"Ihsan, bagaimana ini, apa engkau tetap akan menunggu ulang tahun adik kecilmu untuk mendirikan negara," tanya Shafa yang saat itu mencuci tangannya di sungai lalu membasuh wajahnya diikuti dengan suara ledakan dan cahaya dari belakang tubuhnya, "tentu saja Shafa, bagaimana pertempuran tadi, apa kau lelah," tanya Ihsan, "tenang saja ini hanya beberapa armada perang saja, yang dihadapi oleh pasukan penaklukan indra akan jauh lebih mengerikan," ucap Shafa bersamaan dengan naiknya fajar di ufuk timur yang memperlihatkan warna merah dari sungai tempat Shafa mencuci tangannya karena aliran darah yang sangat banyak, "mereka hanya menggodamu saja Shafa, tak perlu sampai membantai habis mereka sendirian, sebagian besar dari mereka bukanlah armada perang, apa menurutmu harus begini cara mempertahankan kehormatan kalian," ucap Ihsan, "Ihsan, kehormatan kami adalah hadiah dari Tuhan yang maha kuasa, semua wanita harus sanggup mempertahankannya, kehormatan itulah kecantikan kami yang sebenarnya bukan paras kami yang hanya tulang dan daging yang dilapisi kulit saja," ucap Shafa sambil berjalan ke Ihsan yang menjemputnya dengan lembu nandi miliknya, "menarik, aku tidak salah memilih, wanita-wanita seperti dirimu adalah para dewi dengan kecantikan abadi itu," gumam Ihsan sambil tersenyum tipis dan pergi meninggalkan planet itu bersama Shafa sebelum planet itu meledak dengan keras.
Sementara itu di Amaravati, Sakra dan Seno sedang mengepung Alim yang sedang panik karena Shifa didorong ke bawah oleh Dira dan mengakibatkan dirinya kehilangan fokus dan mulai terpojok. Disaat yang bersamaan dibawah reruntuhan Shifa sedang beradu serangan dengan Dira, "anak ini kekuatan fisiknya tidak main-main," pikir Dira saat mencoba mengimbangi gerakan-gerakan Shifa yang sangat cepat mengayunkan kampaknya dilanjutkan dengan beberapa tembakan jarum beracun kearah Dira yang menangkisnya menggunakan perisai energi yang segera ditendang sekuat tenaga oleh Shifa, "hihi, segini saja kemampuanmu indrani," ejek Shifa dengan senyuman tipisnya sembari membenturkan kepalanya ke perisai Dira, "hahahaha, aku baik-baik saja Alim, jangan khawatirkan diriku, aku ingin bermain sebentar," teriak Shifa yang menggema di udara dan membuat Alim bisa tenang, saat itulah dia menjalarkan tanda yoginya secara penuh dan memenuhi angkasa dengan energinya yang menenangkan sambil memperlihatkan wujud penuh mode yoginya yang hanya membuat kulitnya menghitam seperti langit malam, hal ini dibalas oleh Sakra dan Seno yang juga mengaktivasi wujud penuh tanda yoginya yang membuat udara bergetar dan membuat penampilan mereka berdua jadi sangat mengerikan dengan rambut berkibar dan mata menyala lalu menyerang Alim yang waktu itu menyambut serangan mereka dengan serius, melihat hal itu dari bawah membuat Shifa tersenyum bahagia dan mulai kembali maju, tinjunya beradu dengan tendangan Dira dilanjutkan dengan ayunan kampak yang ditangkis dengan trisula namun akhirnya Dira tetap harus terdorong karena Shifa menyeruduk kedepan dengan kekuatan fisiknya yang luar biasa lau Shifa mencengkram kaki Dira dan membantingnya ketanah, untuk merespon hal itu Dira menembaki Shifa dengan sambaran listrik yang menghanguskan wajah Shifa namun Shifa tidak berhenti dan terus menyerang sambil beregenerasi dan berhasil memberikan beberapa bogem mentah pada Dira diikuti dengan menjambak rambut musuhnya itu dan membantingnya ketanah lalu mencengkram dan menyeret muka Dira ditanah tak mempedulikan teriakan musuhnya itu dan menyumpalnya dengan batu lalu melemparkan Dira ke air lalu melompat dan menginjak-injak Dira, namun Dira yang kesal segera menyengat Shifa dengan tegangan sangat tinggi lalu mencekik dan membantingnya hanya untuk melihat Shifa meringis kegirangan saat disetrum olehnya, "monster macam apa kau hah!?, hhh pantas saja sih, kau dirawat oleh Sukmawati, monster itu hanya akan mendidik monster lainnya," ucap Dira sambil kemudian menendang Shifa sekuat tenaga sambil membidiknya dengan trisula namun Shifa melompat balik dan mendorong muka Dira sampai membentur batu, "aku tidak dididik oleh maharani, tak ada darahnya yang mengalir di tubuhku, tapi keluarga bukan masalah ada tidaknya hubungan darah, tapi hubungan perasaan, dirimu mana paham akan hal itu indrani," ucap Shifa sambil terus membenturkan kepala Dira ke batu namun Shifa tak menyadari kalau Dira mengarahkan trisulanya untuk menikam perutnya dan mendorong balik Shifa sambil terus menyetrumnya, "kau terlalu naif nak, apa yang engkau ketahui tentang masa laluku sehingga dirimu menaruh dendam padaku, iblis bernama Sukmawati itu telah menghabisi janinku dengan menginjak-injak tubuhku, mana kau paham perasaanku, kau hanya gadis kecil yang tidak tau apa-apa," teriak Dira sambil menangis dan mulai menghajar Shifa dengan trisula miliknya yang dia tusukkan berkali-kali pada tubuh Shifa, "apa yang kau ketahui tentang kasih sayang ibu ketika dirimu sendiri masihlah gadis belia," raung Dira dengan seluruh amarahnya yang membuat aliran listriknya menggelegar keras dan kembali berusaha menikam Shifa yang mementahkan trisula Dira dengan kampaknya lalu menembaki Dira dengan jarum beracun miliknya tapi Dira menahannya dan terus merangsek kedepan untuk menghajar Shifa sambil melemparkan belati-belati yang dipenuhi aliran listrik didalamnya pada Shifa yang membalas dengan pukulan telak kepipi Dira dan kemudian mengarahkan kampaknya menuju kepala Dira yang menangkisnya memakai trisulanya dan membuang kampak Shifa, merespon hal itu Shifa segera membogem perut Dira dan menggigit tanggan Dira yang memegang trisula hingga trisula itu terlepas, tak tinggal diam Dira segera menjambak rambut Shifa diikuti memanggil belatinya dan menikam Shifa berulang kali sebelum akhirnya lutut Shifa mengenai dagunya dengan sangat keras diikuti sebuah tendangan yang menghempaskannya, tak berhenti sampai disitu, Shifa segera menghampiri Dira dan melayangkan tinjunya sekuat tenaga yang beradu dengan tinju Dira yang dialiri listrik dan membuat benturan yang sangat keras, tangan Dira remuk akibat pukulan Shifa yang sangat kuat dan sedikit terperosok kebelakang namun tangan Shifa juga lumpuh akibat pukulan bertegangan tinggi tadi, saat itu cahaya ungu di mata Shifa berkedip dan tubuhnya berasap saat Dira kembali dengan tangan kanannya yang sedang beregenerasi dan berlari menyerang Shifa dengan tangan kirinya hingga tangan kanannya sembuh dan kemudian digunakannya untuk mencakar pipi Shifa yang kemudian menangkap tangan Dira dengan tangannya yang baru beregenerasi lalu menyeretnya jatuh lalu mengambil napas dalam-dalam dan membombardir Dira dengan pukulan kuat hingga Shifa kehabisan tenaga dan ambruk ketanah berusaha memulihkan tenaganya, "aku harus bertahan, aku harus membantu Alim, aku tak boleh mati disini," pikir Shifa saat berusaha berdiri dengan sisa-sisa tenaganya, bersamaan dengan itu Dira juga memulihkan luka-lukanya dan mulai berdiri juga, "hehehe, kau juga berdiri rupanya dasar nenek tua," ucap Shifa yang mata dan mulutnya dialiri darah segar, "kau anak yang menyebalkan, berhentilah nyengir gak jelas seperti orang gila," balas Dira yang sudah remuk wajahnya, namun keduanya masih berdiri sambil memulihkan luka-lukanya lalu memasang kuda-kuda, siap untuk kembali bertarung diantara kilatan-kilatan cahaya yang menghiasi langit akibat pertempuran yang masih berlangsung, "orang-orang yang kita sayangi sedang bertempur dengan hebat, suami dan anakku sedang menghadapi narayana yang engkau sayangi, siapa namamu wahai narayani, namaku Dira, seorang indrani yang selalu menjadi tempat indra pulang," ucap Dira, "aku Shifa, sudahlah jangan banyak bicara kau Dira, kita selesaikan perseteruan kecil kita dan siapapun yang bertahan akan kembali membantu pertarungan diatas," ucap Shifa sambil menunjuk ke tempat Alim bertempur melawan Sakra dan Seno di angkasa, "Shifa ya, menarik, aku setuju denganmu," ucap Dira sambil tersenyum tipis dan kembali melesat kearah Shifa yang juga melesat kearahnya dan kembali berbenturan melanjutkan duel mereka.