Bhairava

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #102

Siksaan dari Rasatalaloka

Yusuf menenangkan dirinya sejenak untuk memperhatikan kedelapan pasukan lawannya yang saling berhadapan, disana dia melihat Steve, kakaknya yang selalu mau membagikan ilmunya, lalu dia lihat Lintang, kakaknya yang selalu berusaha melindunginya, lalu kemudian Yusuf menyaksikan Arya, gurunya yang sangat dia hormati, lalu dia perhatikan para Ishvara, para pemimpin yang sangat dia kagumi sebelum akhirnya menyaksikan Sandi, seorang pemuda yang selalu dia dengar ceritanya, hingga akhirnya Yusuf menghela napas dalam-dalam lalu melesat kearah Sandi dengan tendangan yang begitu keras sampai angkasa yang sudah gelap tadi kini menjadi bergetar, namun dari belakang tombak dari Lintang menghujam tubuhnya yang untungnya masih tertahan dengan adanya zirah daur ulang miliknya meski kemudian Lintang melesat kebelakang tubuhnya untuk menancapkan velnya, untungnya Yusuf berhasil menghindar sambil menendang Sandi, namun Sandi memegangi kakinya dan membantingnya kearah Lintang, sebelum akhirnya gelombang pasir dari Steve menyapu mereka diikuti dengan hujan laser elemen debu dari Adam, serta naga es dari Peter yang bertemu ditengah jalan dan menimbulkan uap panas yang dimanfaatkan oleh Arya dengan mengalirinya menggunakan murugan listrik yang dia aktivasi dengan bajra untuk memperkuat efeknya dan mengenai Yusuf, Lintang dan Sandi yang berseteru di titik pusat badai, memanfaatkan hal itu, Sandi merespon dengan teknik zirah petirnya bersamaan dengan Qin yang turut masuk ke pusat badai, "teknik raga mantranam, mode gandharva ya, mengubah fungsi sel lemak menjadi penghantar elemen alam untuk memfokuskan kekuatan kesana, unik sekali," pikir Yusuf sambil berusaha mundur pusat badai sebelum diterkam oleh Qin dari belakang, meski saat itu adi vel milik Lintang berhasil menggores tubuh Qin sehingga energinya kacau lagi dan teknik zirah petirnya miliknya jadi melemah, hal ini diikuti dengan beberapa pukulan keras dari Yusuf yang mementalkan Qin kebelakang, "tidak ada jeda untuk bersantai, Gibran, segera lakukan formasi perpindahan milik kita," bisik Yusuf dengan telepatinya sebelum melemparkan beberapa batu dari tangannya yang membesar menjadi asteroid yang dia gunakan untuk mengurung Qin yang kemudian membesar terus seperti sebuah planet sebelum akhirnya dihancurkan dari dalam oleh Qin, hal ini diikuti laser elemen debu yang mengarah kepada Yusuf meski akhirnya Yusuf berhasil dipindah oleh Gibran kebelakang digantikan dengan bom nuklir yang dipasang oleh Sekar yang menimbulkan ledakan keras setelah terkena laser Adam hal ini diikuti dengan laser yang menari-nari karena dampak dari amplifikator cahaya yang terus dilepaskan oleh Zahra, dimana saat itu badai es terus dikirim oleh Peter ketengah arena dimana Lintang dan Sandi terkena beberapa serangan meski berhasil menghindarinya sebelum akhirnya Steve turut membombardir mereka dengan peluru pasir yang diantaranya sudah diberi mantra astra oleh Steve, namun hal ini justru dimanfaatkan oleh Yusuf untuk bertukar dengan peluru pasir Steve untuk memberikan bogem keras keperut Steve, namun tak berselang lama sebuah pukulan gravitasi dari Salman mendarat ke pipi Yusuf dan membuat Yusuf sedikit terpental, hal ini diikuti dengan bom energi dari Khaleed dan Fattah sehingga Yusuf terdorong semakin jauh dan akhirnya ditangkap oleh Sekar, "Sekar, kau perlu serangan yang lebih telak lagi, bom nuklirmu masih belum cukup, gunakan saja meriam elektromagnetik milikmu," ucap Yusuf, "hah!?, kau gila ya Yusuf, meriam itu sangat extrem, kau yakin!?," tanya Sekar, "tentu saja, lepaskan saja, ini perang Sekar, jangan menahan diri, lagipula bola meriam itu tidak mengandung radiasi yang meracuni angkasa," ucap Yusuf sembari melesat kedepan, mendengar hal itu Sekar segera mengubah pengaturan zirahnya dan mengisi tenaganya sampai penuh, kemudian menembakkan beberapa bola emas yang dia aliri listrik dan segera setelah itu listrik tadi memantul dan menguat saat Sekar terus menerus menembakkan bola-bola emas kosong itu yang seketika berpendar dengan aliran listrik yang sangat kuat hingga menghujani musuh dengan sambaran badai petir yang sangat kuat saat Yusuf bermanuver cepat membuat banyak musuh kelimpungan dan menghancurkan banyak sekali objek langit yang dibuat Yusuf untuk mengaburkan pandangan musuh, "dasar gila, padahal dia tidak memiliki anugrah untuk memiliki peningkatan netra model apapun, tapi dia berani mengambil resiko untuk melakukan semua ini, dasar, kalian bertiga memang terlalu kreatif bahkan bagiku," pikir Lintang sembari mengaktifkan jeevanetranya lalu kembali menyerang Sandi dengan velnya, sebelum akhirnya sebuah pukulan raksasa dari zirah ganapati membombardir tempat mereka, "perebutan ini sudah terlalu gila, kau sampai tidak berpikir dengan jernih Yusuf, kenapa berusaha mengaburkan pandangan saat kau tau lawanmu punya kemampuan netra sedangkan dirimu belum," tanya Steve sambil menghempaskan Yusuf dengan badai pasirnya, "aku sadar sepenuhnya dengan keputusanku mas, saat ini aku harus melampaui batas kemampuanku untuk kontrol energiku, agar satyanetra milikku bisa bangkit sepenuhnya," ucap Yusuf sambil memperlihatkan matanya yang mulai berubah struktur energinya sehingga mulai bercahaya, "ambisius seperti biasa, baiklah kalau begitu maumu, tapi jangan salahkan diriku kalau kau tereliminasi," ucap Steve sambil mengaktivasi zirah ganapati miliknya sepenuhnya, diikuti oleh Yusuf yang turut mengaktifkan zirah virancinya lalu keduanya melesat kearah satu sama lain dan menimbulkan getaran yang luar biasa, hal ini disambut dengan kurungan besi yang dibuat Iqbal untuk menahan pergerakan Yusuf meski hanya sebentar agar Steve bisa mendaratkan lebih banyak pukulan kebadan Yusuf sehingga Yusuf terpental cukup jauh dan memuntahkan darah meski Yusuf masih sanggup bertahan dan tidak tereliminasi, "kau terlalu naif Yusuf, kalau dalam konflik kau masih mencoba-coba hal baru kau bisa mati," ucap Steve sebelum merasakan getaran keras dari arah Yusuf, "aku tidak main-main saat ini, aku memang harus melampaui batas kemampuanku agar aku bisa menang, agar aku bisa berada di tataran kekuatan yang sama dengan Ihsan dan Alim, di turnamen ini aku tidak mempertaruhkan nyawaku, tapi hanya ambisiku, bukankah pemimpin adalah orang yang siap menghadapi apapun di situasi macam apapun, akan kulampaui batasku dan menjadi Brahma atau tidak sama sekali!!," teriak Yusuf yang semakin serius mengendalikan energinya yang saat itu meluap-luap karena emosi yang berlebih, saat itulah Yusuf kembali maju menyerang Steve dengan serangan vidhata miliknya yang dengan mudah dihancurkan dengan lemparan teknik vinayaka angin kearah Yusuf yang untungnya masih berhasil menghindari serangan tadi dan berbalik menyerang Steve dengan beberapa tembakan vidhata yang terus menerus dia gandakan, seusai itu Yusuf melesat kedepan untuk memberikan hantaman pada Steve hanya untuk ditangkis oleh Yusuf lalu kemudian keduanya terkena pukulan gravitasi dari Salman lalu kemudian bangkit dan menyerang Salman bersamaan, kemudian berniat untuk adu jotos lagi, namun belum sempat mereka melakukannya Yusuf diterkam oleh Peter meninggalkan Steve sendirian yang segera disambar dengan bajra Arya, sementara itu Yusuf dihantam berkali-kali dengan gelombang air sebelum akhirnya merasakan tendangan keras dari Adam diperutnya yang membuat Yusuf mulai kehilangan kesadaran dan akan tereliminasi, untungnya Gibran segera menukar posisi Yusuf dengan batu sehingga Peter dan Adam lanjut bertarung dengan satu sama lain, "terimakasih Gibran, maafkan aku kalau diriku masih terlalu lemah, kurasa mimpiku terlalu besar untuk kekuatanku yang kecil ini," ucap Yusuf, "tak ada mimpi yang terlalu besar Yusuf, kau hanya perlu usaha lebih besar untuk meraihnya, jangan menyerah, siksaan seperti ini bukan apa-apa dibandingkan tanggungjawab yang akan kau pikul nanti, bangkitlah dan berusaha, hasil biar Tuhan yang menentukannya," balas Gibran yang membuat Yusuf tersenyum senang, "benar juga, ini siksaan yang kecil dibanding tugas Brahma kelak, kalau aku menyerah sekarang maka selamanya aku akan menyesal," pikir Yusuf sembari kembali memasang kuda-kuda dan menatap Lintang dan Sandi yang bertarung semakin sengit, "aku harus berjuang," pikir Yusuf sebelum kembali melesat ketengah arena.

Lihat selengkapnya