"Akhirnya sampai juga diriku di Ariloka, apakah semuanya akan berlangsung dengan lancar, aku sudah mempercayakan banyak rencanaku kepada banyak orang, apakah mereka akan menjalankannya, apakah rencanaku akan diterima oleh banyak orang, kuharap begitu, kuharap aku bisa menebar banyak manfaat pada orang-orang itu," pikir Alim saat vimananya mulai turun ke keraton miliknya.
Warga keraton langsung terlihat gembira begitu junjungan mereka tiba, kedatangan Alim merupakan sesuatu yang mengubah pola pikir banyak orang disana sehingga ingin untuk hidup mandiri dan berdikari bersama. "Alim, kurasa sekarang kita sudah mulai melihat hasil dari perjuangan yang kita lakukan, coba lihatlah orang-orang yang mulai bisa bekerja secara mandiri, mereka mulai bisa hidup sejahtera, mulai bisa saling membantu untuk membangun kehidupan masing-masing, mungkin kita bisa dibilang sudah sukses," ucap Bagas saat turun dari vimana. "Untuk saat ini iya, kita bisa memberikan banyak pengaruh positif, tapi sukses tidaknya seseorang dalam menjalani kehidupan akan dinilai saat kematiannya, tak ada waktu untuk berhenti berbuat kebaikan," ucap Alim dengan senyum cerah sembari berjalan turun dari vimana. "Kau selalu bisa mempesona diriku wahai Narayana, semoga jalanmu selalu lurus sayangku, aku yakin engkau bisa," pikir Shifa yang hanya bisa tersenyum malu mendengar perkataan Alim.
Setelah sampai dibawah, Alim dan rombongannya disambut dengan hormat oleh seluruh warga keraton Ariloka. "Tuan Narayana berhasil menjalankan satu rencananya lagi, kita akan sejahtera," ucap salah seorang pembantu disana. "Bantuan selalu tiba nona, tinggal bagaimana dirimu menyambutnya saat itu," ucap Alim yang mendengar ucapan wanita disana sembari tersenyum dan terus berjalan kedalam ruangannya hanya diikuti oleh Shifa sementara yang lain pergi ke ruang masing-masing untuk mengistirahatkan diri.