Sabtu, 1 juni 2013, "Yusuf, kenapa kita bergerak terus, kenapa juga kita hanya fokus ke pembangunan alat-alat kerja, bukankah seharusnya kita bersiap untuk pertempuran," tanya Gibran dengan panik, "tenang saja, aku sedang menyiapkan modal untuk itu, kita akan mulai berdikari dengan memanfaatkan jalur dagang lalu dengan cepat berpindah-pindah pusat pemerintahan agar aman," ucap Yusuf, "apa!?, maksudmu kita akan meninggalkan titik tengah yang strategis ini!?," tanya Gibran, "mungkin ini tidak sepenuhnya strategis seperti yang ada dipikiranmu Gibran, memang secara pengembangan dan potensi untuk menyerang tempat ini sangat strategis, tapi dengan operasi fase lambat yang kita miliki saat ini maka melakukan rotasi tempat dengan kontestan lain adalah hal yang diperlukan, lagipula kita bisa terus mengembangkan wilayah baru dengan memaksimalkan potensi dari meriam bintang yang kita punya, kalau kita bisa sepenuhnya memanfaatkan energi yang bisa dihasilkan oleh sebuah bintang saja maka kita bisa memenuhi kebutuhan masyarakat secara keseluruhan," balas Yusuf, "jadi kita hanya akan terus kabur dari musuh maksudmu, lalu maksud dari memaksimalkan potensi energi dari sebuah bintang itu apa!?," tanya Gibran saat tiba-tiba Sekar turun dari langit, "nah ini dia jawabannya, bagaimana progres dari proyek sarang lebah kita," ucap Yusuf, "cukup lancar sih, amplifikasi energi terkoneksi itu adalah ide yang cemerlang, apalagi kau menggabungkannya dengan panel surya, aku tidak berpikir sejauh itu untuk menggunakan pembangkit energi lingga yoni, tapi harus kuakui mengkoneksikannya ke panel surya adalah ide yang sangat bagus," ucap Sekar, "aku hanya mencoba sedikit mengimbangi perkembangan di Jonggring Saloka, pengelolaan energi disana memang sangat berkembang, hanya saja memang harus diakui perkembanganya agak semrawut dan tidak indah, aku cuma mencoba merapikan banyak pekerjaannya," ucap Yusuf sambil menyiapkan peralatan untuk berjalan jauh, "inti apa itu Yusuf, model terbaru dari zirah virancimu kah!?," tanya Sekar, "iya Sekar, itu zirah yang kubuat dengan rongsokan, zirah daur ulang yang bisa memurnikan rongsokan serta ditambah dengan penguatan koneksi antar inti hiranyagarbha didalamnya yang memungkinkanku untuk menghasilkan berbagai sifat material didalamnya dan menggunakannya dalam performa terbaiknya, kunamai ini model ksatria kuno," ucap Yusuf sambil mencoba memasang zirahnya untuk menggunakan beberapa bentuk senjata yang dia visualisasikan dengan mudah meski terlihat berkarat, "itu unik sekali, mendaur ulang segala material ya, apakah ini metodemu untuk memindahkan peradaban dengan cepat," tanya Gibran, "benar sekali," ucap Yusuf sambil mengarahkan tangannya ke Gibran dan membuat baju untuknya, sambil mendesain ulang zirahnya sehingga terlihat seperti baju dari kain katun, "zirah ini kudesain dengan sifat khusus untuk dekonstruksi material sampai level atomik, penggandaan lalu rekonstruksi untuk membentuk berbagai macam bentuk sesuai dengan kebutuhan penggunanya, asalkan aku punya material dasarnya dan mengerti susunannya maka akan bisa dibuat," ucap Yusuf sambil mengarahkan tangannya pada Sekar dan membuatkan baju untuknya tanpa menyentuhnya, "sejauh ini sudah perkembanganmu Yusuf, aku bangga bisa menemanimu selama ini," pikir Sekar sambil menyiapkan vimana untuk mereka pergi dari tempat itu.
Beberapa saat setelah itu beberapa vimana mereka mulai beranjak ke angkasa meninggalkan balai utama mereka bersama para warga yang ingin pindah dari sana untuk melakukan eksplorasi ke tempat baru, "vimana ini akan bisa dibongkar pasang menjadi balai warga, bagi kalian yang sudah mendarat silahkan untuk mengaktifkan fitur untuk menjadikannya balai warga dan mulai beraktivitas disana dengan instruksi yang sudah kita susun bersama," ucap Yusuf pada semua vimana yang mengikuti mereka menuju planet baru yang bisa mereka huni.
Beberapa saat kemudian beberapa vimana dengan bendera berlogo bulan merah mendarat di planet pusat dimana Yusuf ditempatkan pada awalnya, saat itu dengan segera para kapten vimana menembaki balai warga yang dibuat Yusuf dan meleburnya seketika dengan api dari tangan mereka, "bagaimana ini, kenapa tidak ada perlawanan," tanya Anto dengan bingung, "nampaknya mereka pergi duluan, tim Adipadma telah pergi, lalu apa yang harus kita lakukan," ucap Eve, "kita duduki saja dulu ibukota pertama mereka, setidaknya dengan strategi berbasis militer yang kita lakukan, kita akan bisa mengambil banyak keuntungan dengan menduduki posisi ditengah arena untuk serangan yang jauh lebih cepat," balas Sandi, "dasar anak sialan, cepat sekali rotasinya, ini baru sehari bertanding dan dia sudah punya cukup sumber daya untuk membuat kompleks multi planet seperti itu, aku terlalu meremehkannya, dari sisa lingkungan hidup disini nampaknya mereka bahkan tidak menyiapkan militer secara serius dan memfokuskan semua perkembangan ke arah pengelolaan sumber daya alam, ini sungguh tidak masuk akal, orang apa yang bisa melakukan ini dalam sehari, bahkan meskipun fase menghasilkan artaguna sekarang sudah lebih cepat daripada dulu," pikir Sandi sambil menyebarkan komplotannya untuk mengambil alih planet yang menjadi wilayah awal Yusuf.
Sementara itu di wilayah lain yang ditempati Yusuf saat itu, "huff ternyata wilayah yang kubangun diawal sudah diambil alih ya, tim Kalkeya memang sangat agresif seperti dugaanku, menyerap banyak sekali tenaga tantra kuno memang sangat membuat stress," gumam Yusuf sambil mengetes zirahnya serta membuat berbagai macam stasiun pengisian energi, "Yusuf, kita akan membuat salinan dari zirah virancimu yang versi lama, tapi kenapa model kelima dan keenam sih," tanya Gibran, "bukannya kalian berdua memakainya dengan berbagai peningkatan yang kalian tambahkan didalamnya, itu adalah barang nyata yang harus kumanfaatkan saat ini, faktanya aku merekayasa ulang inti hiranyagarbha dari inti zirah Sekar," ucap Yusuf sambil mengambil soda untuk diminumnya, "Yusuf, itu soda tanpa gula kan!?," tanya Sekar, "iya Sekar, aku hanya memberikan sentuhan karbonasi kedalamnya, jangan khawatir," ucap Yusuf, "baguslah, ini pudding susu buat kalian," ucap Sekar, "makin variatif saja masakanmu Sekar," ucap Yusuf sambil mengambil pudding buatan Sekar, "iyalah, aku harus terus belajar, ini untuk meningkatkan kemampuan pengolahan ransumku saja," ucap Sekar, "hilih, palingan juga iri sama Shafa, dia itu emang dasarnya jago memasak Sekar, dia juga menggunakannya sebagai praktisi elemen api yang sangat efisien," ucap Gibran yang membuat Sekar sedikit masam, "udahlah Gibran, jangan kau bandingkan seseorang dengan orang lain, dia punya kelebihan sendiri sebagai pendampingku, seperti eeee, lebih dekat denganku," ucap Yusuf sambil mengurus pemetaan wilayahnya.
Disaat yang sama di wilayah Steve, "hei Steve, sepertinya wilayah Yusuf sudah diambil alih, sudah kuduga dengan peta kekuatannya Yusuf tidak akan suka apabila ditempatkan di tengah arena," ucap Iqbal, "kita fokus saja dengan pengembangan wilayah kita Iqbal, ingat rencana awal kita, pengembangan wilayah dengan pembangunan murni, tanpa penaklukan, kita tidak akan membuang-buang kekuatan militer kita untuk mengurus orang lain, ingat di kompetisi ini kita hanya perlu bertahan dan mengembangkan wilayah sekuat mungkin," ucap Zahra, "tidak Zahra, kalau mereka bergerak maka kita juga akan bergerak, kita buat wilayah Anantaksetra berkembang jauh lebih cepat, mungkin yang harus kita lawan adalah pak Arya dan mungkin saja Lintang untuk membuktikan kekuatan kita, palingan beberapa unjuk bakat dengan Lintang akan cukup," ucap Steve, "kalau itu rencanamu Steve, maka kita akan lakukan," ucap Iqbal sembari menatap langit dengan senyuman tipis diwajahnya.