Bianca

Ardhi Widjaya
Chapter #32

Goodbye London

Semua barang telah kupacking dengan rapi: pakaian, oleh-oleh untuk dosen, cinderamata untuk gengnya Tyo, dan tentu saja titipan kecil untuk Kennedy. Hari ini adalah hari kepulangan kami ke Indonesia. Jam menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi. Namun sebelum meninggalkan kota ini, ada satu hal yang harus kuselesaikan—sesuatu yang semalam sempat tertunda: urusan hatiku dengan Edward.

Angin musim dingin berhembus lembut di atas Tower Bridge. Dari kejauhan kulihat Edward sudah berdiri, menatap tenang aliran Sungai Thames yang membelah kota. Siluet tubuhnya kokoh dengan latar kemegahan Big Ben dan langit biru London yang bersih. Ada sesuatu yang membuat langkahku sedikit ragu dan aneh, karena biasanya Edward selalu mengabari lewat pesan. Kali ini, ia hanya menunggu.

“Hi Ed, good morning...” aku melambai, mencoba menyembunyikan gugup yang merayapi dada.

“Morning,” jawabnya singkat, tapi senyumnya kecil dengan lesung pipi itu cukup membuatku sedikit lega.

Aku menarik napas panjang. Bagaimana harus memulai? Kata-kata seakan berlomba di kepalaku, tapi sulit keluar. “Well... I’m...” suaraku patah. Lalu kuputuskan untuk berkata sederhana, “Oke Ed, aku sangat berterima kasih atas semua kejutan yang kamu berikan selama aku di sini.”

Edward menoleh, menatapku penuh makna. “Aku juga berterima kasih... karena kamu sudah membuatku, mmm... hariku jadi lebih ceria.”

Lihat selengkapnya