,"tanya Malvin, "tenang saja adik kecil, mereka berempat terhubung denganku, kecuali kami berlima dikalahkan bersamaan takkan ada yang mati, mereka sekarang sudah disini,"ucap Zuhri saat keempat makhluk mengerikan miliknya berjalan kebelakang dirinya saat beregenerasi menjadi utuh lagi, "sungguh teknik yang menjijikkan,"ucap Malvin, "ini hanya caraku menggunakannya, vasishta mantra adalah sebuah teknik untuk menyerap energi kehidupan dari makhluk hidup dan membagikannya pada makhluk hidup yang lain yang kita inginkan, sehingga hanya yang kuat yang bertahan dan aku menggunakannya untuk membuat keempat makhluk ini dan membuat mereka menurutiku, oiya bagaimana perkembangan vishvamitra mantra milikmu,"tanya Zuhri, "masih dalam proses perkembangan, kalau bagian gayatrinya aku sudah mahir,"ucap Malvin, "dasar lucu, gayatri mantra itu teknik dasar pemanggilan astra, tapi penggunaan penuh vishvamitra mantra akan membuatmu bisa mengakses astra apapun, itu mantra yang sangat kuat Malvin, mungkin saja lebih kuat dari vasishta mantra milikku, jangan kau sia-siakan, lihat saja sekarang bahkan dirimu sudah mencapai level keabadian, kalau dirimu tingkatkan lagi kau bisa mengalahkan siapapun, manipulasi energi yang sangat presisi adalah tanda utama dari praktisi vishvamitra mantra, keabadian dan kemampuan memanggil astra kapanpun dan dimanapun adalah efek samping tambahannya,"ucap Zuhri sambil menengok kearah langit dan melihat sebuah tongkat yang sangat panjang mengarah kepada mereka, dengan sigap Zuhri menangkis serangan itu dengan tangannya meski planet tempatnya berdiri masih harus hancur sebagian karena dampak goresan yang sangat kuat, "ternyata dirimu ya orang yang mengincar proyek kami, seorang brahmarshi rupanya, maaf tapi aku sudah pernah bertemu satu yang sepertimu, jadi aku sudah bersiap,"ucap seorang anak yang melompat dari angkasa dan menabrak planet itu dengan sangat keras, "oi Yusuf, hati-hati, dua orang ini takkan mudah untuk dikalahkan, astranara Malvin dan jeevakarma Zuhri, dua brahmarsi yang abadi,"ucap Gibran yang berpindah dengan cepat menggunakan sepi angin miliknya kedekat Yusuf, "makhluk hidup apa yang abadi!?, tentunya tidak ada, mereka hanya sulit mati, kita tinggal cari cara untuk menghabisi mereka saja, lagipula siapa memangnya brahmarsi itu, aku lebih mengenal devarsi Gibran daripada dua orang aneh itu,"ucap Yusuf dengan seringai lebar diwajahnya saat menatap kedua rsi yang berdiri kokoh dihadapannya yang juga tertawa, "akhirnya datang juga dirimu surajyesta, aku sudah menunggumu dan hadiah yang engkau bawa untuk kami,"ucap Zuhri, "hadiah!?, maksudmu kematian adalah hadiah!?, baiklah akan coba kuberikan pada kalian,"balas Yusuf sambil mengaktifkan kekuatannya dan mulai menyerang Zuhri.

Lihat selengkapnya