Bhairava

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #123

Hitam, Putih dan Abu-Abu

Proses pengadukan lautan susu baru saja selesai dihari yang sudah menunjukkan tengah malam, hari itu orang-orang sudah mulai membaringkan diri karena kelelahan dan hanya beberapa yang masih berdiri tegak untuk mengamankan pot amrita yang mereka dapatkan waktu itu, "apa persiapannya sudah selesai Shifa, amrita harus segera dibagikan pada mereka yang turut melakukan pengadukan lautan susu," ucap Alim, "hampir selesai, mereka harus makan dulu sebelum mendapatkan amrita agar tidak terjadi banyak gangguan akibat kenaikan energi yang drastis," ucap Shifa, "eh bukannya itu aman untuk dikonsumsi warga tanpa persiapan," tanya Alim, "memang, tapi itu untuk penyembuhan bukan untuk menjadi manusia super, fungsi amrita adalah meningkatkan efektivitas fungsi tubuh dengan menghancurkan zat-zat asing lalu kemudian memaksa tubuh untuk melakukan rejuvenasi dengan pembentukan sel embrionik, kalau mereka dalam keadaan tidak bertenaga maka proses kedua tidak akan terjadi dan tubuh tak bisa mengadaptasi secara penuh kekuatan amrita sehingga mereka takkan menjadi awet muda dan menjadi manusia super," ucap Shifa, "hoo menarik, kukira asalkan minum bakal mendapatkan kemampuan regenerasi, ternyata rumit juga," kata Alim, "yasudah, kita harus persiapkan makanan untuk mereka," ucap Shifa sembari menyiapkan makanan untuk orang-orang disana.

Sementara itu ditempat lain, "heh Rizal, apa yang mereka lakukan, kenapa mereka melakukan pengadukan lautan susu juga," tanya Yasha, "nampaknya hal ini menjadi trend, mereka ingin mengekstrak amrita dari lautan untuk mendapatkan keabadian," balas Rizal, "untuk apa hal ini dilakukan," tanya Yasha, "entahlah, mungkin karena informasi yang menyebar dengan sangat cepat pada masyarakat, semua orang jadi tertarik untuk mendapatkan keabadian, atau mungkin ada alasan lain dibaliknya, alasan yang tidak kita inginkan untuk didengar," ucap Rizal, "kegiatan yang meresahkan, tapi kita harus kembali ke misi kita, memburu Narayana," ucap Yasha sambil membuat robot burung untuk pergi dari sana, "kau benar, ayo," balas Rizal sambil menaiki burung itu dan pergi dari sana, meninggalkan orang-orang yang mulai membagikan amrita dan beberapa yang mati karena racun halahala.

Selama melayang di angkasa, Yasha dan Rizal menyaksikan banyak sekali pembangunan megastruktur disana, mulai dari penyusunan panel surya sampai satelit mekanik berdiameter ribuan mil, "apa-apaan ini, bagaimana semuanya bisa berubah secepat ini, apa ini potensi penuh dari pemikiran manusia yang terhubung, sungguh luar biasa," pikir Yasha yang mulai terkagum dengan bangunan-bangunan yang sangat besar melayang di angkasa lepas dengan leluasa.

Beberapa waktu kemudian di tempat Alim, "bagaimana aden, semua orang sudah makan dan kata ajeng Shifa mereka sudah siap untuk mendapatkan amrita, apa langsung kita segerakan pembagiannya," tanya Amra, "tentu saja, bagikan dengan rata ya," balas Alim sambil berjalan kebelakang untuk mengambilkan pot amrita yang akan segera dibagikan isinya kepada orang-orang yang sudah berjanji setia pada Alim.

Lihat selengkapnya