Pertempuran sudah mencapai senja hari kedua, saat itu Ihsan dan Adam masih terus beradu serangan, beberapa tebasan angin dari Ihsan melayang diudara dan dihindari oleh Adam sambil menembakkan beberapa peluru elemen debu kearah Ihsan yang terus menerus bergerak memposisikan diri untuk serangan selanjutnya sambil menebar atmasena untuk mengulur waktu pertarungan, "Shafa, gunakan wujud kali milikmu, kita akan akhiri pertempuran ini segera," ucap Ihsan, "hah!?, tapi emosiku akan mencapai puncak dan mungkin aku takkan dapat mengontrolnya," balas Shafa, "aku tau itu, tapi kalau dirimu tidak memakainya kau bisa saja mati karena tekanan energiku dan Nostradamus saat ini," ucap Ihsan yang membuat Shafa terbelalak, "hah!?, apa aku benar-benar harus menggunakan wujud menakutkan itu untuk bisa mendekatimu Ihsan, kenapa," pikir Shafa, "Shafa!!, jangan ragu begitu, aku tau kau merasa wujud itu jelek dan aku tak menyukainya, tapi saat ini engkau membutuhkannya, pertumbuhan kekuatanku dan musuh kita saat ini sudah terlalu jauh untuk kau tahan di wujudmu sekarang, kau tidak perlu ragu Shafa, yang membuatmu cantik adalah ketulusan dan kehormatanmu, apapun wujudmu, mau bagaimanapun rupamu, aku akan tetap mencintaimu," ucap Ihsan sambil melepaskan semua kekuatannya yang memberikan tekanan yang sangat luar biasa sehingga Shafa terhempas karenanya sebelum akhirnya kembali beradu serangan dengan Adam dan menimbulkan dentuman keras yang terasa diseluruh medan tempur.
"Hei?, apa-apaan yang tadi itu, apa dirimu baru mengerahkan semua kekuatanmu Ihsan," pikir Rio yang terkaget merasakan benturan kekuatan yang membuat atmosfer berubah itu bersamaan dengan ribuan mata yang tiba-tiba terfokus kesana dan banyak manusia yang menguap karenanya, saat itu juga Rio segera melesat kearah Ihsan, "sialan kau Ihsan, selama ini kau menyembunyikan kekuatan sebesar ini dariku, pantas saja engkau minta agar aku menyelamatkan orang-orang darimu, bukan sebaliknya, bagaimana dengan keadaan Shafa, kalau dia tidak bisa bertahan maka siapa lagi yang akan menahan dirimu dari berbuat kekacauan Ihsan" pikir Rio sambil berlari ketengah medan tempur diikuti oleh Kevin yang membawa kedua pedangnya, saat itu badai yang begitu kuat disertai sambaran halilintar yang sangat keras sempat dirasakan oleh Rio ketika berlari menuju Ihsan dan menyadari kalau ada seseorang terlempar kebelakang, "gawat, itu Shafa," pikir Rio, namun belum sempat dia menyelamatkan Shafa, sabetan pedang Kevin mengarah ke lehernya sehingga Rio harus menghindar dan kembali melawan Kevin.
"Ihsan, kenapa dirimu selalu begitu jauh dariku, dulu saat engkau masih belum sekuat ini engkau tidak menyadari cintaku, sekarang saat engkau menyadarinya aku bahkan tak sanggup menyentuh kekuatanmu, aku tak sanggup memberikan solusi atas hal-hal yang menjadi pikiranmu, aku tak mau menghampirimu sebagai kali, aku tak mau kehilangan akal sehatku di dekatmu, tapi kalau itu kemauanmu, akan kulakukan sayangku, parvati tantra, shaktimantra, kali," gumam Shafa sambil meneteskan airmata lalu memejamkan matanya saat awan hitam menyelimuti tubuhnya dan merasuk ke raganya, "berjanjilah padaku Ihsan, setelah semua siksaan yang kulalui di dunia ini bersamamu maka engkau akan membawaku ke surga, bersamamu selamanya bertemu dengan Tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang," pikir Shafa saat kemudian membuka matanya yang menyala merah terang saat dirinya mulai meraung keras seperti binatang buas dan menyebarkan energinya yang sangat gelap ke seluruh penjuru medan tempur.
"Energi ini hampir segelap energi prabhu, tidak salah lagi, wujud kali dari rani," gumam Anas yang merasakan semua kekacauan itu, "hah!?, situasi sudah sekacau ini dan rani Shafa berubah menjadi kali!?, mau semengerikan apa medan tempur ini," ucap Andre, "munduuur, pertempuran ini sudah diluar kendali kita!!!," teriak Anas sambil menyeret Andre untuk mundur dari medan laga dan membuat para perwira musuh kebingungan, "kenapa mereka ketakutan karena kekuatan para pimpinan mereka sendiri, cih memangnya apa artinya energi gelap ratu mereka, ini belum segelap energi pemimpin mereka yang tadi beradu dengan tuan Adam," ucap Gracia, "mereka memang pengecut, memangnya bahaya apa yang akan terjadi kalau ini terjadi, majuuu!!," ucap Niko sebelum akhirnya dikejutkan oleh sosok wanita berkulit hitam legam seperti arang dengan mata merah menyala berdiri didepannya sambil menyeringai lebar menunjukkan taringnya yang sangat tajam, lalu tanpa aba-aba sosok itu mengayunkan pedangnya yang sangat panas kearah Niko yang untungnya berhasil menghindar namun pasukan dibelakangnya merasakan tebasan itu yang segera membuat api yang sangat besar yang menghancurkan mereka bagai melahap kertas, saat itu juga Niko melihat kalung dengan permata merah berbentuk seperti hati didada wanita itu dan menyadari bahwa yang ada dihadapannya adalah sang ratu Jonggring Saloka, prajnaparamita Shafa, "lari, orang ini akan membunuh kita," pikir Niko yang segera melesat menjauh dari Shafa saat menyaksikannya mulai tertawa sayangnya Gracia belum terlalu menyadari keadaan itu dan berusaha menyerang Shafa, namun seketika itu tangannya tertebas pedang Shafa yang kemudian menendangnya dengan begitu keras sampai menembus perut Gracia yang masih tak sanggup berpikir karena dikejutkan keberadaan Shafa yang kemudian mencengkram wajahnya lalu merobek tubuhnya menjadi dua dan melemparkannya kearah musuh lalu membuang kakinya kearah Niko, lalu kemudian Shafa berlari kencang kearah Niko yang kabur dengan wajah pucat menyaksikan penampilan Shafa yang mengerikan dan sedang berlari kearahnya sambil tertawa, saat itu mereka sedang menuju pusat pertempuran dimana beberapa kali bholenath Ihsan mengiris angkasa diikuti dengan puluhan peluru elemen debu dari Adam yang membuat tanah berlubang yang kadang diselingi oleh hujan asteroid dari Salsa, namun rasa takut Niko membuyarkan akal sehatnya dan membuatnya berlari kearah bahaya saat Shafa mengejarnya sambil melelehkan tanah yang dia lewati sebelum akhirnya mencapai dan menghantam tubuh Niko ketanah lalu menendangnya menjauh dan berjalan kearah Niko sambil menghunuskan kedua pedangnya, "tidak, jangan bunuh aku dasar iblis, pergi, pergiiii!!!!," teriak Niko sambil melempari Shafa dengan batu, namun percuma saja, energi Shafa yang sangat panas melelehkan batuan itu sebelum mengenai tubuhnya, tanah dibawah kaki Shafa juga menggelegak karena meleleh saat Shafa berjalan diatasnya menuju Niko yang kemudian tanpa memberi aba-aba Shafa mengeluarkan api dengan sangat kuat dari telapak tangannya kearah Niko yang terus dia keluarkan bahkan saat Niko sudah terpanggang, Shafa baru berhenti saat musuhnya itu menguap menyisakan sebuah jurang yang terbakar, setelah itu Shafa mendongakkan kepalanya keatas kearah marabahaya yang sebenarnya, "Ihsan!!!?," gumamnya saat menyaksikan pertempuran mengerikan antara Ihsan dengan Adam dan Salsa, lalu tanpa berpikir, Shafa melesat kearah sang kekasih yang saat itu bertarung habis-habisan dengan sang Ishvara Reksanara, saat itu Ihsan melayangkan tendangan yang ditahan oleh Adam dengan kedua tangannya saat Salsa mengarahkan beberapa meteor pada Ihsan yang akhirnya menahannya dengan menggunakan sambaran energinya meski serpihannya masih mengganggu Ihsan, untungnya Shafa segera sampai disana dan meniup serpihan itu, "dasar pasangan monster, kukira dia ratu yang cantik, ternyata iblis yang mengerikan, pantas untukmu yang menakutkan bhairavaaa!!!!," teriak Adam sambil membanting Ihsan lalu mengarahkan laser elemen debu padanya yang segera dihantam memakai maruta bholenath oleh Ihsan yang menembus laser Adam, diikuti oleh Ihsan yang langsung memberikan tendangan keras ke perut Adam, "Shafaaaa, kemarilah, kita hancurkan mereka, berikan apimu padaku," teriak Ihsan yang membuat Shafa langsung kesana membawa api hitam yang sedikit memerah ditangannya untuk dihantarkan pada Ihsan yang membuat bola maruta bholenath raksasa dengan kedua tangannya terangkat keudara, namun Salsa langsung paham dengan keadaan itu dan segera menangkap dan menyeret Shafa kebawah, saat itu Adam juga mengerahkan seluruh kekuatannya untuk membuat bola elemen debu yang bersinar terang bagai matahari, kontras dengan warna hijau gelap yang dihasilkan oleh Ihsan yang waktu itu memegangnya selayaknya memegang badai karena efek angin yang sangat kencang, melihat hal itu Shafa yang saat itu bergulat dengan Salsa mengerang kesakitan karena ingin menolong Ihsan, "diam kau manusia barbar," teriak Salsa sambil membanting Shafa yang kewalahan merasakan kekuatan Salsa yang jauh lebih baik darinya, untungnya tepat setelah itu beberapa atmasena Ihsan menghantam bumi mengakibatkan banyak orang kehilangan keseimbangan termasuk Rio dan Kevin, namun karena kontrol keseimbangan Rio lebih baik, Rio bisa memanfaatkan itu untuk menendang Kevin menjauh dan melesat menghantam Salsa sehingga Shafa bisa melepaskan api hitamnya kearah maruta bholenath milik Ihsan dengan kekuatan penuh yang segera menyatu dan membuatnya semakin gelap dan memanas dengan sangat cepat, "apa yang sebenarnya terjadi," pikir Kevin saat menyaksikan serangan yang menggetarkan medan tempur itu dikendalikan oleh Ihsan, tak berapa lama Adam menembakkan serangan elemen debunya yang segera merusak semua hal yang dilewati, melihat hal itu Ihsan segera melemparkan jurus kombinasinya dengan Shafa kearah laser elemen debu Adam yang seketika menimbulkan dentuman keras saat udara bergetar karenanya, para prajurit yang tak kuat langsung hancur dan menguap karena panasnya menyisakan para perwira tinggi untuk menyaksikan bencana itu saat perlahan serangan Ihsan mendorong serangan Adam kebelakang dan menghancurkannya sampai akhirnya mengenai Adam yang mencoba menghindar namun sebagian tubuhnya masih terkena dan hancur seketika sekaligus menonaktifkan mode perangnya dan membuatnya sekarat begitu tergores tipis saja dengan serangan gabungan tadi sehingga bholenath itu melesat keangkasa dan meledak dengan sangat keras memenuhi angkasa dengan energi kekacauan dan hujan radiasi yang sangat parah menyisakan Ihsan melayang sendirian diangkasa menatap kebawah tepat kearah Adam yang sekarat lalu mendekatinya, "tuan Nostradamus, pertempuran sudah selesai, hentikan pasukanmu dan aku takkan membunuhmu," ucap Ihsan, "untuk apa aku mendengarkanmu, memangnya kau pikir akan semudah itu mengalahkan semua pasukan mitrasena dan para matrika yang perkasa," teriak Adam, "aku tau itu akan menyusahkan, karena itu akhiri semua ini, kalau diriku menghabisi dirimu saat ini maka semua simpatisan perang negara Reksanara akan mengamuk dan mencoba menyerang negaraku, lebih baik kita hidup damai dan memimpin wilayah kita masing-masing, sementara engkau berpikir, aku ingin menenangkan ratuku, pikirkan baik-baik dengan atmasenaku," ucap Ihsan sambil meninggalkan satu atmasenanya menodong Adam dengan trisula saat Ihsan berjalan menuju kekasihnya yang masih kacau pikirannya, "engkau bisa berhenti sekarang Shafa, sudah cukup, pertempuran sudah berakhir," pinta Ihsan sambil mencoba menggapai Shafa yang malah melesat mundur, "tidak!!!, tidaaak," raung Shafa saat Ihsan kembali mendekatinya meski Shafa masih berusaha kabur sehingga Ihsan harus menangkap dan memeluknya, "sudah cukup sayangku, jangan siksa dirimu sendiri," ucap Ihsan sambil perlahan-lahan memberikan ilusi yang menenangkan pikiran Shafa hingga sang ratu terlelap, "jadi begitu caramu menenangkan hatinya, kau bisa lembut juga bhairava," ucap Adam, "anggap saja kita imbang, itu masih sebuah kemenangan bagi negaraku yang baru berdiri, yang penting diriku masih bisa bekerjasama dengan semua lapisan masyarakat," ucap Ihsan sambil menggendong Shafa yang terlelap karena ilusi yang dia buat, "tidak, aku tak mau membangun negeriku dengan sebuah kebohongan, kalianlah pemenangnya dan aku akan berusaha memastikan negara lain tidak memperkeruh suasana, aku akui dirimu dan negaramu untuk merdeka dan berdaulat di Dunia ini, wahai Mahadewa, pemimpin Jonggring Saloka," ucap sang Tsar sembari memberikan hormat yang disambut hangat oleh Ihsan dengan sebuah senyuman kemudian Adam mengeluarkan shankanya dan meniupnya dengan keras, menandai akhir dari pertempuran itu.