Jum'at, 19 juli 2013, Ngalam Raya. "Jadi kau sudah menduduki negeri Ashoka ya Alim, negosiasi ini akan berjalan lancar, metode proyekku juga sudah semakin aman, takkan ada masalah dalam perdamaian antara aliansi kita dan aliansi Vaikunta nanti, kuharap Ihsan dan warganya juga kooperatif," ucap Yusuf dengan riang gembira dimeja laboratorium dimana dihadapannya sudah ada Steve dan Lintang yang berdiri didepan banyak sekali experimen di laboratorium itu. "Kurasa kita harus berangkat ketempat mereka masing-masing untuk memastikan perjanjian ini agar setidaknya kalau pecah perang itu bukan di generasi kita," ucap Steve. "Lalu kita juga perlu menyelesaikan masalah yang timbul karena pergerakan Prajapati dan ratusan negeri yang terancam karena pasukannya, kudengar Ihsan juga menyisir negara-negara kecil dan miskin untuk menawari mereka kerjasama, tapi kita tau sendiri Ihsan tak bisa berdiplomasi dengan baik, akhirnya lebih banyak kehancuran yang dia timbulkan daripada bantuan," ucap Lintang. "Aku juga berencana untuk merangkul kembali mereka, kita akan kirimkan utusan, mas Steve kau akan berangkat menuju Jonggring Saloka dan mas Lintang akan berangkat ke Devaloka, kita akan sambut masa depan hari ini juga," ucap Yusuf dengan riang sembari melanjutkan kembali kerja laboratoriumnya.
Sementara itu disebuah tempat, terlihat mayat-mayat prajurit menggunung serta tanah yang sudah tandus akibat dampak perang. "Tuan Prajapati, apa tidak ada lagi musuh yang layak untuk kita!?, pasukan kita terlihat bosan," ucap Zuhri sembari menyerap beberapa mayat prajurit disana. "Sudahlah pak Zuhri, jangan banyak mengeluh, lagipula dirimu juga untung dengan pembantaian ini, lihatlah, kau bertambah kuat karena pembantaian ini," celetuk Malvin. "Diam kau Vin, banyak cakap kali," ucap Zuhri sambil memukul Malvin dengan kesal. "Sudahlah, hentikan pertengkaran kalian berdua, tuanku, kenapa kita tidak kembali, rumah kita berada dalam bahaya," ucap Feni dengan khawatir. "Yang menyerang wilayah kita adalah Narayana, dia akan bertanggungjawab dengan semua kerusakan serta memperluas jejaring dagangnya, aku tidak masalah dengan itu, aku bahkan akan setuju kalau dia yang menjabat sebagai Vishnu," ucap Gifar tanpa keraguan. "Apa maksudmu setuju dengan dia menjadi Vishnu!?, dia penyusup dari negara yang belum terafiliasi," ucap Alan. "Dan jasanya sudah jauh lebih banyak dari apa yang kita lakukan selama ini, dia memang pantas untuk itu Alan, tenangkan dirimu, kita harus mengurus apa yang menjadi urusan kita saat ini, memburu Brahma yang menjadi pusat kekacauan saat ini dan juga menghabisi Bhairava, pengacau utama tatanan Dunia, anak itu tidak boleh dibiarkan terus menerus berbuat kekacauan, dia harus ditenangkan atau mati," ucap Gifar sembari menatap tajam muka Alan.
Sementara itu di Ashokavatika, Alim terlihat melepaskan ikatan para maharsi. "Kalian nampaknya bisa diajak bernegosiasi, maafkan aku sudah berburuk sangka dengan kalian," ucap Alim sembari membungkuk memberikan hormat pada para maharsi. "Kenapa malah melepaskan kami, bukankah itu tidak sesuai dengan rencana awalmu," ucap Yudi. "Tak perlu terlalu extrem paman, urusanku sudah selesai dengan memenangkan perang disini, kuharap dengan ini tentara Ashoka bisa bekerjasama dengan kami melakukan diplomasi untuk mencari Vishnu," ucap Alim. "Apa engkau berniat untuk menghancurkan banyak wilayah seperti saudaramu itu!?, dengarkan aku ya Narayana, kami tidak percaya dengan propaganda kalian yang hanya ingin memperluas kekuasaan kalian," ucap Jack. "Kurasa memang seperti itulah kegunaan aliansi, menyatukan sebanyak mungkin orang-orang untuk kepentingan bersama, sistem yang bagus dimulai dari orang-orangnya, dikelola bersama oleh orang-orang yang sama untuk akhirnya mencapai tujuan bersama yang akan dinikmati orang-orang yang sama, kepentingan golongan harus didahulukan daripada kepentingan pribadi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat lebih penting daripada jumlahnya, semuanya harus merasakan keadilan," ucap Alim. "Apa bukti dari ucapanmu, semua ide brilian telah muncul silih berganti di masa lalu, tapi semuanya berakhir dengan perang, apa yang menjamin bahwa ini takkan berujung dengan pertempuran juga," tanya Rizal. "Kita tak mampu melihat masa depan tapi kita bisa merencanakannya, kita tak sanggup merubah masa lalu tapi kita selalu bisa melihatnya sebagai pedoman, satu-satunya pilihan adalah mencoba dengan sungguh-sungguh," ucap Alim. "Kalau begitu, apa yang harus kami lakukan," tanya Yudi. "Aku ingin meminta tolong pada kalian untuk turut membantu menyatukan aliansi ini, kita juga akan mengawasi kegiatan mereka agar tidak melakukan banyak tindakan merugikan tambahkan itu dengan sumber daya yang melimpah dengan perkembangan agroindustri yang kami lakukan, kita akan bisa mewujudkan kesejahteraan untuk semua orang," ucap Alim dengan tenang. "Aku bisa mempercayai anak ini, kau mengajarinya dengan baik mas Khan," pikir Yudi sambil menatap Alim dengan penuh kepercayaan.
Beberapa jam kemudian armada dagang Alim kembali bersiap untuk pulang setelah beberapa kali berkeliling wilayah Ashoka. "Pengawasan total ya, militer yang kami miliki mungkin akan cukup kuat untuk membantu, tapi untuk apa," tanya Yudi. "Engkau mengerti tentang saudaraku kan paman, Pashupati Ihsan, dia berencana untuk membuka sepenuhnya jalur dagang, dengan pengaruhnya yang sangat kuat dan sumberdaya melimpah yang dia miliki maka ide itu tak lama lagi akan terwujud dan jika kita tidak siap maka kita akan hancur sepenuhnya, mereka harus ditekan dengan hukum dan norma yang berlaku, metode regulasi dan lain-lain, kita tidak boleh mengiyakan sepenuhnya rencananya, bisa jadi ada bahaya dibaliknya," ucap Alim. "Kau tidak percaya pada saudaramu sendiri Alim!?, kenapa!?," tanya Yudi. "Aku percaya padanya, tapi aku juga mengenalnya, dia dan semua idenya itu bagaikan kekuatan yang terus membesar, tidak positif tidak pula negatif tapi kalau dibiarkan akan sangat destruktif dan membawa semuanya ke ambang kekacauan, kita tak boleh menghentikan kekuatan ini, tapi kita harus mengendalikannya agar bisa bermanfaat dan nantinya bisa digunakan untuk menciptakan hal baru, kita tak boleh menghilangkannya karena tanpa kekuatan seperti dia maka dunia akan diisi dengan kehampaan, orang-orang seperti Ihsan adalah aset bagi Dunia, aset yang harus bisa kita ambil manfaatnya sebelum menjadi bencana," ucap Alim sembari mulai menaiki vimananya meninggalkan taman Ashokavatika.
"Mengendalikan kekuatan ya, seperti mesin motor yang membuat bahan bakar menjadi daya untuk maju, bukan meledak menjadi api, menarik sekali, aku bisa membantunya kalau begini, sungguh anak yang mengagumkan," pikir Yudi yang akhirnya berjalan kembali kedalam istana diikuti para maharsi lainnya. "Jadi kau akan mengikuti rencana anak itu Yudi," tanya Yasha. "Kita orang-orang yang kalah tidak bisa banyak protes, lagipula rencananya baik sekali, tak ada yang salah dari itu," jawab Yudi. "Hhh harus kita mulai dari mana hal ini, penyatuan takkan mudah," ucap Jack. "Apa salahnya mencoba, bukannya hanya itu yang kita bisa, perkataannya persis seperti apa yang dikatakan Prajapati, dia tidak salah, caranya saja yang berbeda, Prajapati menganggap bahwa ini sudah terlambat dan Narayana menganggap selagi belum pecah perang semuanya bisa diusahakan, kita tau bahwa kita tidak bisa mencampuri invasi yang dilakukan tuan Prajapati, tapi kita bisa membantu rencana Narayana, perdamaian akan lahir jika kita bisa memegang kendali atas kekacauan," ucap Yudi dengan penuh keyakinan sembari berjalan menuju ruang utama istana.