"Katamu kau gak ikut, kenapa malah kesini," ucap Alan. "Ini hanya atmasena bung, aku ingin sedikit membantu perburuan saja," ucap Ihsan. "Terserah kau lah, wadah brihaspati mungkin tidaklah sekuat para Ishvara, tapi kita berada dalam mode penyamaran, berhati-hatilah," ucap Alan. "Oke bos, aku cuma mau belajar mengaktifkan rsinetra sih, tolong ya," ucap Ihsan dengan santai. "Hhh terserah kau lah," balas Alan sembari mempercepat langkahnya menuju kemah sang wadah brihaspati.
Sesampainya di kemah sang wadah brihaspati. "Itu dia, Levy, sang wadah brihaspati, Berhati-hatilah, dia bisa mengendalikan bencana," ucap Alan. "Hah!?, kukira bakal lebih dari itu, kenapa malah terdengar lemah," ucap Ihsan. "Jangan bandingkan mereka atimaharathi tingkat atas seperti kita, nilai mereka tidak terletak dari dahsyatnya kekuatan tempur mereka tapi kemampuan spesifik mereka untuk mempengaruhi lingkungan sekitar mereka," ucap Alan. "Benar juga, pengaruh mereka pada seluruh planet yang menjadi tempat tinggal sang wadah adalah masalah utamanya, brihaspati membuat para penggunanya dan orang-orang disekitarnya lebih mudah untuk mendapatkan astra," ucap Ihsan. "Dan sore ini kita akan memburunya," ucap Alan sembari mengambil kembang api lalu menembakkannya ke arah padepokan tempat sang wadah brihaspati tinggal.
"Apa yang terjadi!!, kenapa tiba-tiba ada serangan, siapa yang melakukan ini," teriak seorang pemuda pemimpin kuil, dialah Levy, sang wadah keadaan jadi kacau begitu ledakan terjadi dan saat itu pula sepasang rsinetra milik Alan berkelebat dan menikam targetnya dengan kedua jari di tangannya yang waktu itu menggunakan sarung tangan besi dengan cakar tajam. "Siapa kau," ucap Levy sembari meninju balik Alan yang sedikit terdorong mundur karenanya. Saat itulah Ihsan muncul dari atas udara membawa gadanya dan menghantam gapura di padepokan itu sampai hancur sebelum akhirnya kembali mengangkat beberapa batuan dan meluncurkannya ke udara sambil memperbesarnya untuk menciptakan hujan meteor yang semakin mengacaukan keadaan sambil terus merangsek dengan cepat untuk mulai membuat beberapa tembok batu darinya untuk memperkeruh keadaan. Saat itulah Alan bergegas menembakkan beberapa laser energi kearah musuhnya sehingga Levy mengalami pendarahan berat. "Apa ini, kenapa tiba-tiba sekali," pikir Levy yang mulai tersungkur karena kehilangan banyak darah. "Hhh dia hanya sekelas maharathi ya, kuat sih, hanya saja aku tidak berpikir bahwa mereka akan menjadi tumpu dari kekuatan negara mereka," ucap Ihsan. "Bukannya wadah rahu dan ketu juga sekelas maharathi ya, itu wajar saja, menjadi atimaharathi bukanlah hal yang wajar," ucap Alan. "Kenapa kalian tiba-tiba menyerang dasar biadab," teriak Levy saat Ihsan dan Alan berjalan kearahnya. "Jangan bunuh dia, mengekstrak tenaga tantra akan lebih efektif kalau penggunanya masih hidup," ucap Alan pada Ihsan yang sedang akan menghantam kepala Levy dengan gadanya. "Benar sekali, maaf ya, barusan aku sedikit ingin membunuhnya, kebiasaan, tolong ya selesaikan," balas Ihsan saat Alan dengan cepat memberikan beberapa serangan pada Levy untuk mematikan pergerakannya. "Siapa kalian sebenarnya," ucap Levy yang mulai kehilangan kesadaran dan terjatuh ketanah. "Jadi begitu ya cara menangkapnya, informasi yang menarik, akan kusampaikan pada klon yang lain," ucap Ihsan sembari mengaktifkan pengiriman informasi pada tubuh aslinya. "Dia bisa berbagi informasi tanpa harus menghilangkan atmasenanya, dia memoles jurusnya dengan sangat baik," pikir Alan sembari mengangkat tubuh Levy yang pingsan karena serangannya lalu membawanya ke tempat lain sementara itu didalam kuil seorang biksu yang selamat segera memencet tombol pertolongan agar sang Ishvara mendapatkan informasi mengenai serangan sore itu.