Sabtu, 20 juli 2013, dini hari, "kemarin adikku bilang kalau keluarga besar akan datang kesini, hmm aku akan berhari raya dengan mereka tahun ini, hmm siapa lagi kira-kira yang akan datang, aku harus menyelesaikan sahurku hari ini lalu berangkat mengimami wargaku," pikir Ihsan dengan senyuman lebar sembari memandangi langit dan memakan buah-buahan dan meminum air putih di balkon keraton.
Tak berapa lama suara sholawat berkumandang, Ihsan segera turun dari balkon keraton miliknya menuju masjid keraton yang sangat megah. "Hmm aku sudah sejauh ini berubah ya, akan banyak orang yang iri denganku saat ini yang diberkahi dengan banyak harta, kekuatan, takhta dan bahkan wanita ya meski belum kunikahi sih, hmm aku harus banyak bersyukur untuk ini, tak boleh ada orang yang lapar di sekitarku, tak boleh ada orang yang malas berusaha di sekitarku, akulah pemimpin mereka, aku harus memimpin mereka menuju kebaikan yang lebih besar," pikir Ihsan sembari memasuki masjid agung keraton untuk mengimami warganya.
Beberapa saat kemudian Ihsan selesai dengan ibadah paginya, begitu dia keluar dari masjid, tempias cahaya fajar mengenai mukanya yang putih bersih bagai awan disiang hari. Tak berapa lama Ihsan kembali menyaksikan langit dan melihat sebuah vimana yang dia kenal tapi tidak dia duga. "Itukan vimana mas Steve, ngapain dia kesini, mungkinkah masalah ini sebenarnya lebih pelik dari yang kukira," pikir Ihsan sembari berlari menyambut vimana Steve yang turun dari awan menuju bandara keratonnya.