Bhairava

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #119

Dunia Gelap

Malam hari di wilayah keraton Ariloka, Shifa terlihat berjalan bersama Fio menuju pusat perbelanjaan setempat, "hhh kau ini aneh ajeng, ngapain kita ke mall kalau dirumah sudah banyak barang," tanya Fio, "relaksasi sebentar aja mbak, lagian aku masih penasaran, kenapa kalian tiba-tiba pindah kemari setelah ada Brahma," balas Shifa, "umm itu ya, sebenarnya aku dan suamiku dipindahkan kemari atas perintah Prabhu Ihsan, dia berpikir kalau era kecerdasan buatan terkoneksi ini akan memiliki detail unik disetiap wilayah aliansi, kami diminta pindah untuk mengetahui produk apa yang banyak dihasilkan oleh kalian karena sekarang informasi sangat dirahasiakan, secara teknis aku adalah mata-mata," bisik Fio, "mata-mata matamu, tak ada informasi penting yang kalian cari, mana layak disebut mata-mata kalau tak ada informasi rahasia yang dicari, semua kegiatan dan informasi yang kalian dapat disini itu informasi publik yang legal untuk disebar," ucap Shifa, "lah emang Prabhu mintanya cuma itu, baginya ini informasi penting," ucap Fio, "huhhh Ihsan itu tidak berubah, ngaco aja terus, anehnya formulasinya banyak yang tepat," gerutu Shifa yang akhirnya sampai di pusat perbelanjaan bersama Fio, "ya begitulah Prabhu, orangnya memang kreatif, unik dan kadang agak gila, mungkin memang begitu cara bersikap orang cerdas," sahut Fio sembari memasuki tempat itu dan mengambil troli lalu berjalan bersama Shifa mencari barang-barang.

Beberapa saat kemudian mereka selesai berbelanja dan memasukkannya kedalam alat penyimpanan mereka lalu berjalan pergi, "Fio, apa kau merasakan ada yang mengintai kita," bisik Shifa tepat ditengah jalan yang sepi, "makhluk-makhluk itu lagi ya," tanya Fio, "yep brahmarakshasa lagi," balas Shifa saat memandang sepasang mata merah dan gini-gigi besar memenuhi pandangan mereka, kemudian Shifa segera menyimpan kotak belanjaannya dan memanggil kampak miliknya lalu melompat kearah makhluk itu yang tiba-tiba berteriak keras sambil menyerang Shifa yang segera mengayunkan kampaknya dan membuat kepala makhluk itu terpenggal dan jatuh ke dekat Fio, "mak, ajeng!!, kotor jadinya jalanan kalau ada kepala sebesar ini disini," keluh Fio, "makhluk yang aneh, bagaimana bisa ukurannya sebesar itu sih," tanya Shifa sambil mengambil bagian tubuh makhluk tadi lalu melemparkannya ke lautan untuk dimakan oleh ikan-ikan, "nona, aku mulai curiga kalau mereka sebenarnya adalah manusia yang bermutasi dan kalau berdasarkan waktu kemunculan dan arahnya nampaknya mereka berasal dari wilayah aliansi Brahmanda, aku curiga kalau mereka sebenarnya adalah experimen gagal dari mereka," ucap Fio, "ini mengerikan, experimen gagal!?, kalau begitu versi sempurnanya seperti apa, kau mengerikan Yusuf, pasukan perang macam apa yang sedang kau ciptakan ini," pikir Shifa, "kita harus pulang, kita perlu melaporkan ini pada Alim," ucap Shifa sembari mulai mempercepat langkahnya menuju keraton, "ei tunggu ajeng, alamak," pekik Fio sembari berlari menyusul Shifa.

Sesampainya di keraton Ariloka, Shifa segera melangkahkan kakinya dengan cepat ke ruangan Alim untuk melapor dimana dia melihat Alim sedang sibuk mengurus lumbungnya, "hei Shifa, ada apa sampai dirimu kemari untuk mencariku," tanya Alim sembari mendata barang keluar dan masuk, "ini perihal brahmarakshasa lagi, nampaknya dirimu harus lebih khawatir pada tindakan saudaramu sendiri daripada mencoba menyerang pamanmu saat ini Alim," ucap Shifa, "Yusuf sedang dapat mainan baru ya, dana dan ide risetnya pasti naik drastis semenjak menjadi Brahma, tapi kenapa sampai begitu takutnya dirimu dengan saudaraku sendiri," tanya Alim, "tindakannya sudah mulai meresahkan Alim, kau lihat makhluk sebesar gunung itu, mereka pembawa bencana, bukan hanya ukurannya yang luar biasa tapi kecepatannya juga tidak masuk akal, ditambah lagi mereka bisa menembakkan peluru energi yang bahkan jauh lebih besar dari ukuran tubuh mereka, brahmarakshasa itu mengerikan Alim, harus berapa kali aku memperingatkan dirimu dan engkau hanya fokus membuat kecerdasan buatan terkoneksi versimu disini," keluh Shifa, "benar sekali, aku juga mulai khawatir dengan agresi yang dilakukan oleh Yusuf, nampaknya ini usahanya untuk mendesak aliansi Vaikunta untuk bersatu, karena itulah melakukan kampanye militer adalah keharusan, kita harus segera satukan aliansi ini dan menyebarkan koneksi dari kecerdasan buatan milik kita kepada mereka, ini akan sangat membantu," ucap Alim, "proyek dashavatara milikmu itu ya, aku tau itu akan membantu, kini semua orang membuat kecerdasan buatan terkoneksi, tapi kita butuh lebih dari itu, kau harus ingat, sumberdaya yang dimiliki aliansi Brahmanda sebesar apa, fokus dari dashavatara adalah peningkatan kualitas hidup, orang-orang yang menjadi verivikatornya adalah para lembaga pemerintahan termasuk tentara dan polisi, memang ini akan membuat orang jadi lebih tertata untuk maju, tapi kalau dibandingkan dengan para cendikiawan yang penggerak utama sistem dari saptarshi, kita tidak ada apa-apanya dalam waktu dekat, mereka adalah orang-orang pintar yang berani mengambil resiko untuk maju, riset secara aktif dilakukan, sedangkan yang kita lakukan hanya mencari cara untuk tidur lebih nyenyak," protes Shifa, "Shifa, kita lebih perlu itu, keamanan adalah tonggak kemajuan, di wilayah Yusuf, semuanya sudah tertata dengan baik dan karena itulah mereka bisa dengan leluasa melakukan riset, sedangkan disini masih banyak kegiatan ilegal yang dilakukan, mabuk, obat terlarang, judi, perdagangan organ, perbudakan dan lain-lain, oiya sex bebas masih menjadi masalah serius disini, jadi memang masukan informasi dari masyarakat memang seperti itu, sehingga perkembangan kecerdasan buatannya mengarah kepada keamanan, beberapa orang sudah mulai memberikan masukan dari bidang keilmuan kok, tapi memang perlu waktu, toh ini baru beberapa hari diterbitkan, pengunggah kecerdasan buatan kita juga seringkali adalah para anggota pemerintahan juga bukan tanpa alasan, tapi karena merekalah yang paling mudah diawasi karena mereka juga termasuk kedalam pengawasan sistem, semua data diri mereka akan dimasukkan terlebih dahulu sebelum mereka bisa mengunggah kecerdasan buatan secara pribadi dan akan terus diawasi selama berada dalam sistem, kita sedang membangun sistem yang lebih terkendali untuk maju dan memastikan tidak ada banyak kerusakan selama sistem beroperasi, semua masukan informasi akan didata dan diolah oleh banyak sekali kecerdasan buatan dari pihak-pihak yang bisa dipercaya, ini nanti akan membalap ledakan teknologi yang dibuat oleh Yusuf karena kita bermain dengan jauh lebih hati-hati," balas Alim, "iya sih, tapi kenapa tidak pakai model dari Ihsan, Ekadasharudra, ini model berbasis pembelian loh, ada harga ada barang, mereka kan juga akan secara otomatis masuk ke sistem juga," tanya Shifa, "sistemnya aneh, mereka hanya mengandalkan relevansi dan semua orang yang punya uang bisa membeli kecerdasan buatan versi mereka, variabelnya akan terlalu liar dan banyak, cara beresiko seperti itu hanya Ihsan yang mau melakukannya, sebagian besar orang disana hanya menggunakannya sebagai perangkat bisnis, itu akan mendorong industrialisasi besar-besaran yang memaksa kemajuan berdasarkan persaingan, seperti apa yang dia gaungkan selama ini, wilayah Ihsan adalah wilayah para penyintas, takkan cocok untuk kita," ucap Alim sambil terus bekerja, "tapi kan," bantah Shifa yang harus tercekat dengan kedatangan Guntoro, "aden Alim, izin melapor, saya berhasil mendata dan mendapatkan beberapa penyelundup senjata ilegal disekitaran kota ini," ucapnya, "begitu ya, bawa tim lalu identifikasi apa saja senjatanya, kalau kau anggap berguna dan bisa diajak kerjasama tangkap dan laporkan kepadaku, kalau tidak, eksekusi ditempat," ucap Alim tanpa keraguan, "baik aden, aku berangkat dulu," ucap Guntoro sambil berjalan pergi darisana membawa senjatanya, "hah!?, kenapa tiba-tiba dirimu seperti ini sih," tanya Shifa dengan heran, "situasi sedang menyongsong peperangan Shifa, kita harus bergegas, kalau sampai terlambat maka kehancuran total adalah akibatnya," ucap Alim yang semakin membingungkan Shifa.

Keesokan harinya Alim terbangun dari tidurnya di dini hari dan segera membuka gawainya, "eh apa ini, program identifikasi satwa liar untuk diternakkan, menarik sekali, nampaknya mereka sudah mulai berusaha maju, hmm apa pula ini, hhh seperti biasa, kasus yang datang bersama dengan kemajuan, kali ini laporan perdagangan satwa langka ya, mungkin aku harus melihat sendiri kelangsungan program ini," pikir Alim sembari bangkit dari tidurnya dan berjalan keluar untuk menyaksikan persiapan pasukannya yang semakin matang seiring berjalannya waktu, "nampaknya mereka sudah mulai menunjukkan perkembangan besar, mungkin aku memang harus menyelesaikan program tentara superku, menggunakan tanda yogi akan terlalu berbahaya, mungkin lencana ini akan membantu, ini akan menyerap dan menjadi reaktor energi untuk kemudian membentuknya, perlengkapan perang praktis ini akan sangat membantu sih," gumam Alim sambil mulai menyusun lencana untuk pasukannya, "ini akan menjadi terobosan untuk pasukanku, mereka akan menjadi kuat tanpa harus menanggung resiko yang sangat besar, ini untuk menyatukan Vaikunta sekaligus menjatuhkan Narendra, aku akan melakukannya sebelum Prajapati tiba atau dia akan mengacaukan segalanya," pikir Alim dengan serius karena menyadari dirinya sedang berpacu dengan waktu.

Lihat selengkapnya