Bhairava

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #110

Ketentraman di Svarloka

"Bagaimana caramu bisa mengeliminasi petarung terkuat dari negeri kami, ini tidak masuk akal, bagaimana dirimu bisa sekuat ini dalam waktu singkat, kau pasti curang," ucap Qin yang masih belum bisa menerima keadaan, "mungkin inilah yang disebut keajaiban, aku merasa beruntung bisa membuat keajaiban datang kepadaku," ucap Yusuf yang dengan tenang melayang di angkasa kemudian mengangkat kedua tangannya dan mulai menggetarkan ruang angkasa lalu menyatukan kedua tangannya yang lain dan membuat medan magnet disekitar tubuhnya untuk mendorong orang lain menjauh sebelum akhirnya menembakkan beberapa panah yang beberapa diantaranya sudah menjadi astra yang dia gunakan untuk meratakan medan tempur, hal ini direspon dengan laser elemen debu dari Adam yang merusak panah-panah dan meledakkan astra yang dikirim oleh Yusuf lalu diikuti dengan laser darah menyebar dari Peter yang dengan cepat ditangkal oleh Yusuf dengan membuat perisai energi, "kuakui dirimu memang kuat, tapi aku juga harus tau kekuatanmu itu asli atau hanya trik saja," ucap Qin dari belakang Yusuf sambil mempersiapkan pedang energi ditangannya yang siap untuk menikam Yusuf, sayangnya karena Yusuf yang menggunakan wujud empat mukanya serangan Qin berhasil dihalau dengan cepat oleh Yusuf sebelum Yusuf memberikan beberapa serangan balasan pada Qin, namun dihadapannya Peter dan Adam segera menyerangnya yang membuat Yusuf sedikit terluka, "tiga lawan satu adalah pertarungan yang sulit, tapi ini cukup seru, apalagi tuan Adam dan tuan Peter punya satyanetra juga, aku bisa belajar banyak dari mereka," pikir Yusuf sambil melesat kebelakang guna mendapatkan posisi yang bagus untuk akhirnya melancarkan jutaan peluru vidhata dari keempat tangannya yang mereka tangkis dan kemudian membalas dengan serangan mereka sendiri sehingga Yusuf mulai kewalahan menghadapinya, "mengeroyok anak kecil yang sendirian tidak terdengar seperti seorang Ishvara bagiku," ucap Arya dari belakang yang tiba-tiba menyerang Adam dari belakang, "dasar serakah, kau mengambil mangsa yang lebih besar dariku," ucap Salman sembari menerkam Peter sehingga kedua Ishvara yang tadinya menyerang Yusuf itu sekarang disingkirkan menyisakan Yusuf yang terluka parah menghadapi Qin yang sedang dilahap amarah, "akhirnya kita bisa bertarung berdua juga ya, hmm padahal aku ingin segera menghadapi kedua kakakku itu, pertarungan mereka nampaknya asik," ucap Yusuf sembari memanggil angsanya saat menyaksikan benturan kekuatan Steve dan Lintang yang berkali-kali menggoncang angkasa, "kau terlalu sombong berpikir bisa mengalahkanku semudah itu nak," ucap Qin sembari memanggil yak miliknya untuk kemudian menyerang Yusuf yang melesat ke udara untuk menghindarinya, "jangan terus menghindar dasar pengecut, aku mengerti tentang kecuranganmu, kau pasti memperlemah Sandi saat dia berada di wilayahmu kan!?, makanya dirimu tak mau bertarung denganku, karena sebenarnya dirimu itu lemah," teriak Qin pada Yusuf yang membalikkan badannya untuk menatap Qin dari angsanya, "sebenarnya, pertarungan dengan Sandi itu membuatku melampaui banyak batas kekuatanku, dia memang sangat kuat, aku mengakui itu, tapi dengan menuduhku curang berarti dirimu meragukan kemampuanku, dan malah membuat kemampuan mas Sandi jadi tidak terasa luar biasa, dia adalah pejuang yang kuat dan terampil, dengan menuduhnya kalah dengan tipu muslihat dariku hanya akan menurunkan martabatnya sebagai pejuang, mungkin akan lebih baik bagimu untuk mengakui bahwa dia kalah dengan terhormat daripada menjadi korban kecurangan, aku bertarung dengan dirinya menggunakan segenap jiwa, raga dan pikiranku lalu mengalahkannya dengan susah payah, terimalah itu tuan," ucap Yusuf sebelum menembaki Qin dengan peluru energi lalu berusaha menggabungkan elemen air dan tanah untuk membentuk elemen kayu yang kemudian dia pakai sebagai amunisi untuk menghujani Qin dengan tombak kayu, namun Qin dan yaknya masih maju kedepan tanpa bisa dihentikan dan akhirnya Yusuf harus menghadapinya dengan menendang Qin, namun Qin malah memanfaatkan itu untuk memberikan beberapa bogem mentah pada Yusuf yang menahan rasa sakitnya sambil membalas serangan Qin dengan melayangkan dengkulnya ke dagu Qin sampai lawannya itu terpental kebelakang sebelum akhirnya Yusuf mendorongnya dengan tangannya yang dilapisi dengan sarung tangan tanah yang sangat padat untuk menjatuhkan Qin dari tempatnya berdiri kemudian menerkamnya dari atas dengan memperpanjang tongkatnya yang ditangkis Qin dengan tangannya, "hmm pelindung tangan yang bagus, aku suka itu, simpel tapi efektif," ucap Yusuf sambil meniru bentuk pelindung tangan Qin dengan inti nano miliknya, "ah bagus sekali, aku memang perlu model yang seperti ini," ucap Yusuf yang kemudian mulai memukul Qin yang menahannya dengan tangannya, meski tak lama setelah itu Yusuf mengayunkan tongkatnya untuk memukul perut samping Qin dengan sangat keras sampai memar kemudian Yusuf menyemburkan api kemuka Qin dan menembakkan beberapa sabit angin untuk melukainya lalu mendorongnya dengan air yang dia lepaskan dari tangannya yang membuat Qin terluka cukup parah, "bagaimana caramu bisa sekuat ini, bagaimanaaa!!?," teriak Qin sambil kembali menyerang Yusuf yang dengan sigap menangkap tangan Qin lalu mendorongnya lalu menyeret wajah Qin menuju bintang terdekat hanya untuk diledakkan oleh tenaga Qin yang semakin membara, namun Yusuf tak memberikan celah sedikitpun, dia segera melapisi tangannya dengan pedang vidhata petir dan menyerang dada Qin sekuat tenaga, "kukira dirimu mengakali kemenanganmu, ternyata dirimu memang hebat, aku salah menilaimu Surajyesta, kau memang anak yang luar biasa," pikir Qin saat perlahan tubuhnya menghilang dan akhirnya kembali ke bangku peserta tanda telah tereliminasi, "siapa yang mengeliminasi dirimu tuan Qin Shi Huang," tanya Sandi yang menunggu bersama timnya, "orang yang juga telah mengeliminasi dirimu," ucap Qin, "Surajyesta ya, dia memang luar biasa, kurasa semua akan baik-baik saja ditangannya," ucap Sandi, "tidak bisa begitu, tuan Qin, mas Sandi, sehebat apapun temanku itu, dia masih butuh dukungan orang lain, minta tolong bantuannya ya," ucap Gibran yang sedari tadi sudah diruang tunggu menanti siapa yang akan memenangkan kompetisi, "memangnya seperti apa dia selama dirimu mengenalnya selama ini," tanya Qin, "dia adalah mekanik handal yang kebetulan bisa bertarung, membuat hal baru adalah hobi baginya, serta seorang teman yang berharga," ucap Gibran sambil mengambilkan air untuk mereka minum, "kalau begitu kami tak perlu ragu untuk membantunya," ucap Sandi, "masalahnya adalah, kita perlu menghadapi beberapa ancaman besar dihadapan kita, Narendra masih hidup, dia mungkin saja mengalahkan banyak orang saat ini, apalagi selain dia ada kekuatan lain seperti Prajapati yang meneror Dunia, orang-orang itu adalah masalah yang akan kita hadapi nanti, sedangkan dia bukan tipe orang yang suka untuk berpolitik," ucap Qin, "itulah tugas kita tuan, berpolitik memang bukan hal yang dia sukai jadi kita harus membantunya untuk itu," ucap Sandi sembari tersenyum penuh ketentraman dan diikuti anggukan pelan dari Qin yang juga mulai berusaha berdamai dengan takdir yang tak sesuai dengan keinginannya.

Lihat selengkapnya