"Sampai kapan mereka akan bertarung seperti itu, aura biru macam apa ini, apakah aku memang tidak relevan di pertempuran ini, ah tidak, sekecil apapun bantuan yang bisa kuberikan mungkin saja berpengaruh dalam menentukan kemenangan,"pikir Sekar sambil membabat pasukan musuh dan para binatang dengan cakar beracun dan rudal balistik miliknya. Sementara itu diatas angkasa, Yusuf dikejutkan dengan perbedaan kekuatan yang masif dari Zuhri yang saat itu sudah menyerap keempat monsternya, "orang ini terasa berbeda sekali dengan yang tadi, kekuatannya berat dan murni,"pikir Yusuf saat melihat Zuhri tiba-tiba melesat kebawah dan kembali menghidupkan hutan disana sekaligus membuat pasukan Yusuf kesusahan karena munculnya banyak binatang mutan yang menyerang dengan membabibuta, melihat hal itu Yusuf segera melesat kearah Zuhri namun Malvin segera menghalangi Yusuf dengan memanggil kedua pedangnya dan menghalangi Yusuf sementara dibawah terjadi ledakan populasi makhluk hidup, "udara disini jadi juga penuh dengan partikel shantirajya, partikel yang mudah terbakar,"pikir Malvin saat merasakan udara yang mulai bersih dan saat itu pula menyalakan api diseluruh tubuhnya yang akhirnya berkobar di angkasa dan menyambar hutan dibawahnya namun karena efek overdosis energi kehidupan yang diberikan oleh Zuhri membuat hutan yang terbakar itu malah menyerap ulang panas dan udara penuh asap di angkasa untuk tumbuh semakin cepat, "sialan aku terperosok semakin jauh dalam strategi mereka, apa yang sebenarnya terjadi kombusi api malah mempercepat pertumbuhan tanaman, ekosistemnya sudah terlalu liar untuk ditinggali,"pikir Yusuf saat berusaha membabat habis hutan disana sebelum akhirnya dia melihat salah satu drone Gibran didepannya menembus hutan tropis disana lalu seketika itu juga Gibran berpindah kesana, menggenggam tangan Yusuf lalu berpindah lagi ke angkasa, "aku baru melihat kalau ada tanaman yang tumbuh semakin cepat saat terbakar, efek jurus orang bernama Zuhri itu sangat tidak masuk akal,"ucap Gibran saat menyaksikan hutan api yang terus tumbuh itu, "mana yang lainnya Gibran!?,"tanya Yusuf, "sebentar, tukar,"ucap Gibran yang saat itu juga menukar beberapa orang disana dengan dronenya, "sial, aku kesulitan mendeteksi semua orang, mana Sekar ini, kenapa tidak bisa kurasakan energinya,"pikir Gibran, melihat tak ada Sekar disana Yusuf segera melesat kebawah menuju hutan rimba, "semoga dirimu bisa menahan ini Sekar,"pikir Yusuf sambil membuat pusaran angin dan menggabungkannya dengan api untuk membentuk elemen termal yang saat itu juga dia tembakkan seperti pilar panas yang merusak seluruh ekosistem buatan Zuhri, saat itu Yusuf juga terus mengaktifkan kemampuan deteksinya sambil mencari Sekar. Sementara itu diantara hutan Sekar berjuang untuk bertahan hidup saat tubuhnya terjerat akar yang membuatnya sulit bernapas dan kehabisan tenaga, "hufff, apa benar aku cukup kuat untuk menjadi savitri devi, sedangkan disini saja aku tidak sanggup lagi memotong pepohonan yang mengikatku, aku harus bisa melakukannya sendiri, aku bukan wanita lemah yang akan minta tolong begitu saja,"pikir Sekar sambil mengaktivasi zirahnya untuk memberikannya sedikit ruang lalu menembakkan aliran listrik yang diiringi dengan pengulangan efek berketerusan menggunakan bhaktanetranya untuk membentuk badai petir. "raaaaaaarrgggghh,"suara teriakan Sekar menggema dihutan diikuti dengan kilatan-kilatan petir yang menyebar dari satu arah, melihat hal itu Yusuf segera menuju ke mata badai dimana Sekar yang tubuhnya sudah dipenuhi kilatan listrik berada, Zuhri yang tidak ambil pusing membuat beberapa ngengat disekitar Sekar berkembang lebih cepat dan mengerubung Sekar, untuk merespon hal itu Sekar meningkatkan tegangan listriknya sampai membuat atmosfer pecah, hingga akhirnya Yusuf tiba dan menyelamatkan Sekar dengan meluncurkannya kelangit sambil membekukan tanaman disana lalu kembali kearah Sekar untuk melindunginya, "kau tak apa-apa kan Sekar!?, eh kenapa zirahmu itu, kok sampai menyala seperti itu,"tanya Yusuf, "aku tak apa-apa, hmm zirahku ya, mungkin karena terlalu banyak menyerap energiku yang membuatnya overload energi,"balas Sekar, "weh, menarik, tak sia-sia dirimu mengembangkan zirahmu sendiri selama ini,"ucap Yusuf sembari kembali mengaktifkan energinya yang semakin melimpah ruah, "Yusuf, nampaknya tanaman-tanaman itu tumbuh semakin cepat hanya dengan menyerap cahaya, pancaran energimu yang sangat kuat itu hanya akan memperkuat tanaman-tanaman itu dan pada akhirnya musuh kita juga yang bisa menyerap tenaga kehidupan dari makhluk hidup,"benar juga sih, saat ini aku juga sedang berusaha mengontrol kekuatan besarku,"ucap Yusuf sebelum tempat itu berubah menjadi semakin liar dengan sangat cepat bahkan meski Yusuf dengan sangat ulet berusaha mengontrol energinya, "orang ini terlalu absurd pertumbuhan kekuatannya, mungkin hanya Zuhri yang sekarang yang bisa mengalahkannya, aku perlu lebih fokus menghadapi yang lainnya,"pikir Malvin saat bergerak menuju pasukannya dan memimpin mereka untuk menyerbu musuh, disaat itu pula Zuhri mengaum dengan sangat keras dan sekali lagi alam mengering dan diikuti dengan meledaknya alga biru yang menghancurkan konsentrasi zat rumah kaca di planet itu dan mengakibatkan planet itu membeku, "heh, memanfaatkan fotosintesis untuk melenyapkan zat rumah kaca!?,"pikir Sekar yang berusaha menyalakan api ditangannya saat Yusuf kembali berduel dengan Zuhri, "mana teknik menghentikan waktu tadi!?, kenapa dia tidak lagi menggunakannya, berapa sebenarnya jeda waktunya,"pikir Yusuf yang dengan cepat membentuk beberapa atmasena untuk membuat Zuhri kebingungan dengan arah serangannya, "apa diriku perlu menggunakan teknik kalamantra untuk menghentikan waktu lagi, ah jangan, itu terlalu berbahaya bagi tubuhku, energi yang kugunakan akan terlalu banyak, aku perlu berhati-hati dalam menggunakannya,"pikir Zuhri sambil terus mengubah lingkungan disana dengan mulai mengendalikan es yang dengan mudah dia manipulasi untuk menyerang Yusuf, namun Yusuf dengan mudah menangkalnya dengan tembakan elemen termal dari kedua tangannya lalu kemudian Yusuf melelehkan batuan hingga menjadi magma dan menghujani Zuhri dengan meteor, "ini dia saatnya, kalamantra,"pikir Zuhri yang seketika menghentikan waktu lalu berpindah ke samping Yusuf dan menendang Yusuf sekuat tenaga sambil kembali menjalankan waktu dan melemparkan beberapa biji durian kearah Yusuf yang seketika tumbuh besar, bahkan berbuah dengan cepat dan membuat Yusuf terkena hujan durian begitu dia terjerembab ketanah berlumpur akibat es yang meleleh terkena magmanya, dengan cepat Yusuf bangkit dari jatuhnya hanya untuk menyadari dirinya dililit tanaman anggur yang langsung dia bakar begitu saja dilanjutkan dengan tembakan petir dari jemarinya yang ditangkis dengan mudah oleh Zuhri menggunakan perisai kristal, "Gibran, apa dirimu sudah siap,"ucap Yusuf memakai telepati di kepala Gibran, mendengar suara itu Gibran langsung berpindah kesamping Yusuf sambil menebar dronenya, "panggil Sekar kesini juga, kita buat 3 lawan 2 agar bisa menguasai tempo pertempuran,"ucap Yusuf pada Gibran sambil memberikan sinyal telepati pada Sekar agar mau dipindahkan oleh Gibran yang saat itu dengan cepat memanggil Sekar kesamping mereka berdua. Sementara itu ditempat Zuhri dan Malvin, "gara-gara dirimu tidak menghabisi anak tukang pindah itu sekarang dia jadi merepotkan sekali,"ucap Malvin, "diam, aku sedang menyiapkan rencana cadangan agar kita tetap bertahan,"ucap Zuhri yang menembakkan kukunya yang penuh dengan energi kehidupan kearah Yusuf, "dengan itu aku bisa bertahan hidup kalau saja kita dikalahkan, sekarang bagaimana caranya agar anak ini selamat juga agar diriku tidak dihukum oleh tuan Gifar, grrrh dasar anak-anak yang menyusahkan,"pikir Zuhri sembari menatap Yusuf yang saat itu tatapannya dipenuhi dengan keyakinan akan kemenangan.