Jum'at, 31 Mei 2013, "Yusuf, sebelum kita masuk ke turnamen ada informasi tambahan yang harus kita baca dan resapi," ucap Sekar, "bacakan itu Sekar," ucap Yusuf, "jadi turnamen ini akan dimulai pada pukul 13.00 di sebuah wilayah bernama Anantaksetra, sebuah bagian dari jagat raya yang hampir tak memiliki kehidupan yang terletak di wilayah utara Jambudwipa, salah satu dari 7 Mahadwipa yang diketahui umat manusia dan juga tepat disamping Panditanagara, dikenal dengan wilayah paling tandus dengan bintang-bintang merah raksasa yang memenuhi langit, saat ini kita sedang diantar kesana," ucap Sekar, "oiya, ini bendera yang kau minta, dengan seroja merah yang mekar dengan lingkaran hijau yang membingkainya sebagai simbol kita seperti permintaanmu, selain itu kita akan mendapatkan posisi awal tepat ditengah," ucap Gibran, "apa maksudnya, eh apa ada informasi mengenai lokasi masing-masing tim," tanya Yusuf, "oh itu ya, kemarin hari kita diundi untuk menentukan lokasi awal pembangunan peradaban kita, berhubung kau sangat sibuk berlatih aku yang mewakili, jadi kita ada ditengah dengan bendera tadi, latar coklat, bingkai lingkaran kolam hijau serta seroja merah yang mekar ditengahnya, untuk informasi keberadaan tim lain kita mulai dari tim Ishvara Satyabala, tim ini bernama Samudra dan akan punya logo sebuah bendera berlatar putih dengan mutiara hitam sebagai logo dan mereka akan berada disisi barat daya, lalu tim Ishvara Reksanara yang akan mengisi sisi timur laut dengan nama Angkasa dengan latar hitam dan bulan purnama sebagai logo, disebelah utara akan ada tim dari tuan Arya dengan bendera emas dan berlian sebagai logo yang akan bernama Dana, lalu mas Lintang dan timnya akan berada diselatan dengan logo ayam jantan berbingkai bentuk velnya yang semuanya berwarna emas dengan latar warna lavender di benderanya dan akan bernama Mahaveera, lalu tim Ishvara Manikabuana akan berada di barat laut dengan lukisan naga hitam yang melingkar memakan buntutnya sebagai logo serta latar bendera hijau dan nama Taksaka, kemudian ada tim Ishvara Panditanagara di sebelah tenggara dengan bendera merah dengan kepala singa berwarna putih sebagai logo mereka dengan nama Singaraja, kemudian ada tim milik Sandi sang putra mahkota Manikabuana dengan logo bulan merah dengan latar warna hitam legam yang akan menempati sisi barat dengan nama Kalkeya, terakhir ada tim dari mas Steve yang ada di wilayah timur dengan logo kepala gajah berwarna biru dengan bingkai matahari berwarna jingga ditengah bendera putihnya, mereka akan mengepung tim kita, tim Adipadma yang ada di tengah-tengah arena," jelas Gibran, "menarik, ayo kita berusaha untuk menjadi yang terbaik," ucap Yusuf saat tiba di ruang peluncuran diikuti Gibran dan Sekar.
"Jadi kalian tim Adipadma, senang bisa mengantar kalian menuju arena turnamen, salam hormat kusampaikan padamu wahai Surajyesta, semoga kebijaksaanmu bisa memimpin Dunia menjadi lebih baik," ucap penjaga disana, "terimakasih tuan, siapa namamu," tanya Yusuf, "namaku Zhou Yu, izinkan aku mengantar kalian," ucap orang tadi sambil menekan tombol diruangan itu yang segera menimbulkan banyak awan energi yang mulai menyelimuti Yusuf, Gibran dan Sekar, "ambil ini tuan Zhou Yu," ucap Yusuf memberikan sebuah senjata pada penjaga ruangan tadi sebelum akhirnya berteleportasi ke wilayah turnamen, "hah, ini kan!?, zirah viranci, model terbaru pulak, terimakasih mas Yusuf, engkau memang pemuda yang luar biasa," gumam Zhao saat mengambil hadiah dari Yusuf lalu memakainya dengan senang hati.
Disaat yang sama Yusuf sampai di wilayah pertandingan, "gurun pasir!?, peradaban apa yang dimulai dari gurun pasir!?," ucap Sekar, "planet tipe gurun ya, kehidupan disini masih berada di fase awal, tapi itu wajar saja, kita harus membuat peradaban disini, kau siap Gibran!?, disini aku akan menjadi purusha utama dan Sekar menjadi prakritinya, kau akan mengurus administrasinya, kita akan membuat surga dari sini," ucap Yusuf dengan lantang sembari menancapkan tongkatnya ketanah dan membuat mata air, "hmmh aku siap saja dengan hal ini," balas Gibran sambil minum dari sumber air tadi, "bagus, pertama kita akan buat balai warga disini dan membangun secara bertahap, kurasa seminggu saja akan cukup," ucap Yusuf sambil membuat beberapa atmasena untuk mulai bekerja hari itu sampai malam hari dimana mereka menyatukan pasir menjadi bata lalu menatanya menjadi balai warga kecil sambil memakan beberapa hewan gurun disana dan menunggu artaguna mereka berfungsi.
"Gila sekali, artagunamu sangat banyak, ini pasti akan berguna untuk menarik perhatian warga," ucap Gibran saat hari menjelang malam dan berbagai harta mulai datang pada mereka, "anggota dari artaguna kita sudah muncul, kita harus mencari dan memberdayakan mereka," ucap Sekar sambil mengecek peta deteksinya, "hum iya, tapi aku punya cara lain, kita takkan mencari mereka, kita biarkan mereka kesini, siapa yang mau bergabung dengan kita maka diperbolehkan dan siapa yang melawan akan kita berantas, tapi kita akan biarkan saja yang tetap mau berdikari meski tidak secara langsung membantu kita," ucap Yusuf dengan tenang sambil membangun beberapa ruangan di balai warga dan meletakkan makanan dan air di ruang utama sebagai pancingan.
Tengah malam telah tiba dan beberapa orang sudah ada disekitar balai warga, beberapa dari mereka mati karena melawan namun sebagian besar berhasil diajak kerjasama di lingkungan kecil itu dan mulai diajari beberapa hal oleh Yusuf, "jadi hal-hal simpel ini akan menjadi dasar dari perkembangan selanjutnya, tapi Yusuf, kenapa kau membiarkan mereka melakukannya dari nol," tanya Sekar sambil membawakan roti dan humus ke pendopo untuk mereka makan bersama, "aku tidak perlu mengajarkan banyak hal pada mereka, tipe masyarakat yang dihasilkan artagunaku akan sekreatif diriku, mereka hanya perlu saling berinteraksi dan saling belajar," ucap Yusuf, "kau mencoba meniru tatacara Ihsan membangun peradaban bukan!?," tanya Gibran, "sedikit-sedikit lah, basis masyarakat yang dia buat sangat bagus, tinggal kusesuaikan dengan metode pengembangan berdasarkan keilmuanku, pastikan banyak sekali pekerja pembangunan dan industri untuk kustomisasi pekerjaan dan kita akan memiliki banyak profit yang terkontrol dalam waktu singkat," ucap Yusuf sambil menggambar rancangan pembangunan fasilitas umum yang harus disediakan, "hmm apa saja itu, lumbung pangan dan energi, jalur obat-obatan, institusi pendidikan dan media lalu administrasi wilayah, hmm kenapa tidak ada rencana untuk mengembangkan transportasi ataupun militer, bukankah itu sangat krusial," tanya Sekar, "itu bisa kita urus nanti, saat ini kita harus lebih fokus ke hal yang lebih membangun basis utama dalam pengembangan masyarakat," ucap Yusuf, "jadi kau ingin mengakselerasi pertumbuhan yang cepat meski kurang tertata, menarik, tapi kita juga harus ingat, posisi kita di tengah-tengah arena, kekuatan militer harus cukup untuk menahan gempuran dari berbagai sisi," ucap Gibran, "itulah masalahnya, tata wilayah yang kita kembangkan ini akan kekurangan kekuatan tempur untuk diawal, kita harus sering melakukan draft militer dan menjadikan mereka siap untuk bertarung meski hanya akan menambah sedikit sekali tenaga militer, kitalah yang harus menjadi ujung tombaknya, kitalah yang harus melindungi wilayah yang akan berkembang maju dengan sangat pesat ini," ucap Yusuf dengan penuh keyakinan lalu segera memulai untuk berlatih lagi.
Sementara itu ditempat lain, "Eve, Anto, bagaimana perkembangan wilayah kita," tanya Sandi sambil terus menanam berbagai macam buah dan sayur di ladang bersama banyak orang, "sudah cukup untuk pembangunan barak tempur, bagaimana, apakah kita akan segera membangunnya," tanya Anto, "benar, kita harus segera menyerang wilayah tengah yang disinggahi tim Adipadma, kita tidak boleh lengah, mereka mungkin sedang mengembangkan peradaban dengan sangat cepat, kita harus serang mereka saat mereka lengah, kita harus menyingkirkan mereka duluan, gelar Brahma adalah milikku seorang," ucap Sandi dengan sangat serius sambil menatap langit saat orang-orang yang diperbudaknya bekerja melebihi batas kemampuan mereka.