Bhairava

Ghozy Ihsasul Huda
Chapter #191

Nyetrum Wulan

"Ihsan, kenapa orang itu ada disini," ucap Alan yang sedang mengawasi dari kejauhan menggunakan rsinetranya. "Lalu kenapa, kita juga bisa mengalahkan orang itu karena kita berdua," balas Ihsan. "Itu kalau dirimu mau ketahuan, kau pikir kita bisa mengalahkan seorang atimaharathi sekelas dia tanpa ketahuan, mustahil," ucap Alan. "Memangnya kalau kita ketahuan ada masalah apasih," ucap Ihsan sembari terus mengalirkan energinya kedalam matanya yang mulai bersinar kebiruan. "Hmm itukan sinar rsinetra, apa dia sudah mulai membangkitkannya, mata yang mirip dengan mataku," pikir Alan saat menyaksikan struktur energi Ihsan yang mulai semakin berkembang. "Ihsan!, apa penglihatan milikmu sudah mulai bisa lebih mudah melihat dari jarak jauh dan lebih detail," tanya Alan. "Sedikit sih, mirip seperti saat aku menggunakan naranetra, hanya saja yang ini lebih stabil," ucap Ihsan. "Rsinetra akan lebih fokus ke penglihatan x-ray dan detail gerakan sedangkan naranetra akan lebih fokus ke detail gerakan dan memori fotografik," ucap Alan. "Ah benar juga, memori fotografik untuk mengolah data lebih lanjut," ucap Ihsan sembari bersiap untuk menyerang. "Kalau begitu mungkin saja kau akan siap untuk menyerang tanpa harus memperlihatkan identitasmu, mungkin aku saja yang terekam identitasnya," ucap Alan. "Terimakasih mas," ucap Ihsan. "Kalau begitu akulah yang akan mengecoh Sandi dan kau akan menangkap Xian, berhati-hatilah, untuk saat ini jangan sampai identitasmu terbuka, namamu saat ini terlalu besar wahai Mahadewa," ucap Alan. "Tapi saat ini engkaulah yang lebih kuat dari kami," ucap Ihsan. "Untuk sekarang, aku tidak tau kapan kau akan melampaui diriku," ucap Alan sembari mulai memasang topengnya dan menyerang kedepan, segera setelah itu Ihsan juga turut mengikuti dengan kecepatan penuh.

Tak lama kemudian Alan mendarat di kastil bulan dan menimbulkan dentuman yang sangat keras diikuti oleh Ihsan dari belakang membawa kapak petirnya dia lemparkan kearah pelataran kastil bulan sampai hancur lalu dengan cepat Alan membuka teknik apinya yang mulai melelehkan puing-puing disana sehingga sebuah ledakan panas terjadi karena jurus tungku api itu.

"Jadi mereka akhirnya datang, siapa sebenarnya para penyerang ini," pikir Sandi sembari berjalan maju bersama dengan Han. "Hati-hati mungkin mereka lebih kuat darimu," balas Han saat tiba-tiba Alan merangsek maju menuju Sandi dengan tinju terkepal ditangannya dan untuk merespon hal itu Sandi segera memberikan tendangan kearah yang sama sehingga menimbulkan gelombang kejut yang luar biasa. Tak lama kemudian Ihsan memasuki arena dan menjegal Han lalu memberikan tinju ke dagunya sementara Alan dan Sandi mulai beradu pukulan dengan sangat cepat. "Grrrrhhh siapa kau pria bertopeng," teriak Sandi sambil meningkatkan voltase listrik ditangannya dan membuat Alan terdorong dan membuat Alan harus menggunakan beberapa tinju api untuk mengusir Sandi sekaligus memanggil sarung tangan perangnya. "Huh!?, sarung tangan perang itu, sepertinya aku pernah melihatnya, siapa pria bertopeng itu," pikir Sandi saat kemudian Alan mulai memperlihatkan moksanetra bersinar dari lubang dimatanya dan saat itu juga Alan melesat menabrakkan tinjunya kepada Sandi sekaligus mendorongnya menembus pilar-pilar disana. Melihat kesempatan itu Ihsan segera menembakkan halilintar dari jemarinya yang waktu itu berusaha diimbangi oleh Han dengan tebasan jarak jauhnya namun petir Ihsan terlalu kuat sehingga menyebabkan Han terhempas cukup jauh.

Lihat selengkapnya