"Sudah tanggal berapa sekarang," tanya Qin saat melihat fajar menyingsing di ruang tunggu, "ini tanggal 11 tuanku, nampaknya pertempuran ini akan segera berakhir," balas Sandi dengan tenang, "apa yang sebenarnya terjadi dimedan tempur saat ini, aku penasaran dengan bagaimana jalannya pertandingan perebutan takhta ini," pikir Sandi yang kemudian menghela napas panjang sebelum akhirnya beranjak dari ruang tunggu untuk mencari makan. Sementara di arena, Yusuf sedang bertarung mati-matian dengan musuh-musuhnya, pukulan dan tendangannya terasa semakin kuat saat dirinya beradu dengan para Ishvara yang tersisa, "dasar anak edan, dia membentuk ribuan struktur bangunan yang sangat rumit ini dalam hitungan detik," ucap Peter, "baru beberapa bulan lalu padahal aku bisa menghajarnya dengan mudah, sekarang dia sudah berkembang melampaui diriku," ucap Salman sembari memberikan beberapa partikel gravitasinya untuk mengacaukan pijakan di arena pertarungan, sementara itu pertempuran antara Arya dan Adam semakin tak bisa diprediksi dan mengarah mendekati Yusuf yang waktu itu meluncur untuk menghalau mereka berdua, sebuah tembakan vidhata dilepaskan dari jemari Yusuf yang dengan cepat dihalau oleh Adam sementara Yusuf menyerang Arya secara langsung hanya untuk menyadari kalau tubuh sang maharaja tak bisa dia sentuh, "huh!?, teknik apa ini, kenapa seranganku menembus tubuh pak Arya, apakah pak Arya secepat itu atau ada alasan lain," pikir Yusuf yang saat itu menembus tubuh Arya sebelum akhirnya membalik badannya dan kembali memberikan serangan kuat pada Arya yang sekali lagi menembusnya, "tak salah lagi, seranganku menembusnya, kalau begitu bagaimana caraku menyerangnya, seharusnya ada cara untuk melakukannya, pak Arya sudah terkena beberapa luka karena pertarungan dengan tuan Adam, pasti ada metode untuk menyerangnya," pikir Yusuf saat menyaksikan kedua mata Arya yang menyala merah dengan pola unik, "itu dia, mata pak Arya adalah manunetra, pasti ada peningkatan khusus terhadap kemampuannya, dan itu adalah alasan kenapa seranganku bisa ditembusnya, tapi apa peningkatannya dan bagaimana mekanismenya, setauku saat seseorang pengguna naranetra membangkitkan rajanetra yang bisa berubah menjadi manunetra maka dia akan mendapatkan beberapa peningkatan terhadap energinya dan beberapa ada yang terspesialisasi kearah tertentu yang memungkinkan penggunanya untuk membangkitkan teknik kearah yang ditentukan sebelumnya, cih contoh yang kudapat kurang bagus, Ihsan ataupun Alim tak punya spesialisasi teknik kearah manapun dan harus membuatnya sendiri," pikir Yusuf sambil meringis bahagia saat melepaskan beberapa blok bangunan yang dilewati begitu saja oleh Arya yang saat itu sedang membawa murugan listrik kearah Yusuf yang saat itu bereaksi dengan menghindar secepat mungkin sambil menyiapkan vidhata ditangannya untuk dia arahkan kepada Adam, namun belum sempat Yusuf bereaksi, Arya sudah berada dihadapannya dan menyerang Yusuf dengan murugan listrik ditangannya, menyadari kalau Arya bisa menyentuhnya membuat Yusuf berniat untuk menangkap Arya dan benar saja, tangan Arya tertangkap dan Yusuf segera membantingnya ke tanah dengan kekuatan penuh, namun benar saja, Arya kembali menembus banyak batuan dan akhirnya kembali melayang sehingga tiba-tiba Arya menghilang dalam sebuah pusaran ruang dan tiba-tiba muncul dari belakang Yusuf dari dalam pusaran lainnya dengan membawa murugan listrik yang diarahkan tepat kedada Yusuf yang merespon dengan menggunakan lesatan sidhimantra prakamya lalu mengecil dengan anima, "teknik yang sangat merepotkan, tapi bagaimana caranya dia sampai terkena dampak serangan saat bertarung dengan tuan Adam kalau begini," pikir Yusuf, "Yusuf, aku tau kau masih berada didalam arena, nampaknya sekarang dirimu terpojok karena tak pernah bertarung bersama denganku atau melawanku dalam kampanye militer apapun, karena itulah kau tidak mengerti apa jurus yang kupakai dan bagaimana mekanismenya, memimpin bukan hanya tentang menjadi pelopor wahai muridku yang kusayangi, tapi juga tentang memahami orang lain, keteledoran yang kau lakukan ini bisa saja menjadi alasan kekalahanmu saat ini," teriak Arya sembari mencari keberadaan Yusuf dengan kedua matanya, "itu dia," gumam Arya sambil mengaktifkan teknik matanya untuk kembali berpindah ke tempat Yusuf dan menghantamnya diukuran kecilnya itu yang direspon Yusuf dengan menahan sambil memperbesar dirinya namun tak berhenti sampai disitu Arya mengeluarkan gadanya dan menghantam Yusuf dengan keras, untungnya Yusuf sempat menahan dengan tongkatnya meski masih terdorong cukup jauh, "kau tak seharusnya mengarahkan senjatamu itu pada gurumu sendiri," ucap Arya sembari memandang tongkat Yusuf dan membuatnya tiba-tiba terserap kedalam lubang kecil dan menghilangkannya dari tangan Yusuf yang kaget melihatnya serta melepaskan tongkatnya, "dia menghilangkan brahmadanda semudah itu, bagaimana caranya," pikir Yusuf saat tiba-tiba dia menyaksikan tongkatnya sudah berada ditangan Arya bersama dengan gada shibika milik Arya sendiri, menyaksikan itu Yusuf segera memanggil angsanya dan melesat menjauh saat Arya juga memanggil yaksha miliknya dan kembali lagi berpindah dengan cepat dehadapan Yusuf dan memukulnya bersama dengan yakshanya, "makhluk humanoid ini sangat aneh, auranya tidak mengenakkan dan baunya sangat busuk, pantas saja disebut makhluk pemanggilan terkuat, dia mungkin saja hantu penasaran yang dikurung dan dibesarkan bersama penggunanya sebagai pelindung," pikir Yusuf saat menyaksikan yaksha dibelakang Arya mulai membuka mulutnya lebar-lebar dan berteriak keras, "kau tau Yusuf, aku tau dirimu sangat kuat dan pintar, tapi kurangnya pengalamanmu bertarung dilapangan hanya akan membuatmu terlihat bodoh, serang dia yaksha," ucap Arya saat melepaskan makhluk dibelakang tubuhnya untuk mengamuk menyerang Yusuf dan pasukannya sementara Arya berpindah cepat kehadapan Yusuf dan menunjunya, "pertarunganmu denganku masih belum selesai Arya," ucap Adam sembari melesat kehadapan Arya dan melepaskan banyak sekali debu, "ah tuan Adam, kau memang sangat kuat dan pemberani, bagaimana menurutmu kekuatan murid-muridku, bukankah mereka luar biasa," ucap Arya saat Adam menembus tubuhnya, "begitulah, mereka berlima memang sangat merepotkan, aku akui kemampuanmu sebagai guru wahai Yaksharajan, sayangnya jurusmu itu masih terlalu lemah untuk mengalahkanku, kau adalah hantu dihadapan murid-muridmu, bahkan dihadapanku, waktu itu Pashupati mengalahkanku dalam peperangan habis-habisan, kini Surajyesta melampaui diriku didalam perebutan Brahma, aku bisa menerima kenyataan bahwa aku kalah dengan mereka, tapi melawanmu dan jurus aneh yang kau miliki bukanlah masalah buatku," ucap Adam sembari memanaskan udara disekitarnya dengan elemen termal sampai meningkatkan tekanan udara dan membuat Arya berniat untuk berpindah menggunakan jurusnya, namun begitu Arya akan berpindah Adam menembaknya dengan peluru elemen debu yang memberikan luka yang cukup dalam pada Arya, "kemampuanmu untuk berada didalam dimensi lain saat bertarung melawan kami itu bukanlah hal yang sulit untuk dilawan, tubuhmu itu masih belum bisa menangkal serangan yang tak bisa dideteksi oleh tubuhmu, semua serangan non-fisik masih akan bekerja meskipun dirimu bisa sesuka hati memindahkan sebagian tubuhmu ke dimensi lain saat diserang, ilusi bahwa dirimu tak bisa disentuh itu takkan berfungsi pada para Ishvara lain yang juga dipoles dengan berbagai pertarungan dan kampanye militer," ucap Adam sebelum kembali berusaha menyerang Arya, namun tiba-tiba Yusuf ada dihadapannya dan menahan serangan Adam sambil mendinginkan udara, "terimakasih atas informasi yang kau berikan tuan Adam, kau memang jendral yang luar biasa," ucap Yusuf sembari menikam Adam dengan tombak es dimana hal ini justru memancing kedatangan Salsa kesana yang dengan cepat ditahan juga oleh Yusuf yang perlahan membekukannya sambil membuat beberapa tombak es yang akhirnya menghujani Salsa sampai tereliminasi, "jadi kau memanfaatkan diriku untuk mendapatkan informasi, sungguh anak yang luar biasa, wajar sih, kau adalah saudara sang Pashupati, hmm bisakah dirimu menceritakan tentangnya," ucap Adam, "hihi, terimakasih atas informasinya, itu pertolongan yang sangat penting bagiku saat ini, hmm kita akan membahas tentang Ihsan nanti, sekarang aku izin mengeliminasi dirimu dulu tuan," ucap Yusuf sambil perlahan membuat elemen luruh dan menembakkannya kepada Adam sekuat tenaga untuk mengeliminasinya, "sekarang aku bisa mengalahkanmu wahai guruku, kuharap engkau tak keberatan jika kalah dengan muridmu sendiri," ucap Yusuf sambil tersenyum haru menyaksikan gurunya dan perlahan menenggelamkan mereka dalam air yang sangat banyak, "aku juga bangga padamu nak, kalahkan aku dan jadilah kebanggaan bagi gurumu ini wahai muridku yang kusayangi," ucap Arya saat perlahan tenggelam dalam air yang dibuat Yusuf, lalu perlahan Yusuf mendidihkan air itu membuat tekanannya tak karuan sambil menatap wajah gurunya yang perlahan berusaha berpindah ke dimensi lain namun ditahan oleh Yusuf dengan tangannya, "akhirnya aku bisa menggapaimu guru," pikir Yusuf sambil memberikan pukulan gempa yang sangat kuat untuk mengeliminasi gurunya itu yang menerimanya dengan senyuman bahagia diwajahnya saat kemudian Yusuf menghilangkan kontrol terhadap airnya sampai terjatuh ketanah, "terimakasih guruku," gumam Yusuf sambil tersenyum haru.