"Menyerahlah bhairavaaaaa!!!, kau tau pertempuran ini hanya akan membawa banyak korban," teriak Adam sambil melemparkan tombaknya kearah Ihsan yang menahan menggunakan trisulanya, "malam baru tiba dan kau sudah meneriakkan kelemahanmu, Ishvara macam apa kau," balas Ihsan yang matanya semakin menyala, "anak bangsat, mungkin aku perlu mengaktivasi mode yogiku agar bisa memancing kekuatannya lebih jauh," pikir Adam saat membuat beberapa atmasena dan memejamkan matanya untuk mengaktivasi mode yogi yang seketika membuat kekuatannya naik secara pesat, melihat hal itu Ihsan segera mundur sambil menarik napas dalam-dalam dan kemudian energinya menyala dengan kuat disertai ledakan badai memperlihatkan wujud yoginya yang ditutupi abu dan pancaran energi yang sangat mengerikan, "mode yang seharusnya didapatkan dengan meditasi kini malah engkau gunakan untuk mengintimidasi musuhmu, dasar anak sialan," ucap Adam sambil menatap mata Ihsan yang penuh semangat, "jangan banyak protes, memang beginilah caraku bertarung," teriak Ihsan yang mulai kegirangan lalu mulai tertawa keras dan mulai menyerang Adam yang dengan mudah menangkis serangan Ihsan lalu menghempaskannya dengan tinju angin lalu melompat untuk memberikan cambuk api dari kakinya yang kemudian ditangkis Ihsan menggunakan tameng air dilanjutkan dengan tembakan halilintar kepada Adam yang bisa dihindari sehingga menyengat awan dan membuat badai semakin ganas dengan hujan halilintar disana, saat hal itu terjadi pasukan kalasena akhirnya melepaskan pasukan pengacau yang seketika membuat medan tempur semakin tidak terkendali. "Sejauh apa orang ini akan bertarung, situasi sudah parah malah semakin dikacaukan, ini strategi yang sangat menakutkan untuk dihadapi," pikir Rio saat terus membabat musuh dengan trisula dan makara miliknya, "hoi Shafa, coba lihat Ihsan, dia sudah mulai haus darah, apa engkau tidak ingin menghentikannya," teriak Rio pada Shafa hanya untuk menyadari bahwa Shafa juga mulai haus darah, "aku lupa, mereka adalah pasangan yang akan menggila saat bertempur," gumam Rio sambil memposisikan dirinya untuk menembakkan bholenath berelemen air miliknya, "tirta bholenath," ucap Rio saat menembakkan laser air bholenath yang menembus pertahanan musuh dan mengiris-iris mereka seperti pisau tajam memotong mentega lalu dia membuat gelombang dengan teknik tadi untuk menyapu banyak musuh lalu menggunakannya untuk membentuk berbagai serangan air yang tiba-tiba tepat didalam lautan yang dia buat sebuah tempat mengeluarkan uap panas dan kemudian muncul Shafa melesat darinya dalam keadaan membara, "wah, masalah nih," pikir Rio saat melihat Shafa memancarkan panas yang semakin tinggi dari tubuhnya sebelum akhirnya sebuah tangan batu memukulnya menjauh kearah pertarungan Ihsan dan Adam, "heh!?, apa itu, besar sekali, apa aku perlu menghadangnya sebelum menuju Ihsan, eh kurasa begitu akan lebih bagus, tekanan tenaga dari Ihsan saja mungkin akan cukup kuat untuk membuat banyak musuh bergelimpangan," pikir Rio saat tiba-tiba Salsa melesat menyusul Shafa dengan tantra dan yogi yang menyala, "dia kan komandan matrika, Salsa ya, orang yang pernah kulawan waktu itu," pikir Rio saat berusaha menyusul meski harus mengurungkan niatnya saat Kevin, Niko dan Gracia menghadangnya, "mataneee, orang bantu temen aja gak boleh," teriak Rio sebelum akhirnya terlibat adu jotos dengan tiga orang tadi. Sementara itu dilokasi pertempuran Ihsan dan Adam serangan demi serangan terjadi, Ihsan mulai menggunakan atmasenanya untuk mengimbangi dan mempelajari gerakan demi gerakan Adam yang semakin tajam, kemudian Ihsan segera memanggil lembunya untuk menyerang, namun sebelum dia sempat merangsek maju Shafa terlempar kedekatnya dalam keadaan bersimbah darah untungnya Ihsan segera menangkap dan menyembuhkannya disaat bersamaan begitu menyentuh satu telapak tangannya, "kau tak apa Shafa!!?," tanya Ihsan yang mulai berkeringat, "aku tak apa Ihsan, lepaskan aku, aku masih mau bertarung," jawab Shafa yang mencoba berdiri, "hohoo, tripura sundari, kau memang sangat menawan, kalau diriku memenangkan pertempuran ini, akan kujadikan engkau ratuku," ucap Adam sambil memanggil busur panahnya dan membaca mantra, "iya juga, aku adalah pemimpin, melindungi banyak orang juga merupakan bagian dari tugasku," pikir Ihsan yang kembali menenangkan dirinya dan memanggil bajra miliknya untuk dia gigit sambil dialiri energi yang mengeluarkan sambaran listrik ke segala arah, saat itu Adam mulai menembaki Ihsan dengan anjalikastra yang menembus dadanya hingga Ihsan mengeluarkan banyak darah, "grrrh, aku harus melindungi Shafa juga, tapi kalau aku sampai berkorban dan mati maka tak ada siapapun yang melindungi Shafa lagi," pikir Ihsan sambil melemparkan Shafa keatas lalu menarik busurnya dan menembakkan agneyastra kearah Adam sambil memacu lembunya dan membuat atmasena untuk menangkap Shafa, "hmm lembu nandi ya, itu mutasi terbaru dari lembu nandini yang merupakan lembu pekerja, tapi karena mutasi genetik lembu itu berubah menjadi binatang dengan pertumbuhan kekuatan yang sangat tinggi sehingga bisa digunakan bertempur, aku juga harus serius menghadapinya, ayo sarameya, keluar dan buru makhluk itu," pikir Adam sambil mengeluarkan beberapa ekor anjing pelindung ternak berukuran tak masuk akal, saat itu juga vasuki yang melingkar di leher Ihsan lepas dan mulai tumbuh lalu menyemburkan zat radioaktif dari mulutnya namun hal itu segera ditepis dengan raungan anjing-anjing Adam yang menembakkan bola energi meski hanya sementara, "sekarang, keluarlah balariksa," ucap Adam sambil mengeluarkan seekor beruang kutub untuk dia tunggangi juga sekaligus untuk menyemburkan salju yang membekukan efek radiasi dari vasuki yang terus keluar, "Shafa, keluarkan singamu itu untuk mencairkan es ini, vasuki takkan berfungsi kalau begini," ucap Ihsan, "tapi Ihsan, bukannya lembumu lebih kuat disaat dingin," tanya Shafa, "hhh, jangan banyak tanya, hilangkan dulu obsesimu padaku saat pertempuran dan turuti saja, kuncoro itu sangat adaptif, keluarkan saja," ucap Ihsan yang membuat Shafa sedikit kaget namun dia tetap mengeluarkan singanya yang memanaskan medan tempur, lalu saat itu Ihsan memanifestasikan avatarnya dan menggunakan ukuran penuh lembunya lalu kembali menyerang Adam yang juga membesarkan diri dan wahananya untuk mengimbangi Ihsan, "hmm, mata itu membuatnya terus berada dalam kondisi prima, semua jurusnya jadi sangat efektif untuk dipakai, hmm kurasa aku harus mencoba ini," pikir Ihsan sambil menyemburkan aura hitam pekat yang membentuk banyak sekali serangga, "bhutaraj!?, dia punya teknik aneh ini, hhh aku tidak boleh banyak mengulur waktu, dia harus diatasi secepatnya," pikir Adam sambil mengeluarkan beberapa laser elemen debu yang melebur serangga-serangga bhutaraj milik Ihsan yang waktu itu mengendalikan mereka untuk membuat serangan unik dengan mengotak-atik wujud dan ukuran mereka dengan menggabungkan dan memisahkan mereka serta terus mengalirkan energinya untuk semakin mempercepat penggandaan jumlah mereka, hal itu dia lakukan sambil melesat kebelakang untuk menjaga Shafa, "hoi Shafa, kontrol emosimu, aku akan menyerang bersamamu," ucap Ihsan sambil memegang pinggang Shafa lalu melesat kembali untuk menyerang Adam, "eh, apa yang harus kulakukan," tanya Shafa, "serang saja," ucap Ihsan sambil kembali meluncur kearah Adam bersama jutaan atmasenanya, "apa yang harus kulakukan Ihsan, apa kau benar-benar membutuhkan diriku saat ini, ah aku harusnya bertarung seperti biasa, ahhh, kenapa saat ada Ihsan pikiranku tidak berjalan dengan baik, dia benar, obsesiku hanya membuatku lemah, ini bukan cinta yang membangun, ini hanya nafsu yang merusak pikiranku," pikir Shafa saat akhirnya membentuk mudra dan melepaskan tebasan api sekuat tenaga kearah Adam, melihat hal itu Ihsan segera mengarahkan Adam ke tebasan itu memakai atmasenanya, namun dia menahannya dengan baik, "mau, apa kau dengan serangan lemah itu gadis cantik," ucap Adam yang tiba-tiba terkena tendangan keras dari Ihsan ke sisi perutnya, "jangan hina orang yang berusaha belajar mengendalikan nafsunya," ucap Ihsan saat kemudian jutaan atmasenanya menembakkan bholenath kearah Adam sampai dia terluka parah sebelum akhirnya kembali melesat kearah Shafa, "kerja bagus, itu langkah pertamamu untuk menjadi wanita terbaik dimataku," ucap Ihsan sambil mengelus rambut Shafa, "iya Ihsan, mohon bimbingannya," ucap Shafa yang mulai bisa tersenyum sebelum akhirnya melesat kedepan bersama Ihsan.