Bhairava

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #101

Kegelapan Patalaloka

Empat tim sudah datang di pinggiran wilayah Yusuf yang sangat berkembang, Yusuf tidak mengira bahwa dirinya harus menghadapi guru dan kedua saudaranya, sorot mata mereka sempat bertaut, keempatnya tidak menunjukkan keinginan untuk mundur dan perlahan saling melangkah maju dari keempat penjuru arena sebelum akhirnya kepalan tangan Yusuf menghentak melepaskan beberapa energi vidhata kearah Steve, Lintang dan Arya menandai dimulainya pertandingan, saat itu juga Yusuf melesat kedepan menghantam Arya disaat Steve melesat membawa sabit besarnya mencoba menghantam Yusuf dan Arya yang sedang adu serangan di angkasa, sementara itu Lintang turut memeriahkan serangan dengan beberapa sambaran listrik bertegangan tinggi, "aku harus membantu," pikir Sekar saat menyaksikan pertandingan empat arah yang terus memanas itu sambil meluncurkan beberapa rudal balistik yang menimbulkan badai radiasi ditengah pertempuran itu sekaligus awan panas yang menghalangi pandangan manusia-manusia menyeramkan itu, Yusuf pun segera merespon dengan mengendalikan panas ledakan dan menyebarkannya sebagai bom api yang meluas bagai bunga teratai sebelum akhirnya memberikan beberapa irisan pedang udara kearah Steve, Lintang dan Arya yang ketiganya dengan mudah menangkisnya lalu kemudian Zahra segera melepaskan beberapa butiran kristal berkilat yang segera mengamplifikasi cahaya dari ledakan demi ledakan sehingga menimbulkan cahaya yang begitu menyilaukan, menyaksikan hal itu Steve segera mengaktifkan zirah ganapati miliknya untuk memblokir cahaya dan mengubah fokus pancaindra miliknya ke telingga, kulit dan hidung sebelum memberikan beberapa tusukan tentakel dari zirah miliknya, dan saat itu Roni juga turut masuk memberikan beberapa serangan belati yang bisa dia kendalikan hanya untuk ditangkal oleh Bowo menggunakan peluru miliknya sebelum akhirnya Rasha turut melesat kedepan untuk membantu Lintang dengan beberapa tombaknya yang diarahkan ketitik vital Arya yang kemudian ditangkap oleh Damar, "proses latihanmu mendapatkan maharaga masih belum selesai nak Rasha, pasukaaaan, seraaaang," ucap Damar sebelum akhirnya beberapa tembakan energi melesat dari vimana, "kukira hanya akan jadi pertandingan biasa, ternyata eskalasi konfliknya sangat cepat, pantas saja sih, namanya saja konflik antar atimaharathi," pikir Gibran sembari membunyikan shanka miliknya sekuat tenaga dan saat itu juga pasukan perang mereka melaju memeriahkan pertempuran diikuti kelompok Steve dan Lintang yang membuat perang semakin riuh saat selongsong demi selongsong peluru dan meriam bertalu-talu dimedan tempur saat itulah juga Gibran berpindah-pindah dimedan tempur sambil melepaskan ratusan drone dari zirahnya yang memunculkan atmasena miliknya yang turut berpindah-pindah disana bersiap untuk manuver lanjutan, sementara itu Yusuf meneruskan dengan melepaskan beberapa atmasena yang mengacaukan barisan depan musuh sebelum akhirnya Lintang melepaskan vel miliknya untuk membabat musuh diikuti dengan beberapa tembakan menyebar dari Steve yang memaksa para petarung lainnya harus menghindar dari tengah arena, "hmm, nampaknya kekacauan ini adalah hal yang kubutuhkan untuk menguji ketepatan kontrol energiku dan membangkitkan satyanetra," pikir Yusuf sambil mengarahkan beberapa peluru kearah musuh, namun belum sempat dia menembakkan peluru tersebut, sebuah gelombang gravitasi menariknya ketengah medan pertempuran, "kau adalah bintang utamanya disini Surajyesta!!!, ayo pasukanku, seraaaang," pekik suara Salman terdengar dari kejauhan diikuti bombardir proyektil pasukannya sehingga Yusuf harus meningkatkan intensitas perlindungannya dalam bentuk bola angin untuk menghempaskan proyektil yang mengarah ketubuhnya, sebelum akhirnya hantaman keras dari elemen debu mengenai tubuhnya hingga tubuhnya mengalami kerusakan berat dan harus beregenerasi, "elemen debu, orang ini Nostradamus, pertempuran sebenarnya akan segera dimulai," pikir Yusuf sebelum laser darah dari Peter menggores pipinya, "kalian semua mengincarku ya, kukira ini akan jadi kompetisi membangun peradaban, ternyata hanya konflik untuk saling menjatuhkan, aku sempat saja ingin kecewa, tapi kurasa memang beginilah yang namanya kompetisi, inilah cara kalian bertempur, saling merusak satu sama lain," gumam Yusuf yang perlahan menyalakan auranya tepat disaat tim Qin dan tim Sandi tiba disana, "sebenarnya sekuat apa dirimu Surajyesta, sampai engkau dicalonkan sebagai Brahma, apa bukti kekuatanmu sebenarnya," pikir Qin yang baru saja tiba disana, "jadi kau akan mulai menggunakannya Surajyesta, tunjukkan kekuatanmu padaku adik kecil," pekik Sandi sambil melesat dengan kecepatan tinggi kearah Yusuf yang akhirnya membuka matanya, "kundalini mahamantra, saptacakra Sahasrara," ucap Yusuf sambil menahan pukulan yang Sandi layangkan sehingga menimbulkan gelombang kejut yang sungguh merusak dan menghempaskan bintang-bintang sebelum akhirnya Yusuf melayangkan sebuah pukulan telak keperut Sandi sehingga Sandi harus menahan dengan tangannya sendiri, "takhta dan ambisi telah membutakan mataku dengan kegelapan yang lebih dari gelapnya patalaloka yang paling dalam, aku harus melampauinya, melihat dibalik gelapnya ambisiku dan menerangi Dunia dengan banyak manfaat, akan kubuat patalaloka yang gelap menjadi bisa dihuni dan aku akan melakukannya, baik aku menjadi Brahma ataupun tidak, jabatan hanyalah perantara agar manfaat lebih mudah disebarkan, bukan sebaliknya," pikir Yusuf sambil menarik energi yoga dan tantranya yang segera memenuhi seluruh angkasa dengan kekuatan yang terus naik meski akhirnya Yusuf menariknya kembali, "ingat Yusuf, kendalikan kekuatanmu, kau pasti bisa, kau pasti bisa," pikir Yusuf sembari mulai menstabilkan energinya agar tidak banyak meluber kemana-mana, "anak ini sangat mengerikan, apa yang dia lakukan, kontrol setinggi ini, mau apa dia, apa dia ingin membangkitkan satyanetra, dasar anak yang menakutkan," pikir Peter saat menyaksikan kontrol energi dari Yusuf yang hampir mendekati kontrol energi dari dirinya dan Nostradamus yang notabene memiliki satyanetra yang membantu kontrol energi, "menarik sekali, perkembangan secepat ini hanya pernah kulihat sewaktu melawan Mahadewa saja, sungguh anak-anak yang luar biasa, aku iri pada kalian," pikir Nostradamus saat Qin menyerang Yusuf dengan zirah elemen listriknya diikuti orang-orang lain yang turut memfokuskan serangan ke Yusuf, "jumlah dan kontrol energi yang luar biasa, rasa-rasanya mengumpulkan kekuatan kesembilan navagraha jadi seperti tak berarti apa-apa, apa mungkin aku salah menilai bagaimana jalan menuju kekuatan, Lintang, Steve dan Yusuf, kalian berkembang di teritori para Ishvara, bahkan diatasnya, sungguh anak-anak yang luar biasa," pikir Sandi saat menyaksikan orang-orang mulai mengaktivasi kekuatan penuh mereka dan saling serang, saat itu jugalah Sandi mengaktifkan tenaga yoga dan tantranya yang membuat angkasa menjadi sangat gelap, "aku tidak peduli, apapun yang terjadi, aku harus berjuang sekuat tenaga, bukan waktunya untuk merenung saat ini, ini waktunya untuk menunjukkan semua latihan dan penambahan yang kulakukan dalam diriku sendiri," ucap Sandi saat mulai memasuki medan tempur yang terus meluas dan meluas mengakibatkan udara sedikit bergetar karena kuasanya, saat itu juga seluruh pasukan mereka tumpah ruah ke arena dimana Yusuf berada dan terus berlatih dan beradaptasi dengan ratusan, ribuan serangan bertubi-tubi, "ayo timku, kita akan memenangkan pertempuran ini," pekik Yusuf yang membuat keadaan semakin pelik, "aku tak tau kenapa akhirnya kita harus saling bertempur melawan mereka, tapi inilah jalannya, aku harus berusaha sebaik mungkin," pikir Yusuf sambil memanggil tongkatnya untuk kembali saling serang.

Lihat selengkapnya