Bhanuresmi

Foggy F F
Chapter #1

Prolog

Juara bertahan IBL selama tiga tahun berturut-turut, Panthera United Basketball Jakarta mengalami kekalahan di Final Liga Bola Basket Indonesia (IBL) 2017 setelah dipaksa takluk oleh Maung Bandung United dengan skor 58-53.

Maung Bandung United dengan komposisi tim mudanya, langsung menekan sejak kuarter pertama.

Di sepuluh menit kedua, permainan Patra Mahadhi DKK sempat membaik dengan membuat lima poin lebih banyak dari pihak lawan. Namun usaha itu tetap tidak bisa menolong gempuran Maung Bandung United, hingga akhirnya PUB Jakarta harus menerima kekalahan di akhir kuarter.

Kekalahan PUB Jakarta ini adalah kegagalan untuk pertama kalinya, setelah tiga tahun berturut-turut menjadi juara bertahan IBL. Hal ini diungkapkan oleh pelatih Tim PUB Jakarta, James Situmorang yang berhasil ditemui di GOR CITRA Bandung.

Dua belas tahun lalu, di usia yang masih sangat muda Patra mendapat beasiswa dari Amateur Athletic Union (AAU) Basketball USA. Beragam tawaran mulai muncul setelah kepulangannya kembali ke tanah air. Salah satunya adalah bergabung dengan Tim Basket Nasional dan tawaran dari berbagai klub terbaik, yang membawanya beberapa kali menjuarai liga basket bergengsi di negeri ini.

Kekalahan, tak ada dalam kamusnya. Baginya, kalah berarti membunuh satu rencana yang telah tersusun rapi sejak usianya masih belia. Dalam tubuh tinggi tegapnya ini, bersemayam jiwa dan persistensi seorang atlit kaliber dunia yang terlatih secara fisik.

Tinggal di Amerika sekian lama, dengan beasiswa basket dan sertifikat sekolah bisnis terbaik, membuka gerbang hidupnya terbuka lebar untuk melangkah. Namun, kemenangan ternyata punya batas kadaluwarsa. Di dunia olahraga, pemain muda datang silih berganti, persaingan tak terelakkan. Ia harus bisa menerima segala konsekuensi itu.

***

Patra membaca kembali berita yang muncul di urutan pertama peramban dalam genggamannya. Ia membuang napas, berusaha menahan gelombang deras kekecewaan yang kini hadir mengusik eksistensinya. Beragam tajuk berita tentang kekalahan Panthera United Basketball Jakarta, tim yang menaungi dirinya selama tiga tahun terakhir, bermunculan di berbagai notifikasi.

 “Mas Patra…gimana tanggapannya tentang kekalahan PUB Jakarta? Apa kekalahan ini ada kaitannya dengan kedatangan bintang baru Maung Bandung United, Edwin Bimantara?” Seorang wartawan berhasil mencegatnya.

Ia berjalan cepat tanpa menggubris kerumunan wartawan, yang seperti lalat membaui anyir darah, mengerubuti setiap gerak geriknya. Langkah menuju bis rombongan PUB pun seketika tersendat.

Patra cuma bisa menggeleng dan tersenyum tawar, menyeka butiran peluh di tengkuknya dengan handuk, memancarkan sinyal kegelisahan. Pelipisnya berkedut menahan emosi, yang tiba-tiba terbit ketika nama terakhir disebut di depan mukanya. Patra tak suka orang membandingkan prestasinya dengan kemampuan orang lain, apalagi junior yang out of the league dibandingkan dengannya.

Belakangan nama Edwin Bimantara memang selalu dihubungkan dengan nama Patra Mahadhi. Rookie of the year 2017 itu digadang-gadang akan ditarik oleh PUB Jakarta, menggantikan posisi point guardnya, setelah kontrak dengan PUB Jakarta selesai. 

No comment!”

Beberapa wartawan masih nekat menjegalnya menaiki bis, beberapa malah sengaja memblokade langkah Patra dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pribadi, tentang hubungannya dengan anak seorang anggota dewan. Hingga Patra menggunakan sikutnya kasar –sengaja.

“Sombong amat sih, Mas!” hardik salah satu wartawan.

Lihat selengkapnya