Bianca

Ardhi Widjaya
Chapter #31

SOUL SISTER

Malam itu sebelum tidur, entah kenapa aku merasa butuh berbagi. Padahal aku dan Mbak Frisky belum saling kenal lama, tapi tiba-tiba saja aku ingin mencurahkan banyak hal padanya. Tentang siapa aku dulu dan siapa aku sekarang. Tentang luka masa lalu yang masih menempel seperti noda membandel. Hingga akhirnya aku pun menceritakan apa yang terjadi di London Eye tadi bersama Edward.

Aku tahu, sebagian orang mungkin akan menilai tindakanku ini gegabah, atau bahkan tidak tahu malu. Tapi di balik semua itu, aku hanya ingin sesuatu yang sederhana—punya sahabat perempuan. Karena selama ini, terlalu sering aku dianggap sampah oleh teman-teman perempuanku sendiri. Pekerjaan kotor di masa lalu membuatku terbuang, seakan tidak layak mendapat tempat di lingkaran mereka.

“Bi...” suara Mbak Frisky terdengar lembut, seperti seorang kakak yang sudah lama mengenal adiknya. “Membangun kepercayaan sama orang lain itu bisa menstimulasi kepercayaan diri sendiri, lho.”

Aku menoleh, heran. “Maksud Mbak?”

“Contohnya sekarang,” ia menatapku penuh ketulusan, “kamu berusaha percaya sama aku dengan cerita semua hal yang bikin kamu bimbang. Itu tandanya kamu melihat aku dengan cara yang positif. Nah, karena itu, aku juga jadi punya pandangan positif ke kamu. Ada semacam daya tarik yang saling menarik.”

Lihat selengkapnya