Bhairava

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #71

Immortal Fighter

"Kekuatan macam apa ini, kukira pertumbuhan kekuatan per seribu shiv per detiknya adalah 10,20,30 dan seterusnya ternyata 10,100,1000 dan seterusnya, kekuatan yogi ini extrem sekali, aku harus bisa mengontrolnya," pikir Irene saat mengaktivasi tanda yoginya dan melepaskan pukulan yanga jauh lebih dahsyat dari biasanya, saat itulah pasukan swargasena dan para apsara memenuhi medan laga bekas dari istana Amaravati, "kau ternyata benar-benar akan berkhianat, aku sudah menduga dari awal kedatanganmu kemari Alim," teriak seorang pemuda yang badannya dilapisi tulang, "bukankah orang itu Dio, sudah lama aku tidak melihatnya," ucap Bagas sambil menyiapkan pedangnya sementara Alim tidak merespon dan berjalan lurus kearah Sakra, "bantai mereka nandasena," ucap Alim lirih pada Bagas yang segera mengayunkan pedangnya untuk menerabas musuh sementara Alim melesat kearah Sakra dengan bola energi ditangannya yang ditembakkan Alim kearah Sakra yang dengan cepat menghindari bola padat itu lalu menerkam Alim saat bola tadi meledak diangkasa, "dia menghindari janardana dengan mudah, wajar saja sih," pikir Alim saat kembali terlibat adu serangan dengan Sakra tapi saat ini ada Seno yang membantu Sakra menyerang Alim dengan tembakan-tembakan panah angin yang sangat cepat sementara Alim mulai mengalirkan auranya yang memblokir serangan demi serangan dari Seno saat dirinya sendiri menyerang Sakra yang menembakkan beberapa makhluk aneh padanya sekaligus memenuhi medan tempur dengannya saat Alim mengarahkan tendangannya ke muka Sakra yang ditangkap oleh musuhnya itu lalu Alim ditarik saat Alim memutar badannya dan mendaratkan tendangan di kepala Sakra lalu menembakkan beberapa janardana ke langit lalu membentuk mudra sehingga bola-bola energi tadi mengeras menjadi batu yang diarahkan oleh Alim dalam bentuk serpihan-serpihan batu yang membesar untuk membombardir Sakra yang mulai mengarahkan makhluk aneh tadi ke wajah Alim, "bhutaraj ini teknik yang sangat merepotkan," pikir Alim sambil menyalakan auranya kuat-kuat untuk menghempaskan makhluk aneh yang dibuat Sakra lalu membuat awan-awan energi disekitar tubuhnya yang pada awalnya putih namun menghitam seiring waktu, "sudah mau menggunakan manifestasi avatar energi ya, unik sekali," pikir Sakra sambil melesat kebelakang menyaksikan awan tadi memadat disekitar Alim dan membentuk tinju bertenaga tinggi yang mengarah padanya dan mengenainya dengan kekuatan penuh sampai terpental sangat jauh, "inikah kekuatan para pemilik manunetra, manifestasi penuh kekuatan tempur dalam bentuk proyeksi energi, avatar energi, kekuatan yang pernah digunakan pejuanh agung rshi bhararamuni, sungguh pemandangan yang memukau," gumam Sakra saat melihat Alim memunculkan manifestasi energinya yang membuat Sakra terlihat kecil lalu Alim segera mengalirkan panas menggunakan avatarnya yang perlahan meningkatkan temperatur udara disekitarnya yang dia pusatkan di tangan avatarnya yang dia gunakan untuk membuat serangan udara dengan membuat sabit api diudara yang mengenai Sakra sampai badannya tersayat dan terbakar namun Sakra dengan cepat menyembuhkan lukanya dan kembali berdiri lalu memusatkan makhluk anehnya dalam bentuk bola dan menembakkannya kearah Alim dan meledak dengan keras sehingga mementalkan Alim yang saat itu dibungkus avatar energi cukup jauh, "hahahaha, kau masih perlu melatih avatar energi milikmu nak, payah sekali," ejek Sakra tanpa mengetahui kalau Alim bisa dengan mudah berdiri dan menyembuhkan avatar energinya lalu menembakkan hujan api begitu saja dengan satu tangannya, "membesarkan sharanga," ucap Alim sambil memanifestasikan busurnya dalam bentuk avatar dan mengisinya dengan varunastra yang memunculkan tsunami saat ditembakkan namun saat itu Sakra juga menggunakan busurnya yang bercahaya untuk menembakkan indrastra yang menyengat habis air yang tumpah dari varunastra Alim dan membelahnya hingga mengenai Alim yang tiba-tiba hancur menandakan kalau dia adalah atmasena, "eh," pikir Sakra yang terkejut saat Alim tiba-tiba datang dari atas menggenggam gadanya yang juga sudah dia perbesar lalu menghantam tanah dengan itu yang sempat dihindari Sakra yang kemudian menembakkan beberapa benangnya dan tanpa dia sadari sebuah laser darah mengarah ke tubuhnya dan menggores perut Sakra, "anak perempuan itu, putri Shifa, dasar sialan, mengambil kesempatan saat aku lengah," pikir Sakra yang tak menyadari chakra sudharsana milik Alim melesat ke lehernya dan memenggalnya begitu saja, "huh!?, apa kita menang!?, begitu saja!?," pikir Shifa yang kebingungan, "Alim!!, bukankah dia tidak seharusnya dibunuh!?," pekik Bagas saat menahan para apsara namun Alim tidak merespon dan terus bergerak kedepan menyiapkan pedangnya saat tiba-tiba kepala Sakra bergerak keatas dan membentuk tubuhnya saat tubuhnya juga menumbuhkan kepala membuat Sakra malah menjadi dua lalu menyerang Alim yang membalas dengan menggunakan atmasena miliknya, "apa maksudnya ini, apa orang itu abadi," pikir Bagas yang mulai kebingungan, "tenanglah kalian, Sakra memang bisa membagikan kesadarannya ke seluruh selnya, memotongnya memang bukan solusi," pekik Alim sambil terus bertarung dengan sengit melawan Sakra yang sudah membelah dua dan mulai mengeluarkan monster-monsternya yang memenuhi medan tempur seperti air mengisi wadah dan Alim meresponnya dengan menembaki mereka dengan api hitam sambil merapalkan mantra dan menarik busurnya, "musnahkan siapapun yang tidak pantas berada di medan tempur ini narayanastra," ucap Alim saat melepaskan sebuah panah yang membelah dan memburu siapapun musuh yang bergerak, sayangnya panah itu tidak sanggup mendeteksi keberadaan yogi sebagai musuh, "menggunakan narayanastra untuk memusnahkan jurus bhutaraj milikku, skill deduktif yang mengerikan, dia tau kalau dia bisa menghapus efeknya menggunakan energi yogi sehingga melepaskannya dalam satu serangan untuk membabat jurusku, untungnya aku yogi sehingga panah itu tidak akan mendeteksiku sebagai musuh," pikir Sakra sambil melepaskan brahmastra dengan busur cahayanya yang mengarah ke Alim dan menghancurkan avatarnya, "tidakkah dirimu ingin serius Alim, tanda yogi milikmu belum aktif juga," ucap Sakra, "kau juga belum mengaktivasi tanda yogimu," balas Alim sambil menghangatkan udara menggunakan apinya, "hahaha, baiklah, kau memang anak yang sangat perhitungan, berikanlah pertarungan yang menantang untukku narayana!!!!," pekik Sakra sambil mengaktivasi tanda yoginya yang menyelimuti tubuhnya dengan pola seperti mata, "hah!!?, aura apa ini, kasar sekali seperti badai," pikir Sura yang waktu itu sedang bertempur saat beberapa orang tumbang begitu saja akibat sambaran-sambaran energi yang berasal dari Sakra, "bertahun-tahun dirimu melatih energi yogimu dan masih saja dirimu menggunakan yogi ini dengan kasar, aku akui tenaga yogimu sangat besar, tapi tanpa kontrol penuh kekuatanmu itu bukanlah ancaman," ucap Alim yang kemudian mengambil nafas perlahan dan seketika tubuhnya dihiasi pola garis hitam yang menyerap tenaga alam yang begitu menenangkan, "apa!?, kontrolnya terhadap energi yogi sangat sempurna, tenang sekali," pikir Sakra saat tiba-tiba Alim sudah berada dihadapannya mengayunkan pedangnya ke leher Sakra yang saat itu menangkisnya dengan tangannya sambil menghindar kebawah untuk memberikan bogem mentah ke perut Alim yang menghindar dengan mudah keatas lalu menginjak muka Sakra dengan sangat keras sampai meninggalkan bekas penyok di mukanya dilanjutkan dengan tembakan janardana kecil yang menghempaskan Sakra ke tanah dan menimbulkan dentuman keras di medan tempur dan membuat Seno panik dan langsung menuju Sakra sambil melepaskan beberapa peluru udara kearah Alim yang dimentahkan memakai telapak tangannya saat Shifa dikembalikan kesisi Alim oleh Dira yang menikamnya dengan trisula, "ghh, kamu sudah sekuat ini ya Alim, anak petani kecil yang lucu waktu itu sudah tumbuh kuat ya," ucap Shifa sambil menunjukkan senyum manisnya yang dialiri darah dan mencabut trisula dari dadanya dan melemparkannya kearah Dira sambil mengangkat kembali kampaknya dan menembakkan jarum-jarum berlapis racun kearah Dira yang menangkisnya dengan mudah sambil bergerak kearah Sakra bersama Seno, "kau baik-baik saja kan, Shifa," tanya Alim dengan khawatir dan mencoba menyembuhkannya, "aku tidak masalah Alim," ucap Shifa sambil mengusap darah di mulutnya yang sudah sembuh dan saat itulah Alim menyadari kalau luka tikaman didada Shifa sudah hilang, "eh, sudah sembuh," gumam Alim, "aku tau kamu akan jadi jauh lebih kuat Alim, jadi aku melatih tubuh dan kemampuan penyembuhanku sampai aku bisa menahan semua kekuatanmu," ucap Shifa saat Seno melepaskan beberapa peluru udara yang ditahan oleh Shifa sampai tubuhnya penuh luka dan segera disembuhkan dengan cepat oleh Shifa, "seextrem itu sekarang penyembuhannya," pikir Alim, "ayo bergerak Alim, aku akan berusaha mengimbangi dirimu," ucap Shifa diikuti anggukan dari Alim, "wanita itu harus disingkirkan, kemampuan penyembuhannya akan sangat merepotkan kalau dia tetap berdua dengan narayana," bisik Sakra, "serahkan hal itu padaku, kau dan Seno atasi narayana, aku juga kesal dengan gadis angkuh itu," bisik Dira sambil mengisi kekuatan trisulanya saat Sakra dan Seno menerkam Alim yang merespon dengan menahan serangan keduanya lalu balik menyerang mereka dan tepat saat Shifa ingin membantu, Dira mendorong kepalanya menjauh dari Alim dan menghantarkannya ketanah lalu membantingnya menjauh dan menyusulnya, "dasar tidak konsisten, sebenarnya dirimu ingin satu lawan satu atau pertarungan antar tim sih!?," tanya Shifa sambil tersenyum lebar dan meregenerasi tubuhnya, "hhh, masih saja angkuh seperti itu, kau seorang medis kan!?, dirimu takkan berguna apabila sendiri seperti ini," ucap Dira dengan kesal saat Shifa meregenerasi tubuhnya, "hihihi, bukankah dirimu juga tidak berguna, kau hanya wanita pemarah indrani, dulu kau menghabisi suryani karena ada Sakra dan Seno saja kan, apalagi nenekku itu tidak tega memukul adik kecilnya ini, hahaha, itu karena kau lemah indrani, kau bahkan menantang anak kecil berduel, memalukan," ejek Shifa sambil memasang kuda-kuda dan menendang Dira yang sedang tertegun, "gadis sialan kaaaauuu," sentak Dira sambil membalas serangan Shifa dan menikamnya lalu mengalirkan listrik yang sangat kuat hanya untuk melihat Shifa tersenyum lebar menunjukkan giginya yang penuh darah sambil mencekik Dira, "apa-apaan gadis ini, apakah dia abadi," pikir Dira saat bertatapan dengan Shifa yang mulai mengayunkan kampaknya yang untungnya dapat Dira hindari sambil menyingkirkan tangan Shifa, "cih, bagaimana cara menghabisi makhluk ini," pikir Dira sambil menyalakan tenaganya kuat-kuat dan berusaha menghadapi Shifa yang keluar dari asap dalam keadaan utuh dan mata menyala terang disertai senyum lebar yang membuat Dira gentar.

Lihat selengkapnya