"Hahahaha, kalian semua masih mengejar diriku, sudahlah Prajapati, kau hanya memaksakan dirimu untuk hal yang hampir tidak mungkin dilakukan," ucap Ihsan sembari memacu lembunya lebih kencang lalu menghadap kebelakang untuk menembakkan beberapa tebasan angin berkekuatan tinggi yang dengan sigap dihancurkan oleh Veera dengan gelombang energinya. "Hoo mereka sudah sangat kepanasan nampaknya, aku harus memanfaatkan ini untuk keuntunganku, akan kupancing mereka menuju pasukanku yang akan mulai menggempur mereka dengan serangan," pikir Ihsan sembari mengokang pinaka miliknya, bersiap untuk melepaskan rudrarohastra pada musuhnya. "Panah itu!?, rudrarohastra, cih, dia berniat mengacaukan barisan kita rupanya," pikir Deva sembari melepaskan anjalikastra yang dengan cepat segera melesat kearah Ihsan dan mengiris ruang yang dilewatinya. Melihat hal itu Ihsan segera menghindar dan membuat batal rudrarohastra miliknya meski masih sempat teriris karena tajamnya anjalikastra. "Aku masih saja lengah, orang ini bisa dengan mudah mengeksploitasi celah yang kubuat dengan serangan-serangan mematikannya, aku tak boleh sedikitpun lengah, kemenanganku hanya bisa diraih dengan memainkan pertarungan ini dengan rapih," pikir Ihsan sambil terus melesat kearah pusat pertempuran.
Sementara itu dipusat pertempuran ada Alan yang sedang dikepung dari segala sisi oleh pasukan Ihsan. "Mereka ini seperti tak ada habisnya, kenapa pula negeri yang masih baru berdiri ini sudah sangat maju, bagaimana caranya militer mereka sudah berkembang sejauh ini, apa yang sebenarnya mereka lakukan untuk bisa menjadi negara adidaya dalam waktu singkat," gumam Alan yang mulai kewalahan dengan banyaknya pasukan Ihsan. "Bagaimana cara mengalahkan orang ini, sudah daritadi dia menghadapi pasukan sebanyak ini sendirian, gimana sebenarnya cara menumbangkan mereka, Prabhu benar, atimaharathi bisa mengimbangi pasukan yang setara dengan sebuah negara kecil, tapi Jonggring Saloka adalah negara adidaya, Tuhan telah memberkati negeri ini dengan para pedagang yang dengan aktif meningkatkan aktivitas perekonomian disini dan membuat kami memiliki akses atas sumberdaya yang melimpah yang akhirnya bisa digunakan untuk membangun fasilitas dalam tempo yang sangat singkat, industrialisasi masal disini akan meningkatkan kuantitas dan kualitas warga secara signifikan karena efek dari artaguna lalu tinggal memfokuskan sistem disini untuk memaksimalkan penggunaan sumberdaya yang sangat melimpah tadi, dengan itu makanan disini tercukupi dan bahkan berlebih, obat-obatan bukanlah masalah bagi kami, pembangunan infrastruktur juga tertata dengan rapi, sistem keamanan disini juga sudah teruji dengan ratusan konflik yang terjadi setiap saat, informasi sangat mudah diakses dan ada selalu ada dana untuk menyelengarakan berbagai acara untuk semakin memperlancar roda perputaran ekonomi, tapi bahkan dengan semua itu dia berhasil menangani kekuatan besar Jonggring Saloka dengan wajah yang masih terlihat santai, mungkin saja orang ini bahkan lebih kuat dari Prajapati itu sendiri," pikir Anas yang mulai kebingungan dengan kekuatan Alan yang berkali-kali teruji dapat menahan gempuran dari pasukan Jonggring Saloka yang terkenal mengerikan.
Tak berapa lama dipusat pertempuran tiba-tiba Ihsan terlihat melesat melewati mereka diikuti oleh ketiga satelit Gifar yang mengejarnya, saat itu Ihsan segera memutar lembunya untuk membawa Gifar lebih jauh kedalam pusat badai. "Heh!?, apa itu Prabhu Mahadewa," tanya Anas sebelum akhirnya Ihsan menembakkan bholenath miliknya yang seketika membuat pasukannya yakin bahwa itu adalah dirinya.
"Apa maksudmu membawaku kemari Bhairava!!!," teriak Veera dengan amarah sebelum akhirnya beberapa tembakan astra menghujani dirinya dan membuat satelit terkuat Prajapati itu disibukkan dengan serangan pasukan Ihsan. "Hehehe, kau tau, nampaknya wargaku itu sangat sayang padaku, mereka akan langsung menyerang orang yang dengan berani melukaiku meski mereka tau resikonya adalah nyawa mereka sendiri," ucap Ihsan sembari kembali melesat kearah Veera dan meninjunya dengan sisa tenaganya. Hal ini tentu saja mendapatkan respon dari dua satelit lainnya. Ashura dengan cepat langsung menyerang Ihsan dan Deva dengan cepat membuat brahmastra untuk menyerang Ihsan namun sekali lagi ratusan artileri menembaki mereka dengan serangan yang mengacaukan fokus mereka.