Bhairava

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #86

Sloth

Pertempuran sudah memasuki siang hari kedua, "kita harus membantai mereka sebelum mereka terlalu kuat untuk diatasi pasukan kita," ucap Gracia sambil mempersiapkan senjata, "kita perlu memanfaatkan kemalasan mereka untuk mengawasi pasukan mereka, mereka terlalu fokus dengan tuan Nostradamus sehingga lupa kalau kemenangan perang bukan sekedar perseteruan kekuatan para panglimanya namun konflik antara dua pasukan," ucap Niko sebelum akhirnya memberikan tembakan brahmastra kearah musuh lalu melesat bersama Gracia kearah brahmastra miliknya meledak untuk membuat kekacauan sebesar mungkin pada kalasena.

Sementara itu disisi pasukan kalasena, "heh!?, kenapa tiba-tiba ada brahmastra, siapa yang menembakkannya," gumam Anas saat menyaksikan kehancuran yang ditimbulkan saat itu, "gimana ini, kita belum punya penangkal dari brahmastra, prabhu baru mengajarkan astra yang simpel pada kita," ucap Andre sambil mengokang busurnya untuk menembakkan beberapa panah air untuk menetralisir radiasi brahmastra sebelum brahmastra lain ditembakkan pada kalasena sehingga timbul dentuman yang luar biasa darinya, "jangan menyerah, itu salah kita sendiri malas mempelajari jurus baru," pekik Reda sembari menembak jatuh beberapa vimana musuh memakai vayavastra, "kata prabhu, dia tidak ingin mengajarkan kita metode pemakaian senjata trimurti sebelum kita memahami sepenuhnya inkantasi divyastra lain, menurutku itu masuk akal mengingat daya hancur semengerikan itu mungkin akan membuat kita mabuk kekuatan," ucap Heru yang datang bersama Reda sebelum akhirnya Niko dan Gracia tiba memimpin pasukan mitrasena merangsek masuk memporak-porandakan semua pasukan kalasena, "sejauh ini hanya pak Guntoro yang sudah memenuhi persyaratan untuk memakai senjata trimurti, hhh aku terlalu banyak beristirahat sampai tertinggal sangat jauh," pikir Anas sembari menyiapkan trisulanya dan melemparkannya sekuat tenaga sehingga memancar ledakan energi yang sangat mematikan, meski Niko berhasil menangkalnya dengan tamengnya, "hhh, serangan yang sangat destruktif, maafkan aku, tapi kontrol jauh lebih diperlukan oleh petarung tingkat tinggi, dasar lemah," ucap Niko sembari bergerak cepat kearah Anas lalu memberikan tendangan pada Anas sehingga Anas terdorong cukup jauh, "ini pasti bercandaan, mereka para pejabat terkuat di Jonggring Saloka!?, kukira mereka akan cukup merepotkan mengingat reputasi negara mereka, tapi sebaliknya, mereka bahkan bukan maharathi, heh, jangan bercanda, pejabat negara tak seharusnya selemah ini," ucap Gracia sembari menembakkan agneyastra yang menimbulkan ledakan yang luar biasa.

"Hoi, Rio bantu mereka menghadapi pasukan musuh, aku dan Shafa akan menahan yang lain," ucap Ihsan sambil menembaki musuh dengan astra, "ingin berduaan rupanya," ucap Rio, "grrhh, masih bahas itu, kau lebih kuat dari Shafa, keberadaanmu akan jauh lebih membantu mereka mengatasi musuh," ucap Ihsan, "iya-iya, aku juga tau itu," balas Rio sambil melesat kebawah guna membantu pasukan Ihsan yang kelimpungan menghadapi Niko dan Gracia, "maafkan aku karena belum sekuat itu," ucap Shafa dengan murung, "iya, sekarang ayo kita lanjutkan," balas Ihsan sambil mengeluarkan beberapa atmasena miliknya sekaligus mengaktivasi trisulanya yang segera berganda untuk selanjutnya dia gunakan untuk membombardir musuh.

Sementara itu Rio sampai dibawah dalam waktu sekejap, namun tanpa sepengetahuannya Kevin membuntutinya dan mencoba menikamnya dari belakang hanya untuk ditahan oleh Rio dengan trisulanya, "menarik, trik mudah ini masih jitu juga, sayangnya penglihatan moksanetra jauh lebih baik daripada trikmu ini, mau bagaimanapun ini adalah evolusi dari rsinetra," ucap Rio, "hahaha, kau mereka ulang kemampuan rsinetra dengan moksanetra ya, kupikir semua pengguna moksanetra akan meningkatkan kemampuan destruktif mereka dengan mode energi yang juga kau miliki, tapi kau membuktikan pengalaman lebih dari seratus tahunku bisa salah," ucap Kevin, "pada awalnya aku juga berpikir seperti itu, sampai anak yang kalian panggil bhairava itu mengingatkan diriku kalau percuma saja punya serangan terkuat kalau itu meleset," ucap Rio sambil mengaktivasi mode energinya untuk mementalkan Kevin yang tak lama segera berdiri, "raga mantranam, bhoota," teriak Kevin untuk mengaktivasi jurusnya, "cih, mantranam bodoh itu lagi, bagaimana cara menyerangnya, dia akan kebal terhadap hampir semua serangan jarak jauh, sedangkan jika berada dijarak dekat dia akan menyerap kekuatanku secara perlahan, hmm aku harus menggerakkan tubuhku dengan jauh lebih efektif," pikir Rio sebelum memberikan tendangan keras ke pipi Kevin yang menahannya dengan lengannya, lalu bergerak meninju Rio dengan sangat keras, "hhh jurus yang merepotkan, bagaimana caraku memberikan kerusakan padanya, apalagi aku harus menangani dua orang itu," pikir Rio sambil melesat kebelakang yang langsung disusul oleh Kevin yang memberikan beberapa tebasan cepat yang dihindari oleh Rio yang kemudian membalasnya dengan tikaman trisulanya lalu melemparkan Kevin dan memberikan beberapa tembakan bholenath kecil kearah Niko dan Gracia, sebelum Kevin kembali mencoba menyerang dari belakang dan memberikan sabetan kepunggung Rio, "kemampuan dari moksanetra adalah meningkatkan potensi latihan kekuatan fisik setiap dia bergerak sejauh satu meter, bisa jadi kurang dari itu kalau dia terlatih, membuat penggunanya memiliki fisik yang luar biasa kuat untuk menahan perubahan, bahkan yang sangat merusak seperti mode energi yang seharusnya bisa diakses semua orang, meski sangat merusak fungsi tubuh," pikir Kevin saat menyaksikan tubuh Rio pulih dengan cepat dan melepaskan semakin banyak energinya, "hmm, aku akan menggunakan saran dari Ihsan, atmasena ya, aku mungkin tak sebaik dirimu dalam menggunakannya, tapi kurasa ini akan cukup," pikir Rio sambil membentuk beberapa atmasena yang melesat ke berbagai arah, "heh, hipotesis anak itu benar lagi, apa mungkin aku bisa memperkecil jarakku dengannya saat ini, ah mungkin saja tidak, aku menghayal lagi, kau memang luar biasa Ihsan," pikir Rio sambil memberikan beberapa pukulan keras pada Kevin dengan penuh percaya diri, "kenapa tiba-tiba pertumbuhan kekuatannya semakin pesat, ini tidak seharusnya terjadi," pikir Kevin yang terus dibombardir dengan pukulan dan tendangan dari Rio, "aku harus melihat titik vitalnya, heh, andai saja aku seorang yogi seperti Ihsan, teknik ini takkan banyak berfungsi," pikir Rio sambil meningkatkan kemampuan visualnya, "hmm itu dia," pikir Rio saat melihat sedikit celah dan langsung menikam Kevin beberapa kali dengan trisulanya, "grrrh, aku takkan mati semudah itu idiot," teriak Kevin sambil mengarahkan kedua pedangnya keleher Rio yang berhasil menghindari meski kemudian terkena serangan dari lutut Kevin yang terus beregenerasi, "aku abadi nak, kau takkan bisa membunuhku, semua serangan yang kau berikan takkan ada artinya," ucap Kevin, "bagus, dengan begitu aku bisa terus menyiksamu sampai kau tau betapa nikmatnya pergi dari kehidupan ini," balas Rio sambil kembali meninju Kevin yang menahannya namun Rio melanjutkan dengan tikaman trisulanya yang tak sempat diblokir oleh Kevin hingga dia terluka parah meski Kevin segera melepas trisula Rio dan memulihkan dirinya seketika, saat itu Kevin segera menendang Rio dan melesat kearah Niko dan Gracia untuk membabat atmasena Rio agar gempuran serangan bisa terus berlanjut.

Sementara itu diatas, Ihsan melapisi dirinya dan Shafa dengan avatar miliknya sambil menggempur Adam dan Salsa, "mau sampai kapan dirimu akan menahan diri Ihsan, aku tau kau masih punya satu mode lagi, mode energi tantra yang akan mengubah penampilan fisikmu, kenapa masih menahan diri, ini sudah senja," teriak Adam, "dasar mata yang aneh, bisa melihat semua potensi musuh ya, jadinya tak ada rahasia, pertarungan ini jadi kurang bisa berstrategi sembunyi tangan, baiklah, akan kuperlihatkan padamu," ucap Ihsan yang meraung keras saat energi tantra menyelimuti tubuhnya dan membuatnya menghitam bak jelaga dipenuhi aura energi, "benar-benar bisa berubah begitu ya, tekanan energinya juga langsung terasa berbeda, sangat kasar dan gelap, aku juga perlu menunjukkan transformasiku," pikir Adam yang kemudian bernapas pelan sebelum tubuhnya berubah sepenuhnya cahaya dan panas yang luar biasa sebelum akhirnya kembali membentuk tubuhnya yang kini terbuat sepenuhnya dari elemen debu yang membuatnya bercahaya, "kelebihan dari raga mantranam mode deva adalah kemampuannya untuk mengubah tubuh penggunanya menjadi elemen yang dia kuasai, kau akan sepenuhnya kulebur bhairava!!!," teriak Adam, "hilih, pamer lagi, wujud tempur yang baik itu tak perlu digembar-gemborkan," ucap Ihsan yang segera memasang kuda-kuda diikuti oleh Adam dan Salsa, "jadi sudah sejauh ini aku tertinggal, Rio sudah bisa memberikan banyak sekali perlawanan, Ihsan sekarang sedang menahan dua musuh sekaligus, sementara diriku bahkan tak becus menjadi bantuan mereka, padahal dulu aku lebih kuat dari mereka berdua sekaligus, kini aku hanya debu dimata mereka, apalagi dimata Ihsan, aku terlalu banyak bersantai, aku harus melawan rasa malasku," pikir Shafa saat dia juga memposisikan dirinya dibelakang Ihsan untuk terus memulihkan tubuh Ihsan lalu kembali bertempur.

Lihat selengkapnya