Bianca

Ardhi Widjaya
Chapter #28

DANCING QUEEN

Edward mengirimiku SMS singkat: “Theme tonight: Vintage.”

Untung sekali aku membawa sackdress polkadot favorit dipadu dengan gaya rambut boob wave, jadilah aku seorang vintage wannabe girl.

Rasanya sulit dipercaya, setelah hampir setengah tahun tidak bertemu, kami akhirnya berjumpa lagi. Dan bukan di Jogja, melainkan di Inggris, negeri asal Edward.

“I’m so glad to meet you again,” Edward menyambutku sambil menjabat tanganku hangat.

“And it’s here... so fantastic, right?” aku membalas dengan tawa kecil.

“That’s why I’ve always told you, it’s so crucial for you to chase your dream,” katanya serius.

“Yes, you’re right, Ed.” Aku mengangguk mantap, lalu masuk ke mobilnya menuju Empire.

Tepat jam sebelas kurang lima menit, aku melangkah ke dalam klub. Lagu Dancing Queen milik ABBA menyambutku dengan sempurna, seolah alam semesta tahu betul soundtrack yang pas untuk malam ini. Lampu neon berwarna hangat menari di antara dentuman musik yang, untungnya, tidak terlalu bising. Vintage disco vibes.

“Bi,” Edward menoleh padaku, wajahnya berbinar, “mungkin terdengar sedikit pamer, tapi interior club ini aku yang mendesain lay out-nya.”

“Proficiat for you, Ed,” pujiku tulus. Sungguh, rasanya bangga melihatnya.

Lihat selengkapnya