Bianca

Ardhi Widjaya
Chapter #25

VALENTINE'S BESTFRIEND

Sejak malam sebelum acara penyerahan hadiah di Depdiknas, Edward belum menghubungiku lagi. Waktu terus bergulir, hingga tanpa terasa kalender berganti menjadi Februari 2005. Ada satu hal yang selalu kucatat dalam ingatanku: biasanya Edward yang lebih dulu menyapaku, menelpon atau mengirimkan email. Kali ini, hening.

Aku mencoba menenangkan diri. Bukankah sebuah persahabatan juga bisa dijaga dari sisiku? Bukankah aku juga punya hak untuk menunjukkan kepedulian? Maka, pada hari Valentine, aku memberanikan diri melakukan sesuatu yang belum pernah kulakukan sebelumnya: menulis sebuah puisi khusus untuk Edward dan mengirimkannya lewat email.

Puisi itu lahir dari keheningan malam, dari rasa syukurku memiliki sosok sahabat seperti Edward.


Sahabat yang Lurus

Mimpiku sahabatku

nikmat santai dalam terlamun

dendam nistapun akan surut

kala aku datang dibujuk

Jalanku sahabatku

Lihat selengkapnya