Kesadaran Yusuf berkedip ditengah ganasnya pertarungan, matanya sempat memutih dan darah mengalir dari mulutnya, "aku belum kalah disini, aku masih bisa berusaha," pikir Yusuf sambil meregenerasi tubuhnya lalu menatap kedepan menyaksikan Sandi sudah berdiri tegap disana, "hahaha, kau masih saja ingin melawanku, nampaknya pertarungan kita sangat seru bagimu Sandi," ucap Yusuf yang tersenyum lebar memperlihatkan giginya yang dipenuhi darah sambil menyiapkan senjatanya, "kuakui dirimu memiliki kecakapan untuk menjadi Brahma, Surajyesta Yusuf," ucap Sandi sembari membuat bola energi ditangannya dan mengarahkannya pada Yusuf, "aku tau itu, aku sudah tau itu," balas Yusuf lirih dan kemudian melesat kedepan menghantam Sandi dengan tongkatnya lalu dengan cepat menendang Sandi sampai terdorong kebelakang, saat itu Sandi mencoba membalas dengan merapalkan vayayastra yang segera meledak menimbulkan badai angin yang memporak-porandakan pijakan mereka, untungnya hal itu berhasil dihindari Yusuf sebelum akhirnya Yusuf menembakkan beberapa vidhata kearah Sandi sembari melesat kebelakang, namun saat itu dia justru dihadang oleh Qin sebelum akhirnya memanjangkan tongkatnya untuk sedikit mendorong Qin kebelakang, hanya untuk menyadari bahwa Sandi melesat kedepan untuk menyerangnya, tepat saat Sandi akan meninju Yusuf, hal ini dibalas oleh Yusuf dengan cara mengamblaskan pijakan Sandi kedalam tanah dengan teknik elemennya lalu diikuti dengan beberapa tembakan air asam dari Yusuf kearah Sandi dan Qin lalu dengan cepat membuat ledakan vulkanis ditempat itu dengan menyebarkan magma panas ke medan tempur kemudian Yusuf menyiramkan air garam dalam jumlah besar keatasnya sehingga menimbulkan awan beracun yang memenuhi wilayah itu, namun hal itu dengan mudahnya dimentahkan oleh Sandi dengan berubah wujud menjadi raksasa lalu meniup awan beracun buatan Yusuf, meski begitu Yusuf tidak berhenti dan saat itu segera membuat banyak sekali duri-duri dari tanah yang mencuat ke langit, hal ini segera dimanfaatkan oleh Qin untuk menyerang titik buta Yusuf, meski saat itu Yusuf berhasil menghindar karena kemampuan sensoriknya yang luar biasa dan malah membuat Yusuf bisa membalikkan keadaan dengan meninju perut Qin kemudian meledakkan bom dilangit, hal ini dia lanjutkan dengan menancapkan struktur bangunannya ke daratan sehingga melukai banyak pasukan sebelum akhirnya lanjut membangun sebuah metropolis dengan kecepatan yang sangat tidak masuk akal, seluruh struktur yang akhirnya dia sambungkan dengan zirahnya dan menciptakan versi yang jauh lebih kuat dari sebelumnya, "tidak mungkin, kau seharusnya tidak sekuat sekarang, apa yang kau lakukan, bukankah senjatamu seharusnya tidak ada disini," teriak Qin saat menyaksikan Yusuf yang semakin kuat, "kau salah tuan, zirahku hanyalah manifestasi dari pikiranku, selagi diriku masih bisa berpikir dengan kreatif maka aku akan selalu bisa membuat zirahku," ucap Yusuf saat membuat mata dan zirah ditubuhnya menyala, bahkan meski pikirannya berusaha memfokuskan diri tapi tetap saja tenaganya bocor kemana-mana saking besarnya derajat kekuatannya, saat itulah Qin dan Sandi berusaha menyerang Yusuf yang mulai bisa mengimbangi kecepatan serang mereka berdua meski juga sesekali masih harus menggunakan atmasena, "nampaknya aku memang harus menang," pikir Yusuf sembari menghindari dan juga mengimbangi serangan kombinasi Sandi dan Qin lalu melanjutkan dengan memberikan beberapa tebasan angin kearah musuh-musuhnya kemudian bergerak cepat kebelakang sambil memanipulasi daratan yang memaksa para petarung untuk terbang keudara yang bersamaan dengan itu menghiasi udara dengan bermacam-macam tembakan energi yang mereka lakukan, hal ini dimanfaatkan oleh Yusuf sebagai sarana melakukan beberapa serangan dibalik debu pertarungan sekaligus dia manfaatkan untuk membuat senjata-senjata normal yang dia manfaatkan untuk menghancurkan pasukan musuh yang dia lewati, sementara itu Sandi berusaha memburunya dengan menyiapkan brahmastra di busurnya yang kemudian dia tembakkan berkali-kali sehingga merusak tatanan ruang dan waktu.
Sementara itu ditempat lain Sekar terlihat bertarung mati-matian dengan ayahandanya, "kerahkan semua kekuatanmu nak, ayah tau kalau dirimu belum sepenuhnya serius," ucap Roni pada putrinya sebelum melepaskan beberapa peluru kendali pada Sekar yang berusaha menahannya dengan perisai energi sebelum akhirnya berusaha mengendalikan listrik dengan kuat yang beberapa diantaranya mengenai Roni, "ayah, ini sulit, yang kuhadapi adalah dirimu sendiri, orang yang mengajariku untuk menjadi kuat, bagaimana caraku melawan hal itu, bagaimana caraku melampaui orang yang mengajarkan diriku menjadi kuat," ucap Sekar, "kemenanganmu dalam pertarungan ini adalah kemenangan bagi ayahmu ini, lakukan itu Sekar, seriuslah, banyak potensi yang harus kau maksimalkan, ayo tunjukkan semua hasil kerja kerasmu pada ayah," balas Roni sambil menembaki putrinya yang membalas dengan beberapa tembakan udara bertekanan tinggi, sebelum akhirnya mulai memanipulasi aliran listrik diudara untuk kemudian balik menyerang Roni meski dengan separuh hati, "Sekar!!!, lakukan dengan sekuat tenaga, ayah tau kau bisa lebih dari ini, kalau dirimu ingin membantu orang lain maka lakukan dengan sepenuh hati, coba lihat Yusuf yang berjuang sendiri untuk menjadi jauh lebih kuat, lalu apa yang kau lakukan sekarang, kau terlalu ragu karena perasaanmu, kalau dirimu belum siap menggunakan emosi sebagai senjata maka jangan kau pakai, itu hanya akan membebani dirimu Sekar," ucap Roni sembari memberikan beberapa serangan pada putrinya itu yang kemudian berhasil ditangkal oleh Sekar dan kemudian dibalasnya dengan beberapa roket yang akan dibalas oleh Roni, namun belum sempat Roni membalas sebuah ledakan keras terdengar dari arah Yusuf yang membuat Sekar dan Roni terhempas kebelakang, "jadi begini ya, kuat sekali, aku mungkin saja tertinggal saat ini, tapi aku harus memberikan yang terbaik, akan kukalahkan ayahku dan membantu Yusuf sekuat tenaga, lagipula ayah juga ingin aku mengalahkannya," pikir Sekar sebelum akhirnya menembaki ayahnya dengan beberapa pedang yang bisa ditangkis dengan mudah oleh Roni sambil merangsek kearah Sekar, lalu tepat ketika Roni sudah berada dihadapan anaknya itu, Sekar segera untuk mengamblaskan dirinya sendiri kedalam tanah lalu kembali naik dengan membawa bola energi vinayaka ditangannya, "aku harus menang," pikir Sekar sembari menembakkan bola energi tadi sekuat tenaga, "kau sudah sekuat ini Sekar, sekarang dirimu akan selalu bisa melindungi dirimu sendiri," ucap Roni saat dieliminasi oleh Sekar dengan senyuman senang diwajahnya, "maafkan aku ayah, saat ini tim kita berbeda," gumam Sekar sembari melesat menuju Yusuf.
Sesampainya Sekar ditempat Yusuf, dia melihat Yusuf sedang sibuk bertarung dengan Sandi dan Qin diwaktu yang bersamaan, keadaan Yusuf juga semakin dipenuhi luka dan hal ini membuat Sekar segera melesat kearah Yusuf untuk menyembuhkannya, namun dia dihalau oleh kedua pengawal Qin yang membuatnya terperosok cukup jauh, saat itu Sekar dengan khawatir mencoba kembali menuju Yusuf dengan semua persenjataan yang dia punya dan saat itulah Sekar menyaksikan Yusuf mulai mengeluarkan cahaya kehijauan dari tubuhnya lalu kemudian melesat kearahnya sambil mengeliminasi kedua pengawal Qin ketika energi kehijauannya semakin intens dan matanya mulai berubah, "Yusuf, matamu sudah berubah, itu satyanetra," ucap Sekar saat menyaksikan perubahan mata Yusuf, "nampaknya latihanku berbuah hasil, bersiaplah Sekar, aku akan menggunakan semakin banyak kekuatanku," ucap Yusuf sambil kembali menatap kedua lawannya dengan penuh keyakinan akan kemenangan.