"Boooooommmm,"suara benturan tinju Yusuf dan Zuhri menggetarkan angkasa sekali lagi saat drone Gibran meluncur ke seluruh arena pertarungan dan juga puluhan ribu roket Sekar yang membisingkan medan laga, merespon hal itu Malvin langsung meluncur kedepan dengan badannya yang sudah menjadi api, namun Gibran segera menukar dirinya dengan Yusuf yang menendang Malvin dengan keras kearah Zuhri, "ini dia kesenpatanku, orang ini harus selamat apapun yang terjadi,"pikir Zuhri sambil menyerang balik Yusuf dengan menembus tubuh Malvin sambil sedikit mengambil darahnya dan dia simpan dalam bentuk kapsul kecil untuk dia jadikan media menyelamatkan Malvin, sesaat sebelum benturan dia tembakkan kapsul berisi sebagian energi kehidupan Malvin tersebut yang membuatnya menjadi sedikit tidak stabil dan terpaksa terkena beberapa bombardir serangan dari Yusuf, untungnya Zuhri masih sempat mengaktifkan kalamantra dan berpindah kebelakang Yusuf untuk memberikan tendangan sekuat tenaga dipunggung Yusuf sebelum akhirnya ditembak dengan halilintar oleh Sekar, hal ini sempat membuat serangan Zuhri melemah dan dimanfaatkan oleh Yusuf untuk mengaktifkan vidhata miliknya dan menyerang Zuhri dengan ledakan bertubi-tubi namun dari belakang Malvin sempat menikam Yusuf dari belakang dengan tangannya yang sudah dialiri kekuatan agneyastra, melihat perutnya ditikam dari belakang, Yusuf segera membuat tangan dipunggungya dan memotong tangan Malvin dan membuat kepalanya menjadi empat untuk memandang empat penjuru, "anak yang mengerikan, dia menemukan strategi mutakhir tanpa jeda berpikir,"pikir Zuhri yang melesat kebawah dan menyatu dengan planet, "aku takkan membiarkan kau mengalahkan diriku semudah itu anak kecil,"teriak Zuhri dalam wujud kosmiknya yang seketika tumbuh semakin besar dan meninju Yusuf keluar dari atmosfer, bersamaan dengan itu Gibran berpindah untuk menahan Yusuf terhempas terlalu jauh, "apa-apaan orang itu, kukira dia cuma bisa menggunakan makhluk hidup sebagai media,"ucap Gibran, "kurasa energi kehidupan yang dia maksud itu adalah energi alam semesta itu sendiri, dengan kata lain dia bukan hanya bisa mengendalikan tenaga dari makhluk hidup tapi juga planet dan bintang, dengan kata lain dia bisa menyatu dengan seluruh objek di jagat raya itu sendiri,"ucap Yusuf saat melihat Zuhri semakin membesar dengan menyerap bintang-bintang, "Yusuf!!, kita perlu menghabisinya sekarang juga, orang itu bisa mengancam jagat raya itu sendiri,"teriak Sekar saat melihat tubuh Zuhri yang terus tumbuh, "tenanglah dulu Sekar, dia takkan pernah bisa menyerap seluruh jagat raya dengan pertumbuhan kekuatan yang lambat seperti itu, aku sudah sedikit mempelajari bagaimana cara Dunia bekerja, seiring dengan kehancuran energi akan tumbuh semakin cepat untuk menjadi bahan bakar penciptaan yang baru dan berketerusan yang itu berarti dunia ini takkan bisa semudah itu dikuasai, butuh jauh lebih banyak usaha untuk melakukan itu, dimana ada kehancuran akan ada penciptaan dan dimana ada penciptaan selalu akan ada yang dipelihara, seiring dengan banyaknya yang dipelihara maka kehancuran juga harus dilakukan, dalam putaran itu pertumbuhan energi akan terus meningkat, energi absolut yang disebut shiv,"ucap Yusuf sambil mengaktifkan sidhimantra mahima miliknya untuk mencapai ukuran sebesar Zuhri lalu kembali beradu serangan sambil dengan cepat merestorasi objek-objek angkasa disana saat Zuhri menyemburkan kehidupan diatasnya yang dia pakai untuk diserap nanti agar kekuatannya terus tumbuh, sementara Yusuf akhirnya mulai memodifikasi zirahnya untuk membombardir Zuhri meski lawannya itu bisa beregenerasi dengan sangat cepat sehingga membuat serangan Yusuf seolah mengenai air, "kurasa aku perlu mencobanya,"pikir Yusuf sambil melepaskan banyak sekali partikel vidhata keangkasa dan membuatnya terus berganda sampai angkasa dipenuhi oleh jurusnya lalu tanpa menunggu sedetikpun Yusuf membelah menjadi wujud dirinya yang berukuran normal yang segera menyerbu Zuhri seperti semut mengerubungi gula, "sinkronisasi pengumpulan tenaga kosmik ini adalah idemu Ihsan, kau bilang kalau kekuatan yogimu tumbuh lebih cepat saat berkumpul dengan yogi lainnya, jadi dirimu membuat atmasena untuk membantumu, hmm mungkin aku bisa mencobanya,"pikir Yusuf sambil terus membentuk atmasena dirinya dan mulai mengumpulkan tenaga yogi bersamaan, "tunggu dulu, ini benar-benar bekerja dengan baik, aku merasakannya, ini bahkan seperti kekuatan tantraku yang memang beresiko,"pikir Yusuf yang perlahan kekuatannya mendistorsi ruang dan waktu, "apa yang dilakukan anak itu sebenarnya, rasa tidak berdaya ini mirip seperti saat melawan Ishvara,"pikir Zuhri saat menyingkirkan atmasena Yusuf yang sangat banyak,"haaaaaaaaaaaaaaa,"teriakan Yusuf menggema dengan kencang di angkasa bersamaan dengan kekuatannya yang mengalir ke penjuru medan tempur, "Zuhri, aku akan membuat celah, serang dia sekuat tenagamu, hanya itu kesempatan kita,"ucap Malvin yang segera maju, "tungguuuu, dia bisa menghabisimu, ah terserahlah,"teriak Zuhri sambil mulai mengumpulkan energi kehidupan yang tersisa sampai membentuk bola energi yang teramat kuat dan membuat Zuhri mulai menua, sementara itu Yusuf juga membuat bola vidhata miliknya saat Malvin dengan sekuat tenaga ingin menjebol barir tenaga yang terbentuk dengan residu energinya, "memanipulasi kehidupan adalah hal yang berbahaya, karena itu kau harus melakukannya dengan bijaksana,"ucap Yusuf sambil memasukkan elemen api lalu menembakkan vidhatanya yang disambut oleh serangan Zuhri sehingga bertumbukan diudara sampai angkasa retak dibuatnya, namun benar saja bola energi kehidupan Zuhri sanggup mendorong serangan vidhata Yusuf hingga mengenai wajah Yusuf dan membuat Yusuf kehilangan kendali atas kundalini mahamantra miliknya dan kembali ke wujud normalnya sementara Zuhri kehilangan banyak sekali energi kehidupannya sehingga membuatnya jadi seperti orang tua meski pada akhirnya dia bisa menyerap sedikit tenaga kehidupan di tempatnya hanya untuk bertahan hidup, sementara itu Malvin menyerang Yusuf hanya untuk ditangkis oleh Yusuf yang masih memiliki tenaga tantra dan yoginya, "masih kurang, kau bukan seorang atimaharathi seperti diriku,"ucap Yusuf yang mulai mendapatkan momentum untuk menyerang Malvin yang saat itu berusaha untuk memakai elemen airnya untuk membantunya melakukan serangan jarak jauh tapi Yusuf malah memanfaatkannya untuk menyetrum Malvin sampai sekarat lalu membuat elemen termal dengan kedua tangannya untuk melebur Malvin, "kini tinggal dirimu,"ucap Yusuf yang saat itu segera dipindahkan oleh Gibran kehadapan Zuhri yang sangat melemah kemudian Sekar dari atas langsung menyambar Zuhri dengan halilintar hingga membuat Zuhri terkapar ditanah, "sialan, aku terlalu lemah saat ini bahkan untuk menerima serangan dari wanita itu,"pikir Zuhri sambil berusaha berdiri hanya untuk dihajar oleh Yusuf dan Gibran, "aku tidak boleh memanggil kembali wadah kehidupanku yang lain, kalau dia tau dan mendapatkan kembali kekuatannya, aku bisa dihabisi sepenuhnya,"pikir Zuhri saat menerima berbagai pukulan dan tendangan ke tubuhnya, "hmm aku sudah mendapatkan kembali sedikit kekuatanku,"pikir Yusuf, "Sekar, kau perlu merasakan sedikit kekuatanku agar saat pertandinganmu nanti, kamu bisa dengan mudah beradaptasi,"ucap Yusuf sambil mendekat kearah Sekar dan membuat atmasena untuk mengunci pergerakan Zuhri, "baiklah Yusuf,"ucap Sekar saat Yusuf mentransfer sedikit energinya yang membuat aliran listrik dari Sekar kembali menyambar-nyambar ke segala penjuru, "konsentrasikan pelan-pelan wahai gitarani,"ucap Yusuf, "grrrrhh baiklah Yusuf, aku akan berusaha,"balas Sekar saat mulai memusatkan tenaganya ke satu titik kemudian menembakkan halilintar mahadahsyat dari tangannya yang langsung menghancurkan tubuh Zuhri sepenuhnya, "ahahaha, masih terlalu kasar kendali energimu, berlatih lagi ya sayang,"ucap Yusuf, "apa-apaan tenaga tadi, bukankah Yusuf sedang kehabisan tenaga, apa jarak kekuatannya memang sejauh ini,"pikir Sekar sambil memandangi Yusuf dengan kekaguman, "sekarang kita perlu memperbaiki keadaan disini, kayaknya semuanya jadi agak berantakan akibat pertempuranmu Suf,"ucap Gibran, "iya Gibran,"ucap Yusuf sambil perlahan menurunkan kekuatannya, "sekarang tinggal dirimu Sekar, kemenanganmu adalah kuncinya, kunci yang akan membuka gerbang perdamaian, itulah kuncinya,"ucap Yusuf memakai telepati kepada Sekar, "baiklah Yusuf, aku paham,"balas Sekar yang pada akhirnya terjatuh dan keluar darah dari mata, hidung, mulut dan telinganya, "kau kenapa Sekar, hei,"tanya Yusuf yang melihat Sekar mulai mengumpulkan lagi tenaganya, "aku tak apa-apa Yusuf, aku harus siap untuk pertandinganku nanti,"balas Sekar sambil terbang pelan menuju vimana untuk diobati, "apa yang dia ketahui tentang rencana Ihsan ini yang membutuhkannya menjadi savitri devi,"tanya Gibran, "dia tau semua yang kutau,"ucap Yusuf, "termasuk persiapan upacara penobatan,"tanya Gibran, "ya, dengan membuat Jonggring Saloka sebuah negara sendiri maka kebebasan kita untuk berbuat baik akan semakin banyak, dengan membuat salah satu kawannya menjadi savitri devi, dia telah memaku salah satu hubungan baik dengan Sahasradwipa dan memastikan hubungan itu terus berjalan, sekaligus mungkin untuk melindungi adiknya, sejujurnya aku belum terlalu paham tentang rencananya, kenapa dia membangun negeri dengan pertumbuhan dan persaingan sekeras itu, sekarang saja Garudapura sudah bisa dilampaui oleh kerajaannya,"ucap Yusuf, "kalau ternyata dia ingin menguasai dunia, apa yang kau pikirkan,"ucap Gibran, "sebenarnya itu tergantung dengan Ihsan sendiri, dia bilang kalau jalannya salah kita perlu mengingatkannya dan sejauh ini aku masih belum merasa ada yang salah dari langkahnya, memangnya seburuk apa Dunia apabila ada dalam kepemimpinannya, aku cukup yakin Dunia akan diurusnya dengan baik, kini tinggal memastikan langkahnya baik dan benar,"ucap Yusuf dengan tenang. Sementara itu di sisi lain medan tempur yang porak-poranda segumpal daging tumbuh menjadi manusia dewasa dengan meresonansikan energi kehidupannya dan kembali membentuk tubuh Zuhri, "hah, untung saja kita selamat,"ucap Zuhri pada Malvin yang sudah selesai beregenerasi dari tadi, "apa kita akan menyerangnya lagi,"ucap Malvin, "jangan, begini saja sudah cukup, kita perlu melaporkan ini pada tuan Gifar dulu, semoga saja hukumannya tidak terlalu berat,"ucap Zuhri, "cih, anak yang merepotkan,"gerutu Malvin, "pesannya jelas, kita harus mementingkan keselamatan diri terlebih dahulu daripada misi, kita harus pulang dulu,"ucap Zuhri dengan getir sambil melangkah menuju negeri Ashoka bersama Malvin.
Disaat yang sama di keraton Suralaya, "prabhu, jalur kosmik menuju Madyadwipa sudah selesai,"ucap Riki, "bagus, oiya Shafa, bagaimana dengan surat tantangannya, apakah sudah disetujui,"tanya Ihsan, "aku baru saja mendapatkan pesan dari Shifa kalau persiapannya sudah selesai, perebutan takhta savitri devi akan segera dilaksanakan begitu Sekar pulang,"ucap Shafa, "bagus, selanjutnya tinggal percaya pada Sekar, terimakasih atas semua bantuanmu Shafa,"ucap Ihsan sambil tersenyum senang lalu mulai kembali melepaskan beberapa atmasena untuk kembali berlatih. Sementara itu di Mataram, "nampaknya era kita sudah benar-benar berakhir sayangku, mungkin kedepannya aku akan kembali menjadi prajurit biasa, kini bukan hanya lelaku kecil itu yang melampauiku tapi juga teman-teman gadisnya, lebih baik diriku melakukan beberapa tugasku sebagai panglima vishkanya untuk terakhir kali sebelum tantangan berlangsung, ah benar juga, seharusnya aku tidak sendiri, kalau saja aku lebih dekat dengan dirimu, mungkin sekarang engkau akan menemaniku nak, maafkan ibu ya, dulu ibu sibuk, "gumam seorang wanita sambil mengusap sebuah foto usang dirinya dan suaminya yang sedang menggendong anak kecil di depan hujan saat tiba-tiba Rasha berdiri di balkon jendelanya diantara hujan deras, "bu Rina, ayo kita lakukan sedikit misi,"ucap Rasha yang basah kuyup karena hujan sambil sedikit tersenyum, "nak Rasha, engkau tidak kedinginan kah,"tanya wanita tadi yang bernama bu Rina, sang panglima vishkanya, "aku hanya basah bu, tapi aku tidak kedinginan, justru dirimu yang kedinginan karena tinggal sendiri disini,"ucap Rasha sambil memasuki rumah Rina, "hmm adikmu yang bernama Sekar itu akan menantang posisiku sebentar lagi, bagaimana menurutmu, apakah dia cukup kuat untuk itu,"ucap Rina, "entahlah bu, kurasa bisa saja,"ucap Rasha, "kau nampak ragu, oiya kenapa bukan dirimu saja yang melakukan tantangan, kau bisa dengan mudah mengalahkanku nak,"ucap Rina, "aku tidak tertarik mengurus surat-surat itu, membosankan, tapi kalau dirimu perlu teman, aku akan datang kok kesini, lagipula Sekar lebih layak memimpin pasukan vishkanya,"ucap Rasha, "iyasih, yasudah ayo kita berangkat,"ucap Rina sembari memakai topengnya dan melesat kedepan, "nah begitu dong,"gumam Rasha sembari menyusul Rina menerobos hujan ke lokasi misi mereka.