"Kau sudah jauh lebih kuat dibandingkan waktu itu Yusuf, aku juga ingin melawanmu saat ini, bukankah begitu Lintang," ucap Steve saat timnya berhadapan dengan tim milik Lintang, "hmm, mungkin saat ini kitalah yang tertinggal, mereka memang luar biasa," ucap Lintang sembari memasang kuda-kuda, "kau benar, merekalah yang pantas mengubah Dunia, para manusia yang tak ingin berhenti berbuat kebaikan," ucap Steve sambil juga memasang kuda-kuda lalu kemudian keduanya saling menyerang dengan semangat membara, sebuah tendangan dari Steve dibalas dengan tusukan vel dari Lintang meski Steve sempat mengecil untuk menghindar lalu kembali membesar untuk memberikan pukulan keras pada Lintang.
Sementara itu ditempat Yusuf bertempur, Sekar dan Gibran akhirnya tiba untuk membantu, beberapa bola emas dari Sekar terlihat melayang memberikan sengatan yang sangat kuat untuk dimanfaatkan Yusuf membentuk medan listrik yang kemudian digunakan untuk menembaki Sandi dengan sambaran halilintar, hal ini segera dibalas dengan hujan kembang api dari Sandi yang bermaksud untuk menghancurkan bola emas dari Sekar, namun hal ini segera ditangkal oleh Yusuf menggunakan semburan air yang sangat dahsyat, namun Eve tiba-tiba menyerang dari atas mengagetkan Yusuf, hal ini diikuti dengan kedatangan Anto yang membawa beberapa lukisan bergerak untuk menyerang Yusuf yang segera Yusuf hancurkan dengan sambaran vidhata listrik miliknya sampai tiba-tiba sebuah pedang besar menyerap energi listrik disana lalu dalam sekejap sebuah badai petir terbentuk dari pedang itu lalu seakan-akan hidup pedang itu menyerang Yusuf yang berusaha menahan dengan tongkatnya namun tak selesai sampai disitu, pedang merah tadi akhirnya kembali ke pemiliknya yaitu Sandi itu sendiri, dimana saat itu Sandi sudah memegang sebuah busur besar dan hendak menembakkan astra, "busur itu, busur vijaya, tak salah lagi, aku pernah melihatnya juga di medan Kurukshetra waktu itu, busur tipe vijaya ini akan memiliki momentum panah yang sangat kuat," pikir Yusuf saat Sandi mulai menarik busurnya dan mengucapkan mantra brahmastra yang seketika membuat angkasa retak karena energi yang sungguh keras dari Sandi, lalu dalam sekejap saja tembakan brahmastra terlepas menyinari medan tempur dan membuat ledakan yang sungguh mengerikan, saat itu Yusuf berhasil menghindari serangan Sandi, namun goresan di zirahnya terlihat begitu besar meski bisa dengan mudah diperbaiki, "fitur zirahnya itu sangatlah mengganggu, apa-apaan sebenarnya anak ini," pikir Sandi yang kemudian secara tiba-tiba sambaran petir mengenai Yusuf, "apa yang kau pikirkan Sandi, tidakkah engkau lihat bahwa anak ini perlu dibasmi secepat mungkin," ucap Qin seusai mencapai tempat pertempuran disamping Sandi, "kau menggangguku wahai kaisar, bukankah kita tidak boleh bekerjasama dalam kompetisi ini," ucap Sandi, "siapa peduli dengan aturan saat ini, lagipula saat ini aku tidak sedang membantumu, aku hanya ingin menyerang anak ini, jadi jangan harap aku akan kooperatif denganmu," balas Qin sebelum melesat kearah Yusuf yang kembali melesat kedepan berusaha menahan Sandi dan Qin Shi Huang yang bekerjasama untuk menjatuhkannya, untungnya saat itu Gibran dengan cepat memanfaatkan meteor yang disebar Yusuf sebelumnya untuk melakukan teknik sepi angin miliknya ke level yang berbeda untuk membuat Yusuf bisa mengimbangi kecepatan kedua monster yang berusaha mengeroyok Yusuf, tentu saja hal ini dimanfaatkan Yusuf untuk bermanuver cepat demi membingungkan kedua lawannya, hal ini dia lakukan sambil mengincar Eve dan Anto agar tidak membantu, hal ini dia lakukan dengan mengikat mereka dalam pertempuran dengan pecahan kekuatan zirahnya yang perlahan dia ubah menjadi atmasena, disaat bersamaan Yusuf membuat banyak sekali balok kontruksi yang dia susun sedemikian rupa sehingga membentuk lantai arena dan beberapa dia gunakan untuk menyerang kedua lawannya saat itu yang bergerak cepat menuju Yusuf yang juga bersiap menghantam mereka berdua disaat Gibran fokus untuk menukar posisi Yusuf yang asli dengan atmasenanya, disaat yang sama Sekar dengan cepat menyerang musuh dihadapan Yusuf dengan terpaan angin kencang yang dia keluarkan dari kedua tangannya, merespon hal itu kedua pengawal pribadi Qin menyerang Sekar untuk membuat Yusuf kehilangan salah satu rekan setimnya, saat itu Sekar dibuat bertukar tempat oleh Gibran dengan Gibran itu sendiri yang dengan cepat merespon dengan menahan mereka berdua, satu hal yang tidak Gibran tau adalah kedua pengawal Qin itu datang bersama seorang kontestan dari Satyabala yaitu pangeran Charles yang dengan cepat memberikan beberapa serangan pada Gibran untuk mengeliminasinya karena menyadari bahaya yang dimiliki Gibran apabila terus berada di medan tempur, hal ini segera disambut oleh adiknya yang bernama Edward dengan menusuk Gibran dan mengeliminasinya, "Gibran!!!," teriak Sekar melihat Gibran tereliminasi, "bagaimana caraku membantu Yusuf setelah ini, aku tidak seberapa berguna dibandingkan Gibran, aku juga tidak sekuat dia, apa yang harus kulakukan," pikir Sekar tanpa menyadari kedua pengawal Qin sudah berada dihadapannya ingin menyerangnya, untungnya Yusuf dengan cepat bergerak mundur dan melindungi Sekar sekaligus menyerang balik dengan merapal dua vasavisakti untuk mengeliminasi kedua pengawal Qin tersebut, "jangan melamun Sekar, Gibran tereliminasi saat ini, kita hanya bisa membangun sisa peradaban berdua, kumohon jaga dirimu, aku akan berusaha melindungi kamu," ucap Yusuf sambil berlari dari Sandi dan Qin saat dirinya melihat Steve dan Lintang bertarung dengan sangat sengit, namun belum sempat Yusuf kesana Adam dan Peter juga mencapai tempat itu dan menerkam Yusuf yang segera melawan balik dengan mengecil lalu membuat dua atmasena yang kemudian membesar menghantam Adam dan Peter, sebelum akhirnya dari belakang kedua atmasenanya yang lain menghantamkan Eve dan Anto kearah Adam dam Peter sekaligus mengeliminasi mereka, hal ini dilanjutkan Yusuf dengan membombardir Adam dan Peter dengan vidhata miliknya, "empat orang dia eliminasi secepat itu, pantas saja dia menjadi calon nomor satu, gaya bertarungnya memang sangat efektif," pikir Sandi sembari menembakkan varunastra dari busur vijaya miliknya hingga Yusuf terdorong cukup jauh, meski begitu Yusuf segera membalas dengan beberapa tembakan peluru kearah keempat orang tadi, "lakukanlah Sekar, anggap saja ini ujian, meskipun ini adalah memori indahku nantinya, ayo temani aku sayangku," ucap Yusuf dengan lembut sambil menembakkan sebuah laser yang begitu kuat pada keempat orang kuat yang mengepungnya, "mereka mengepung diriku rupanya, padahal kukira kerjasama tidak diperbolehkan, tapi ini berarti kekuatanku diakui, mereka haruslah kubasmi saat ini sebelum mereka terlalu banyak mempelajari kemampuan dan jurusku," pikir Yusuf sembari mundur perlahan saat Sandi menyerang, "kalau dibiarkan terlalu lama, mungkin dia akan melampaui kami semua, dia adalah anak yang luar biasa, padahal diriku sudah menyiapkan banyak sekali hal untuk kompetisi ini, jalan menuju takhta memang berat dan penuh ujian ya," pikir Sandi sembari melesat kedepan untuk kembali beradu jotos dengan Yusuf.