Bhairava

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #160

Trayambakaaya

Dengan susah payah Ihsan kembali berdiri dan langsung membuka mata ketiganya untuk menembakkan bholenath tepat kearah Veera. "Heh kekuatannya agak lain, apa dia bertriwikrama," pikir Veera sambil menghindari serangan Ihsan namun yang dia lihat adalah pemandangan yang mengejutkannya, Ihsan kembali pulih seperti sediakala saat mata ketiganya terbuka dan lonjakan energi pun dirasakan oleh keenam satelit Gifar. "Kenapa kekuatannya tiba-tiba melonjak, bukankah dia hanya bertriwikrama," ucap Veera sembari menghindari serangan Ihsan. "Dia tidak hanya bertriwikrama, pola garis energinya sedikit berubah, itu adalah pembukaan dari jeevamani, dia sengaja menyembunyikan jeevamani dibalik triwikrama mata ketiganya untuk membingungkan musuh," ucap Bhoota. "Jadi begitu ya, meskipun kalian enam wujud dari orang yang sama tapi kalian memiliki kesadaran yang berbeda, masih seperti atmasena, dengan ini saksikanlah kekuatan penuh milikku wahai Prajapati," ucap Ihsan yang dengan gembira kembali menyerang dengan kekuatannya yang sanget berbeda dari sebelumnya yang membuat Veera langsung serius menabrakkan diri pada Ihsan dengan tinju sekuat tenaga dan membuat angkasa bergetar tepat saat kedua pukulan mereka beradu.

Saat itu di saubha vimana tempat orang tua Ihsan dievakuasi. "Mas Ikal, kau yakin Ihsan itu anak kita, kau sudah pastikan dia tidak tertukar saat masih bayi kan?, kau sudah memastikan bahwa aku yang melahirkan anak itu kan, dia benar-benar darah daging kita kan," tanya Nita yang merasakan getaran energi Ihsan dari kejauhan. "Aku tidak salah ambil bayi kok dulu, dia benar anak kita, lagian kan yang lahiran waktu itu kan cuma kamu," ucap Ikal. "Lalu kenapa dia bisa seperti itu, bagaimana cara kita yang merupakan orang biasa ini punya anak yang sekuat itu, dia bayi kecilku yang dulu suka usil itu kan, yang suka kau gendong kemana-mana itu kan, apa selama di Mataram dia tertukar," tanya Nita yang masih belum percaya. "Dia benar-benar anak kita, anak yang selalu engkau didik untuk berbuat baik, anak yang selalu kau didik untuk melindungi orang-orang yang dia sayang, anak yang saat kecil suka membuatku khawatir karena selalu berusaha mencoba hal baru sampai berhasil, seperti dulu dia belajar berjalan, entah berapa kali dia jatuh kelantai dan menangis sehingga kau memindahkannya ke tempat aman, tapi setiap kali dia jatuh dia langsung mau mencoba lagi meski masih menangis, anak kita yang lucu, anak yang luar biasa," ucap Ikal dengan bangga pada anaknya sembari merangkul Nita yang masih juga khawatir dengan putranya.

Sementara itu di medan tempur, Ihsan dan Veera mulai semakin cepat dalam bertukar serangan, beberapa tembakan bholenath seolah memberikan goresan tinta hitam di angkasa yang juga dibalas oleh Veera dengan puluhan bola energi. "Bagaimana caranya kau bisa sekuat ini sekarang, bahkan jika dirimu punya jeevamani itu tak seharusnya menjadikanmu sekuat ini dalam waktu singkat," tanya Veera. "Hahaha, ini raga mantranam versi baru, raga mantranam veera, sama seperti nama satelit yang kau pakai melawanku ini Prajapati, jeevamani adalah instrumen tambahan untuk mengurangi resiko pemakaiannya, aku sengaja menyimpannya sampai orang tuaku jauh dari sini, agar mereka tak harus takut menyaksikan diriku saat ini," teriak Ihsan sembari bergerak cepat menghindari setiap serangan proyektil dari Deva. "Teknik macam apa yang membuat anantaraga tak sanggup menahan semua resikonya!!," teriak Veera. "Teknik inilah, bawa tubuh aslimu kesini agar kita bisa bersenang-senang," balas Ihsan yang matanya menyala terang sembari mengaktifkan avatarnya yang luar biasa besar. "Belum waktunya kau melihat wujud asliku bocah ingusan, aku masih belum selesai menghadapi dirimu," ucap keenam satelit Gifar bersamaan sembari menyalakan matanya yang tiba-tiba terukir tanda mirip naranetra. Saat itu juga Ihsan dipaksa menyaksikan keenam avatar yang berbeda dari Gifar yang bahkan lebih besar dari avatarnya sendiri.

Lihat selengkapnya