Bhanuresmi

Foggy F F
Chapter #30

Di Tengah Pusara, Kita Bicara Harapan

Suara piring berkelontang, sendok beradu dan wangi santan kental menguar di udara. Sudah lama pemandangan itu jarang terlihat lagi. Kini semuanya kembali berkumpul di tengah jamuan sarapan yang disiapkan Marni. Bayu terlihat bolak-balik membawakan pinggan panas berisi gudeg dan brongkos telur yang dipesan majikan mudanya.

“Ini untuk Mas Patra. Bikinan saya ndak seenak masakan ibu sepuh,” ucap Marni sambil menyusuti ujung matanya.

Patra tersenyum, lalu menepuk bahu perempuan paruh baya itu. “Makasih ya, Mbak Mar. Dari wanginya aja, saya udah tahu brongkos ini mirip dengan buatan eyang.”

Marni malah semakin menyusuti pipinya yang basah. “Ah, Mas iki iso wae.”

Patra terkekeh.

“Mbak Marni, Bayu, ayo ikut makan sama kita,” ucap Anita sambil menyodorkan piring untuk mereka di meja. Ia melirik adik iparnya yang masih terdiam. “Ikut makan, ya, Mbar.”

Ambar mengangguk, pemandangan itu seolah ganjil baginya. Bayu dan Marni tak pernah duduk semeja dengan mereka selama ini.

Patra lantas tersenyum lebar merespon keterkejutan Ambar. “Hari ini kita merayakan sesuatu, Tante.”

“Apa itu?” Ambar masih terlihat tak berselera makan.

Anita menyambar, ketika Patra hampir mengutarakan sesuatu. “Hari ini kita ke makam Ibu ya, Mbar. Lalu ke makam Mas Bagas. Amanda dan Hariadi sedang di perjalanan menuju Jogja.”

Ambar memicingkan mata, tetapi ia memilih tak menjawab. Hanya mengembuskan napas pelan, sambil menyendoki nasi gudeg dari piringnya pelan-pelan.

Patra melirik kedua perempuan di hadapannya dengan tatapan menyelidik, ia tahu mama dan tantenya masih diliputi perasaan duka yang mendalam. “Tante, hari ini biar saya yang menyetir.” Ia tersenyum merespon wajah heran Anita dan Ambar. “Sepanjang di Bandung dan Jakarta kemarin, saya mulai menyetir lagi.”

“Oh, ya? Kamu ndak apa-apa?” Ambar terlihat khawatir. “Yakin, Tra?”

“Trauma harus kita lawan, Tan.”

Anita dan Ambar hanya bisa menatap wajah Patra keheranan. Lelaki di hadapan mereka menyantap nasi brongkos telurnya dengan lahap, seolah sudah tak makan berhari-hari.

Lihat selengkapnya