Minggu, 14 juli 2013, kabar tentang perseteruan Alim dengan Yasha dan Rizal merebak ke penjuru wilayah Vaikunta, "nampaknya pangkalan di negeri Ashoka sudah siap, kita akan segera bergerak maju," ucap Alim pada seluruh krunya, "kita benar-benar akan memanfaatkan jalur dagang ya, eh kenapa disana lebih ramai dari perkiraan," ucap Bagas, "mereka orang-orang dari Kailash, ini sempurna, para pedagang Kailash akan mengacaukan konsentrasi musuh dengan jumlah dan kesibukan mereka," ucap Alim, "aku, Ihsan, Yusuf, mas Steve dan mas Lintang masing-masing sudah mengakses ketiga kecerdasan buatan terkoneksi, kenapa perkembangan ketiganya sangat berbeda, aku harus mulai berhati-hati dengan mereka, artikel yang mereka hasilkan tiap saat sangatlah gila, kukira hanya proyek dashavatara yang liar, ternyata dua yang lain sama saja," pikir Alim dengan khawatir sambil mulai bersiap untuk pergi, Alim juga menyiapkan peralatan perangnya dalam kapsul kecil yang dia simpan di jam tangannya.
Beberapa saat kemudian Alim sudah bersiap dengan vimana-vimana yang tak terhitung jumlahnya siap bergerak menuju negeri Ashoka. "Kau sudah siap untuk berangkat kan Alim," tanya Bagas, "bunyikan terompet kerangnya, kita berangkat ke Ashokavatika," ucap Alim sambil memasuki vimananya ditemani oleh Shifa, begitu Alim memasuki vimananya Bagas segera memanggil yali miliknya dan meniup shanka keras-keras menandai keberangkatan mereka ke negeri Ashoka.
Saat itu vimana milik Alim bergetar untuk lepas landas, Alim dan Shifa mengambil kursi untuk membahas strategi mereka untuk memanfaatkan pangkalan dagang yang akan segera mereka ubah menjadi pangkalan militer. "Baiklah Shifa, kau kan kepala divisi medis, apa saja yang kau butuhkan," tanya Alim yang hanya mendapatkan diam dari Shifa, "Shifa!!, jangan hanya termenung begitu, apa saja yang kau butuhkan," tanya Alim yang mengagetkan Shifa, "maaf Alim, aku masih bingung, sebenarnya kenapa kita harus menyerang negeri Ashoka yang sangat kuat," tanya Shifa, "inilah kesempatan kita untuk menjaga perdamaian," ucap Alim yang sedikit memalingkan pandangannya, "apakah ini tentang dendam dahulu, maafkan saja dia, supaya ayahmu tenang disana," ucap Shifa, "ini bukan perkara dendam Shifa, ada sesuatu yang lebih penting daripada dendam, kita harus menaklukkan negara Ashoka saat ini mumpung tidak ada pejuang sekuat Prajapati, ini untuk persatuan aliansi Vaikunta, ingat, saat ini Yusuf sudah terpilih menjadi Brahma dan dia sedang menunggu untuk penobatan karena itu Prajapati bergerak ke wilayahnya, tidakkah dirimu mendengar serangan yang terjadi disana-sini semenjak kepergian Prajapati ke wilayah Brahmanda, kalau kita menaklukkan negeri Ashoka maka akan ada kemungkinan Prajapati akan berhenti dan berbalik ke negaranya sehingga masalahnya akan berkutat di internal Vaikunta, tidak merembet ke seluruh Dunia dan menjadikannya dharmayudha, sebelum semuanya jatuh dalam putaran kekacauan kita harus bertindak, mumpung situasi memungkinkan," ucap Alim, "apa ini karena ambisimu menjadi Vishnu!?," tanya Shifa, "mungkin saja Shifa, aku tidak tau kemana arahnya, yang jelas serangan ini akan kulakukan untuk menegaskan kekuatan tempur kita, karena itu aku juga tidak membawa tuan Sakra ke Ashoka karena kita masih menyimpan kekuatan perang yang dia miliki untuk nanti dan menjaga agar konflik tidak menyebar kemana-mana, anggap saja ini perjalanan bisnis," ucap Alim sambil meninggalkan tempat duduknya untuk mengambil beberapa rancangan.