"Anak macam apa dia, bagaimana caranya dia bisa melakukannya sejauh ini," pikir Veera. "Mas Gifar, anak ini memang sangat menyebalkan, mungkinkah aku yang harus melakukannya sendiri," ucap Alan yang mulai kepanasan. "Tidak Alan, sekarang pergilah dari sini, aku akan menggunakan serangan menghancurkan seluruh tempat ini," balas Veera yang dengan cepat merangsek maju kehadapan Ihsan. "Grrrh, selalu saja seperti ini, serangan penghancur masal itu takkan mudah untuk ditahan," pikir Alan sembari mulai bergegas pergi sambil mengevakuasi para maharsi yang lain untuk pergi sementara Veera mulai menyalakan energinya yang luar biasa.
"Akhirnya engkau turun juga dari langit untuk menghadapiku, ini akan menyenangkan," ucap Ihsan sembari mengeluarkan bajranya. "Kurasa memang perlu lebih banyak persiapan untuk menghadapimu Bhairava, aku salah menghitung kekuatan tempur Jonggring Saloka, ternyata kalian jauh lebih kuat dari perkiraanku," ucap Veera sambil berjalan dengan tenang menuju Ihsan yang saat itu sedang mengisi energi di bajranya bersamaan dengan Veera yang menyiapkan tongkatnya lalu tak lama kemudian keduanya melesat kedepan dan menimbulkan benturan keras brahmadanda bertemu dengan trisula sekali lagi dan mata Ihsan dan Veera saling terkunci. Saat itulah Gifar menggerakkan Ashura untuk menyerang Ihsan dari samping namun dengan cepat Ihsan bisa menghindar sambil membuat beberapa atmasena, hal ini juga diikuti dengan bombardir dari udara dan kemudian diteruskan dengan sebuah aindrastra yang segera menyebar selayaknya kembang api dari pinaka milik Ihsan. "Kenapa tiba-tiba energi dari Veera melonjak dengan cepat, kenapa juga para maharsi lainnya mundur, apa yang terjadi sebenarnya, apa daritadi orang ini masih belum serius," pikir Ihsan sambil bergerak dengan cepat kebelakang sambil membuat vayavastra yang dia tembakkan untuk membuat tornado yang sangat besar. "Trailokya veeramantra: Bhuloka," ucap Veera sambil membentangkan membentangkan kedua tangannya dan seketika itu juga keduanya mengeluarkan lubang hitam yang menyedot pusaran angin buatan Ihsan.
"Jadi selama ini engkau menahan dirimu Prajapati," ucap Ihsan. "Kupikir aku tak perlu terlalu serius melawanmu karena kau adalah anak kecil, tapi kau memang terlalu banyak berulah Bhairava, kau haruslah dihukum," ucap Veera sembari mendistorsi cahaya dan segera membuat ledakan mahadahsyat yang membutakan. Hal itu segera digunakan oleh Ashura untuk bergerak menerkam Ihsan yang masih kebingungan, untungnya Ihsan masih bisa merasakan keberadaan Ashura dengan mode yoginya dan mundur dengan cepat.