Bhairava

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #91

Lord of Creation

Senin, 20 mei 2013, "cih, bagaimana ceritanya tuan Nostradamus bisa dikalahkan, dia pasti membuat propaganda palsu, aku tidak percaya dengan berita ini," ucap seorang pemuda dengan kesal, "tenanglah Sandi, berat mungkin mempercayainya tapi berita itu benar, itu berarti ada negara adidaya yang baru, apalagi yang dia tantang negara Reksanara yang memiliki kekuatan militer yang sangat besar," ucap seorang lelaki yang duduk diatas takhta, "lalu apa solusi darimu tuan Qin Shi Huang," balas pria bernama Sandi itu dengan geram, "kita harus segera menunjuk seorang Brahma, anak itu sudah diluar kendali, dialah ancaman terbesar bagi Dunia, bhairava Ihsan," ucap Qin, "menunjuk seorang Brahma!?, bagaimana caranya!?, bukankah orang itu harus jadi yang paling kuat di aliansi kita," ucap Sandi, "sebuah kompetisi akbar mungkin akan menjadi pertimbangan, kompetisi yang akan dilihat semua orang untuk memilih individu yang bukan hanya terkuat tapi juga paling cerdas, bijaksana dan inovatif, sebarkan undangannya, para petinggi aliansi akan kita undang kesini untuk diskusi lebih lanjut, kita akan menunjuk seorang Brahma" ucap Qin dengan lantang saat beberapa kurirnya langsung melesat keluar menuju ruang penyiaran.

Disaat hampir bersamaan di keraton Makaradwaja, "haah, apalagi yang akan terjadi Lintang, saat ini kita kehilangan aset terbesar kita, kerajaan Jonggring Saloka sudah berubah menjadi negara sekarang ada tantangan untuk menunjuk Brahma, kenapa harus sekarang sih," keluh Arya saat tiba-tiba menerima pesan dari kekaisaran Manikabuana, "hmm ini sudah lebih dari sebulan engkau membicarakan makarnya wilayah Jonggring Saloka, mereka pantas mendapatkannya, disana perkembangannya memang sangat pesat, lagipula negara ini sudah jauh lebih kuat dari sebelumnya, ya kecuali zaman adiraja sih, belum aja, masalahnya tinggal pertemuan ini," ucap Lintang, "benar sekali, kita harus bersiap, oiya, siapa saja yang akan mengikuti pertemuan ini, sepuluh orang mungkin akan cukup," tanya Arya, "aku sudah punya daftarnya wahai maharaja, sebentar, aku akan menghubungi mereka," ucap Lintang sebelum pergi dan memberikan daftar personel yang akan pergi ke Manikabuana kepada Arya, "kadang aku belum percaya kalau sebagian orang disini adalah anak kecil," gumam Arya saat melihat daftar personel yang akan datang bersamanya.

Sore harinya di Ngalam Raya, "hmm kau sudah dapat surat dari mas Lintang kah Yusuf," tanya Sekar sambil melayang menghampiri Yusuf yang sibuk menyusun model zirah terbarunya, "sudah kok, tiga hari lagi, Manikabuana, pertemuan para Ishvara dari aliansi Brahmanda," balas Yusuf sambil menyusun nanopartikel inti miliknya, "hmm bukannya dirimu bisa membuat zirah cair baru-baru ini, matrika kavacha yang dipakai oleh Shafa," komentar Sekar, "itu bukan cair Sekar, itu zirah viranci model 77 yang kususun dengan inti nano," ucap Yusuf, "sekarang dirimu jauh lebih suka memakai nanopartikel ya, nampaknya jauh lebih unggul ya," tanya Sekar, "ini sebenarnya prinsip menggandakan dan menumpuk sifat sehingga partikel lunak menjadi keras, padahal sebenarnya itu adalah konsentrat molekul dan energi, pada dasarnya kekuatan dari inti nano yang kubuat tak lebih dari butiran debu saja," balas Yusuf, "itu menarik sekali Yusuf, penggabungan dan kekuatan terkonsentrasi, mungkin akan butuh waktu bagiku untuk membuat zirah sebaik dirimu," ucap Sekar, "kau memakai jalur pengembangan yang berbeda dariku, jujur saja aku juga cukup sering mendapatkan inspirasi darimu yang mengembangkan zirah viranci model keenam sampai sejauh itu," ucap Yusuf, "hmm, iya, aku meningkatkan fungsinya sesuai dengan kemampuanku sendiri, semua senjata itu bisa ditingkatkan sesuai kemampuan dan kemauan penggunanya, tentu saja aku meningkatkan performa zirah ini sampai sesuai dengan kemampuanku memakainya, kalau metode penggandaan dan penumpukan sudah bisa kita lakukan dengan jurus biasa, lagipula aku ingin terus meningkatkan performa basalku, kau juga perlu mencobanya," ucap Sekar, "menarik, aku akan mencoba melakukannya, sambil terus meningkatkan model zirahku tentunya, aku tidak mau stagnan disatu tempat, aku seorang inovator yang kebetulan bisa bertarung, bukan sebaliknya, membuat penemuan dan alat baru yang berguna bagi banyak orang dan lingkungan adalah sebuah kebahagiaan tersendiri untukku, fokusku adalah kemajuan bersama sebagai satu kesatuan umat manusia, teknologiku untuk semua, takkan kurahasiakan, kalau ada yang menggunakannya untuk menantangku maka aku akan mencari cara untuk berkembang dan kembali mengalahkannya, aku menjadi kuat karena aku tak mau hobiku diganggu, agar aku selalu siap saat ada orang yang mau menantangku dengan senjata dariku, karena mereka tidak tau bahwa kekuatan terbesarku bukan senjataku tapi akal pikiran yang diberikan Tuhan untuk mencari cara melampaui segala batasan dan berjalan menuju pencerahan, raga yang kuat untuk membawa perubahan dan siap untuk ditempa dalam berbagai keadaan, serta jiwa yang tak pernah menyerah untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya," ucap Yusuf dengan senyuman penuh percaya diri sambil menyelesaikan inti nano terbarunya, "ini dia zirah viranci model 80, dengan tambahan sinkronisasi antar inti dan model pembelahan yang jauh lebih kompleks," ucap Yusuf dengan bangga sembari mulai mencetak zirahnya, "nampaknya teori dari Ihsan itu sangat kau terapkan ya," ucap Sekar, "begitulah, matrika kavacha adalah basis yang luar biasa untuk zirahku selanjutnya, selain itu seperti biasa, ini dari logam ringan yang mudah didapatkan, ini cukup bagus untukku," ucap Yusuf dengan kebanggaan terlukis jelas diwajahnya, "jadi begitu caramu bahagia Yusuf, nampaknya orang yang hobi membuat kemajuan sepertimu akan cocok menjadi Brahma," pikir Sekar, "hei Yusuf, mau kubuatkan jus!?," tanya Sekar, "hmm aku mau buat soda saja," ucap Yusuf sambil berjalan menuju dapur, "heh, mau ngapain kau ke dapur dengan badan kotor itu, mandi dulu," ucap Sekar, "halaaah, baik Sekar," balas Yusuf, "tenang saja kutambahi soda dan es krim di jusmu," ucap Sekar, "yeay, baiklah, aku mandi dulu," ucap Yusuf saat berjalan dengan riang ke kamar mandi.

Beberapa saat kemudian Yusuf keluar dalam keadaan bersih saat soda jeruk dan roti lapis disiapkan oleh Sekar dibawah, "kau mau pakai caviar atau tidak," tanya Sekar, "tidak usah, daging, roti dan sayur sudah cukup," ucap Yusuf sambil menuang segelas soda jeruk untuk menyegarkan tenggorokannya, "telur!?," tanya Sekar, "boleh," balas Yusuf, "ini Yusuf," balas Sekar sambil membuat roti lapis untuknya sendiri, "sedikit sekali kau mengambilnya," ucap Yusuf, "hhh aku bukan mekanik yang setiap hari bekerja keras dan berpikir untuk membakar semua gula itu, semua orang punya takaran kesehatan masing-masing," ucap Sekar, "hmm benar juga, tapi kan dirimu panglima vishkanya, butuh banyak energi lho untuk mengurus organisasi sebesar itu," ucap Yusuf, "ini hari liburku Yusuf, aku hanya melatih anak-anak akademi saat ini, ya urusan umum seorang panglima lah, lagian kamu tau kalau aku sering bawa donat ke markas," ucap Sekar, "oiya, benar juga, semenjak dirimu jadi panglimanya, sekarang vishkanya jadi berubah menjadi lebih terbuka," ucap Yusuf, "sebenarnya tujuannya masih sama, menjadi polisi moral dan agen perubahan tapi aku lebih menekankan ke tindakan-tindakan sosial daripada menjadi agen rahasia pemerintahan, dengan begini aku bisa jauh lebih leluasa untuk melakukan berbagai kampanye dan mendapatkan dana lebih banyak dari show yang sering dilakukan, hitung-hitung juga bisa membantu membentuk para prakriti, kalau organisasi ini profit besar maka kita bisa lebih kuat dan lebih terkenal, sekarang saja pendaftar vishkanya jadi jauh lebih banyak dari sebelumnya dan juga organisasi ini jadi jauh lebih diterima warga, apalagi pendekatan kita sekarang lebih humanis, meski pada awalnya dianggap kurang efisien secara pendanaan tapi sekarang terbukti kita bisa memutar roda keuangan jauh lebih cepat dari sebelumnya, sebagian besar suka dengan cara ini," jelas Sekar, "hahaha, jadi sekarang vishkanya lebih fokus menjadi figur publik daripada pelindung dalam bayangan, menarik sekali, agen perubahan sosial ya, menarik sekali, kira-kira nanti orang yang akan menyandang gelar Brahma akan seperti itu juga atau tidak ya," ucap Yusuf, "Yusuf, apa dirimu tidak berpikir untuk menjadi Brahma!?, maksudku engkaulah yang menginspirasi cara kerjaku saat ini, mungkin dirimu pantas untuk melakukannya," ucap Sekar yang membuat Yusuf sedikit tersenyum, "itulah yang kurencanakan, aku ingin inovasi dariku tersebar ke seluruh Dunia, aku ingin Dunia ini tau betapa pentingnya selarasnya pikiran dan tubuh sebagai sarana untuk ekspresi jiwa, aku sudah muak dengan pemikiran cetek dan pengagungan berlebihan terhadap bakat, siapapun yang mau bekerja keras dialah yang akan menjadi pemenangnya, siapapun yang mau belajar maka dialah yang akan menguasai Dunia," ucap Yusuf dengan menggebu-gebu diikuti senyuman lebar dari Sekar, "maka jadilah, semoga kau berhasil, semoga dirimu selalu berada dijalan yang lurus, sebarkan kebaikan seluas yang kau mampu sayangku, bahkan jika orang-orang tidak memahamimu dan menganggapmu sebagai pengganggu, aku percaya padamu," ucap Sekar yang berjalan memeluk Yusuf sambil terus memberikan do'anya.

Lihat selengkapnya