Pertarungan di tenda medis semakin membara, Shifa berusaha bangkit berkali-kali dari jatuhnya, meski sudah bersimbah darah dan berkali-kali berada di ambang kematian. "Bagaimana caranya kau masih hidup sampai sekarang!!?, kenapa kau belum mati tabib sialan!!," teriak Paul yang mulai geram dengan ketahanan Shifa yang tidak masuk akal. "Hahahaha, akhirnya kau mulai ketenanganmu, bukankah daritadi aku terus yang tumbang, kenapa kau khawatir," ledek Shifa sambil kemudian melesat kedepan mengayunkan kapaknya kearah Paul yang menahannya dengan gada miliknya sendiri. "Wanita sialaaaan!!!!, ini sudah semalaman, kapan kau akan mati," teriak Paul sambil memanifestasikan kodanda dengan mantranya dan menghujani Shifa dengan anak panah sampai akhirnya terjatuh sekali lagi, namun untuk kesekian kalinya Shifa kembali bangkit. "Hihihi, kenapa, apa kau bosan!?, kita baru bermain semalaman, dengarkan aku pria lemah, kami semua yang menyerangmu saat ini mungkin lemah, tapi keteguhan hati kami terhadap penegakan dharma adalah absolut, selama ada tugas itu untuk kami emban maka kami akan terus maju, tak peduli berapa kali kami harus jatuh, berapa kali kami harus merasakan kekalahan, kami akan terus bangkit sebagai bidak abadi yang akan terus meneriakkan keadilan bahkan dari kuburan," ucap Shifa sambil tertawa ringan sebelum akhirnya menyerang kembali Paul yang kali ini menyerang balik dengan persenjataannya.
Disaat yang sama ditempat Yasha, matahari menyingsing melimpahkan semburat sinarnya ke wajah Yasha yang berdiri tegak menghadapi Seno dan Dio yang saat itu sudah penuh luka. "Ahh sudah pagi ya, lama juga kita bertarung ya, tapi kalian nampaknya sudah lelah, melawan orang-orang yang sudah setingkat kami memang akan sangat sulit, hmm nampaknya Yudi juga belum serius," ucap Yasha saat menatap keatas dimana pertarungan Alim dan Yudi masih berlangsung. "Hmm Yudi masih saja belum mau memakai samsaranetranya, padahal dia bisa mengakhiri pertarungan ini dengan cepat, kenapa malah mengulur waktu dengan tidak langsung menggunakan kekuatan penuh, ya meski kelihatannya Yudi masih menang sih," pikir Yasha yang kembali memfokuskan dirinya kedalam pertarungannya.
Saat itu Alim dan Yudi masih bertarung, saat itu Alim berusaha menyerang Yudi dengan gadanya namun dengan cepat bisa ditahan oleh Yudi dengan tongkatnya yang kemudian diperpanjang oleh Yudi untuk mendorong Alim yang malah memanfaatkannya untuk menembakkan beberapa astra dari sharanganya. "Anak ini sudah semakin tajam saja, padahal baru sehari kita bertempur, dia tak henti-hentinya untuk bertambah kuat, mungkinkah aku harus menggunakan samsaranetraku hanya untuk mengalahkannya," pikir Yudi yang mulai beberapa kali terkena serangan Alim. "Hmm, baru beberapa seranganku yang bisa mengenainya, tapi dari ekspresi orang-orang disini nampaknya dia belum serius, apa lagi kekuatan yang belum ditunjukkannya, padahal aku sedari tadi berusaha mati-matian hanya untuk sampai ketitik ini, apa sebenarnya yang dia sembunyikan," pikir Alim yang hampir saja terkena serangan Yudi namun berhasil menghindar dan membalas dengan tembakan apinya yang tentu saja dibakar habis oleh Yudi dengan api hitam. "Hhh api hitam itu sangat mengganggu, apapun seranganku yang akan mengenainya dia bakar begitu saja, gimana cara mengatasinya, suhunya terlalu panas, tanah pun menguap dibuatnya," pikir Alim sambil sekali lagi dipaksa bermanuver menjauh karena serangan api hitam dari Yudi.