Bhairava

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #81

Kalasena

Selasa, 30 april 2013, Ihsan sedang menyiapkan pasukannya, "bagaimana caramu bisa membuat mereka semua menaati dirimu Ihsan," tanya Rio, "mereka sedang membela tanah air mereka Rio, bukan sedang menaati diriku," balas Ihsan yang segera menaiki wahananya untuk memimpin seluruh armadanya menuju medan tempur, Rio saat itu juga bergerak bersama Ihsan kedepan dan memanggil makara miliknya, saat itu Shafa sudah menunggu didepan menaiki singanya sambil menatap Ihsan dengan muram, "maaf atas sifatku yang kekanak-kanakan waktu itu Ihsan, terimakasih untuk apa yang engkau lakukan selama ini," ucap Shafa pada Ihsan dan terus berjalan kedepan mengangkat genderang perangnya dan membunyikannya dengan sangat keras sampai tanah disekitarnya bergetar sebelum akhirnya diikuti oleh Shafa, Rio dan seluruh pasukannya baru setelah itu Ihsan tersenyum dan mengelus kepala Shafa sebelum akhirnya melesat bersama lembunya diikuti Shafa dan Rio dibelakangnya, saat itu juga wahana mereka meraung dengan keras yang diikuti dengan deru suara mesin vimana yang mengikuti mereka menuju tanah pertumpahan darah.

Sementara itu di medan tempur pasukan dari Reksanara sudah berkumpul, sang Tsar saat itu sedang melatih dirinya, "Excellente Nostradamus, saya sudah mempersiapkan pasukan, apalagi yang bisa saya bantu," ucap Kevin yang saat itu melaporkan keadaan pasukan, "sudahlah guru, kau tidak perlu memanggilku begitu, panggil saja Adam seperti biasa," balas sang Tsar, Exellente Nostradamus atau biasa dipanggil Adam oleh orang-orang yang dekat dengannya, "ini pertempuran tuan, semuanya akan diperlakukan sesuai dengan pangkatnya, mohon biasakanlah dirimu untuk kupanggil seperti itu," ucap Kevin, "sebenarnya aku tidak masalah kalau dengan orang lain, tapi dirimu kan guruku, penghormatanku kepadamu adalah hal yang wajib bagiku," ucap Adam, "engkau sudah melampaui kekuatanku bertahun-tahun lalu, elemen debumu akan menghancurkan bahkan makhluk yang mencapai kedigdayaan hidup sekalipun, saat ini adalah waktumu bersinar, oiya tuan Nostradamus, apa yang dirimu ketahui tentang musuh kita kali ini," balas Kevin, "aku hanya tau sedikit mengenai mereka, setauku sekitar dua tahun lalu bhairava adalah anak paling kecil yang bertarung di devasena dan dia sudah juara dua, tapi ditahun kedua dia tidak ikut karena fokus mengurus bisnisnya dan sekarang mendirikan sebuah negara, dia pasti memiliki banyak informasi tentang kita mengingat jejaring bisnisnya sampai disini dan kita tak bisa sewenang-wenang menutupnya mengingat mereka menyerap banyak tenaga kerja dan bahkan memberdayakan beberapa wilayah baru, anak ini merupakan manusia paling berpengaruh di Dunia, diusia semuda ini dia sudah mengobrak-abrik tatanan Dunia, menancapkan pengaruhnya di berbagai lini kehidupan, menyusupkan para pengikutnya ke berbagai penjuru, membangun wilayah sendiri dengan membuat dan menyusun bintang-bintang, menata planet-planet, selain itu dia secara aktif menghimpun kekuatannya, anak ini adalah kekuatan besar yang tak terbendung, kelompoknya adalah kelompok paling berbahaya yang pernah kuhadapi bahkan mungkin yang pernah ada," ucap Adam, "kau mungkin benar, padahal aku pernah menyaksikan sendiri masa kejayaan Dharmakusuma dan Bhataramuni, tapi aku tak pernah merasakan bahaya yang sebesar ini dari kelompok mereka berdua, saranku adalah kita harus pastikan bahwa tidak boleh ada aliansi yang menerima Jongring Saloka sebagai anggotanya, mereka adalah negara Imperium yang terlalu radikal, warganya takkan mau menerima aturan apapun kecuali dari Kaisar mereka yang mereka agungkan sebagai Mahadewa," ucap Kevin, "tunggu dulu, panggil Salsa kemari, dia pernah bertempur melawan anak ini dan kedua temannya yang kabarnya juga turut membantunya di pertempuran ini," pinta Adam untuk memanggil tiga anak yang sebelumnya pernah bertempur melawan Ihsan. Setibanya disana Salsa dan kedua temannya memberikan hormat, "Sir Adam, apa yang engkau perlukan dari kami," ucap Salsa, "Salsa, Niko, Gracia, kalian bertiga pernah berhadapan langsung dengan Ihsan dan kedua temannya itu kan, apa yang kalian ketahui tentang mereka," ucap Adam yang seketika membuat mereka bertiga berkeringat dingin, "tiga monster itu ya, mereka adalah tiga anak yang berkembang sangat cepat dan akibatnya dampaknya sangat menakutkan bagi lingkungan tuan," ucap Salsa, "bukan itu yang ingin ku tahu, bagaimana cara bertempur mereka, bagaimana karakternya mereka saat bertarung, metode mereka bertarung," ucap Adam, "tim kali adalah nama tim mereka bertiga, sebuah tim yang bisa menghapus belas kasihan mereka saat bertempur, mereka akan sepenuhnya menganggap lawannya sebagai sesuatu yang harus dibasmi," ucap teman Salsa yang bernama Gracia, "lalu, ada apalagi," ucap Adam, "mereka akan mengeksploitasi teror dan ketakutan yang bisa mereka timbulkan, anak bernama Rio itu suka untuk melakukan serangan tak terlihat lalu menteror orang-orang lalu ada juga gadis cantik bernama Shafa, dia memanfaatkan parasnya untuk menjebak orang-orang dalam ilusi lalu mengeksekusi musuh tanpa ampun, terakhir tentu saja ada Ihsan dan dentuman bholenath miliknya yang merongrong arena pertandingan, meskipun ini akan sulit, tapi kalau kita berhasil mengatasi rasa takut kita maka mungkin saja kita bisa mendapatkan pijakan kemenangan yang lebih baik," balas Niko, "menarik, memanfaatkan teror rupanya, untuk itu mungkin kita bisa merotasi prajurit garis depan terus-menerus sehingga ada regenerasi mental, bagaimana menurutmu pak Kevin," ucap Adam, "rotasi ya, itu hal yang menarik, tapi itu akan melemahkan formasi dalam jangka waktu pergantian, rotasi harus dilakukan tapi saranku adalah pasukan dibekali lebih banyak penyerang jarak jauh untuk memberikan dukungan moral pada pasukan depan, lalu kita perbanyak unit gerak cepat agar tidak banyak kontak langsung, strategi mereka hanya akan efektif pada pasukan infanteri, kita tidak bisa pakai strategi defensif, harus pergerakan cepat yang berfokus pada kavaleri ringan dan para artileri bergerak," ucap Kevin, "benar, tapi kita harus pastikan pertempuran ini akan cepat, pasukan kalasena milik Jongring Saloka didesain secara khusus untuk berkembang dengan sangat cepat selama pertempuran, mereka akan memulai dengan 16 akshauhini pasukan, diawal akan ada 8 akshauhini akan fokus menjadi pasukan infanteri yang sangat menyeramkan dan berfungsi untuk gempuran awal yang mengacaukan konsentrasi lalu 2 akshauhini artileri yang sangat ahli dalam skill menembak sambil bergerak, wajar saja sih, mereka adalah para pemburu, 2 akshauhini kavaleri yang memiliki pergerakan sangat cepat lalu ada 2 akshauhini pasukan gerilya yang sangat sulit dideteksi kemudian satu akshauhini pasukan kereta perang yang memiliki keahlian tempur paling bervariasi, serta satu akshauhini unit pengacau yang menjadi kunci pertarungan mereka," ucap Adam, "bukankah itu mirip dengan pasukan kita, kita harusnya bisa unggul, apalagi kita sudah berlatih bertahun-tahun," ucap Niko, "itulah masalahnya, mereka tidak akan banyak membentuk strategi, perlu diingat bahwa akan ada unit pengacau yang nantinya akan menjadi pasukan paling banyak mereka, ini dikarenakan mereka akan hanya berfokus pada peningkatan jumlah pasukan mereka saja, hal ini takkan menjadi masalah diawal, tapi seiring waktu mereka akan menjadi ancaman yang sangat menakutkan dan bisa digunakan untuk menggantikan peran pasukan lain dengan sedikit penyesuaian, mereka tidak akan bersenjata namun karena jumlah mereka akan jadi sangat banyak maka mengeroyok pasukan bukanlah hal yang sulit, apalagi ada tujuh belas akshauhini pasukan yang sedari awal memang hanya bertugas untuk mengulur waktu sampai pasukan pengacau siap dipakai, dengan begitu kalau kita menghantam dengan strategi yang sama maka kita akan kalah, kita harus melakukan serangan total dari awal," ucap Kevin, "kita pasti punya keunggulan lain, persenjataan mungkin," tanya Gracia, "mungkin itu benar, pasukan bersenjata kita mungkin akan lebih ahli mengingat kita sudah berdiri bertahun-tahun lamanya, tapi untuk keunggulan dalam persenjataan aku tidak terlalu yakin, mereka punya banyak sekali bisnis yang mungkin merajai dunia bawah, mereka pasti mempunyai banyak senjata, apalagi kalau kita lihat dari bisnis mereka disini, pasukan infanteri akan memegang trisula diawal dan mungkin untuk memberikan banyak lemparan kuat kearah kita, lalu pasukan artileri mereka akan memiliki senjata awal busur panah dan akan sangat fokus kepada pengembangan senjata, mungkin mereka akan mencapai versi meriam atau laser dalam waktu singkat, kavaleri mereka akan bersenjatakan tongkat pemukul yang bisa memanjang untuk menghancurkan pertahanan kita, pasukan gerilya mereka juga akan secara khusus meningkatkan kekuatan mereka untuk memegang bajra yang menjadi senjata utama mereka serta pasukan kereta perang mereka yang akan memiliki dua pedang sebagai senjata awal dan akan segera menggunakan berbagai senjata pada akhirnya, ditambah lagi fokus mereka pada jumlah yang akan memaksa kreativitas mereka berkembang, lawan kita mungkin takkan mengambil langkah menuju senjata mistik tapi lebih fokus ke senjata berteknologi tinggi," ucap Adam, "tapi tuan-tuan, kita punya satu hal yang belum mereka miliki yaitu sebuah pengalaman perang yang sangat banyak dan itu menempa pasukan kita menjadi pasukan yang solid dan adaptif, kita akan memberikan perlawanan sebaik mungkin," ucap Salsa penuh keseriusan dan amarah, "itu benar, siapkan pasukan, ini takkan jadi pertempuran yang mudah," teriak Adam sebelum akhirnya ketiga anak itu melesat ke tempat masing-masing untuk mempersiapkan diri.

Sore harinya pasukan kalasena akhirnya tiba di medan perang, singa milik Shafa mengaum keras saat kedatangan mereka, bersamaan dengan auman itu udara bergetar dan memanas diikuti dengan turunnya kalasena di medan tempur yang dipenuhi asap dan uap air, "Ihsan, Shafa, majulah, aku akan menunggu dibelakang, kalianlah penguasa negeri Jongring Saloka, bukan diriku, aku tidak punya kepentingan disini selain melindungi bisnisku," ucap Rio, "baiklah," balas Ihsan yang mulai melangkah kedepan bersama Shafa untuk menemui musuh, "ini dia, Maladewa," pikir Kevin yang melihat Ihsan berjalan bersama Shafa yang menimbulkan debu dan asap saat mereka berjalan menemui Tsar, "besok pagi kita akan mulai bertempur, Exellente Nostradamus," ucap Ihsan saat bertemu dengan pemimpin musuh mereka itu sambil menatap tajam matanya, "sudah kuduga engkau sangat cepat berkembang bhairava, padahal kurang dari dua tahun lalu dirimu masih anak kecil yang memperebutkan medali devasena, kau memanfaatkan hadiah waktu itu dengan baik ya," ucap Adam, "ya, aku sudah menggunakan itu untuk mencapai mimpiku, terimakasih," ucap Ihsan yang menyeringai lebar dihadapan lawannya, "baiklah, besok pagi setelah matahari terbit, kita mulai perang habis-habisan, tak akan ada jeda sedikitpun, apa kau setuju," ucap Adam sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman yang segera disambut oleh Ihsan dengan senang hati, "aku harus berjuang sekuat tenaga untuk pertempuran ini, setelah ini aku akan dipulangkan oleh Ihsan, mungkin ini kesempatan terakhirku untuk membuktikan kemampuanku padanya," pikir Shafa sebelum akhirnya pergi bersama Ihsan, "sekarang taruhan perangnya jadi jelas, tripura sundari itu makhluk yang luar biasa indah, akan kumenangkan pertempuran ini untuk mendapatkan gadis itu," pikir Adam setelah sekilas menyaksikan paras Shafa sambil tersenyum memikirkannya.

Lihat selengkapnya