Bhairava

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #179

Sanggit Kahyangan

"Izin bertanya mas Alan, kapan kiranya kita harus menjual para navagraha kepada negeri Ashoka," tanya Ihsan. "Sebenarnya berdasarkan perjanjian, kita akan membeli kalau dana sudah cukup, sekitar akhir bulan, bisa maju sih," ucap Alan. "Untuk apa sebenarnya para navagraha itu," tanya Ihsan. "Seperti yang engkau ketahui, para navagraha itu adalah bagian dari tenaga tantra sang adiraja yang memiliki kekuatan sangat luar biasa sehingga para navagraha menjadi aset yang mengerikannya untuk peperangan, satu orang yang memiliki akses atas kekuatan navagraha dan sanggup mengendalikannya maka kekuatannya akan naik beribu-ribu kali, ini sudah menjadi fakta karena berkali-kali para inang dari navagraha berhasil menjadi monster penghancur yang mengerikan, yang paling terkenal tentunya adalah Prabhu Suryabaskara yang memiliki tenaga dari navagraha Surya didalam tubuhnya dan ada banyak bukti bahwa saat dia hidup, Prabhu Suryabaskara ditakuti karena memiliki serangan pemusnah masal yang bisa dia aktifkan kapanpun dimanapun," ucap Alan. "Nuklir berjalan ya, tenaga yang mengerikan," ucap Ihsan. "Mungkin hal itu sedikit benar tapi skalanya memang jauh diatas tenaga nuklir, banyak yang bilang bahwa apabila seluruh navagraha dikumpulkan maka mereka akan bisa menjadi senjata paling kuat di alam semesta," ucap Alan. "Aku tidak tertarik dengan menjadikan mereka senjata, bagaimana kalau mereka kita jadikan sumber energi terbarukan, ini juga akan membawa solusi untuk pemerataan karena kita lebih butuh dengan peradaban masyarakat kita yang maju daripada menghancurkan peradaban orang lain, kalau tenaga mereka memanglah sebesar itu maka akan benar-benar menarik untuk mencari dan menggabungkan mereka, dalam satu tubuh mungkin, siapa yang mau, aku tidak tertarik, aku lebih suka menggunakan kekuatanku sendiri," tanya Ihsan yang diikuti dengan semua orang yang menggelengkan kepala mereka. "Ah gaada yang mau, kupikir rencana itu juga tidak akan cocok untuk menyatukan negara ini, kita hanya akan memburu mereka untuk dijual sajalah," ucap Ihsan dengan santainya sambil menuang segelas air putih untuk diminum. "Lantas apalagi yang cocok, kau tak mau pendekatan yang mudah dengan bantuan atau dengan tawaran untuk memiliki sumber energi melimpah, lalu apalagi," tanya Alan. "Minumlah dulu mas Alan, memikirkan nasib negara takkan semudah menuang air putih, apalagi metode diplomatik yang ingin kau pikirkan," ucap Ihsan. "Ada dua cara lagi sih cara yang cepat untuk menyatukan sebuah negara, kontrol penuh atas warga menggunakan hukum atau menggunakan bantuan lembaga atau organisasi yang dipercaya banyak orang untuk menjadi perpanjangan tangan kita," ucap Alan. "Haa itu dia, terimakasih atas pendapatnya, hmm kalau kendali penuh mungkin akan terlalu otoriter sehingga masyarakat takkan berkembang, kalau pakai organisasi mereka bisa saja menjadi liar, bagaimana kalau kita manfaatkan media untuk menggiring opini warga, dengan begitu kita bisa mendapatkan kontrol yang cukup tinggi tapi juga cukup untuk membuat warga berkembang, dengan begitu juga akan ada beberapa organisasi yang berpihak pada kita dan beberapa yang melakukan oposisi sehingga akan saling menyeimbangkan," ucap Ihsan . "Itu ide yang menarik Prabhu, tapi bagaimana dengan penyiarannya, apa saja berita yang bisa digunakan menggiring opini," ucap Reda. "Mungkin beberapa event perlombaan dan kabar kriminal," ucap Ihsan. "Kabar itu akan cukup sih, cuma kau perlu lebih mempertimbangkan apa yang menjadi kebiasaan warga disini, kebiasaan positif yang menggerakkan mereka," ucap Alan. "Benar juga, kita harus membuat kabar yang menarik, bagaimana kalau kita kabarkan saja perburuan navagraha ini," ucap Ihsan. "Jangan gegabah Ihsan, keputusanmu itu seolah menantang Dunia, navagraha masih belum menjadi milikmu," ucap Rio. "Kalau begitu kita buru saja dulu mereka, jadi mas Alan, kita mulai saja dulu perburuannya nanti kita akan lihat persatuan yang terjadi setelahnya," ucap Ihsan. "Lagi-lagi rencana yang beresiko, tapi itu menarik, banyak orang yang bilang kalau persatuan juga bisa disebabkan karena adanya tujuan bersama, apa dengan ini kau ingin mengalihkan tujuan kalian ke Dunia luar agar bagian internal jadi lebih stabil," tanya Alan. "Benar sekali, aku sudah bosan menghabisi orang yang seharusnya jadi rakyatku sendiri, jadi kita lakukan perburuan keluar dari negara ini, hmm apakah Yusuf akan senang dengan ini, dia sebagai Brahma harusnya melindungi para navagraha juga bukan," ucap Ihsan. "Benar, lalu apa lagi rencanamu," tanya Alan. "Hmm bisa kita gantian, aku yang didepan untuk mengumumkan rencanaku, oiya pak Riki, tolong tampilkan peta persebaran navagraha dan di negaranya apa sumberdaya yang bisa kita bantu, " ucap Ihsan sembari naik podium dan menitipkan adiknya pada Shafa sementara Alan turun dari podium saat Riki menampilkan peta persebaran navagraha.

Ihsan maju kedepan dengan penuh percaya diri saat layar menampilkan peta persebaran navagraha. "Jadi aku katakan saja rencanaku, seperti yang kita tahu kalau lebih dari seratus tahun yang lalu kesembilan navagraha dibuat oleh Adiraja Dharmakusuma dan pada perang dharmayudha pertama mereka tersebar ke lima negara, rahu dan ketu sebelumnya dimiliki oleh Panditanagara tapi sekarang sudah berpindah tangan ke negeri Ashoka karena konflik di bulan Februari lalu tapi kita punya satu aset disana yang bisa membuat kita mendapatkan keseluruh navagraha, jalur kosmik yang sebelumnya kita buat dan telah sangat ramai dengan pedagang dan bahkan kabarnya ada beberapa yang mendirikan wilayah disana, ada satu yang mengarah ke Madyadwipa yang disana kita tinggal menyebrang menuju Mahadwipa kuno yaitu Jambudwipa yang dipenuhi binatang liar lalu berjalan menuju Panditanagara sebagai kabilah dagang dan menjadikannya markas untuk kemudian menyebrang ke Plaksadwipa yang disana banyak sekali perserikatan kuno dimana tujuan kita adalah sebuah perserikatan yang paling kuat disana, Reksanara yang akan memiliki sukra dan brihaspati, mereka sudah pernah berkonflik dengan kita jadi pembicaraannya akan sedikit lebih mudah selain itu untuk sumberdaya yang mereka butuhkan saat ini kebetulan kita punya banyak, mereka hanya butuh rempah-rempah karena kesulitan memproduksi sendiri sedangkan disini rempah-rempah sangat mudah didapat, karena itu mengirim kabilah dagang ke mereka bukanlah hal yang sulit, beberapa vimana berisi pedagang rempah-rempah akan cukup, nantinya kita akan mendapatkan navagraha dengan sedikit ancaman dan tawaran untuk lebih banyak pedagang, setelah itu kita akan bergerak ke gugusan Salmaladwipa untuk menuju negara Satyabala untuk memburu budha dan manggala kemudian kita akan terus bermanuver menuju Kushadwipa dimana disana kita akan menuju kekaisaran Manikabuana dimana kita akan mencari chandra dan shani lalu terakhir kita akan menuju gugusan Kraunchadwipa untuk menuju negara asalku, Sahasradwipa untuk memanen sinar sang Surya, bisa dipahami semuanya!?," ucap Ihsan yang disambut oleh sorakan semua punggawanya. "Setelah itu kita akan menuju Shakadwipa untuk menjalin komunikasi dengan Sakra untuk mempelajari sanjivani dan terakhir menjual ketujuh navagraha di Pushkaradwipa, kupikir ini adalah rencana yang simpel, tapi kelima negara tadi adalah episentrum Dunia, aku harus berhati-hati dalam melakukan ini, sedikit saja kesalahan bisa berujung dengan perang besar dengan seluruh Dunia," pikir Ihsan dengan serius.

Lihat selengkapnya