After Coffee
Samuel Pov :
“Aku boleh tanya Han?”
“Boleh, tanya saja Sam.” Hana menganguk sambil masih menikmati makanannya.
“Bukannya kamu dulu sempat pacaran ya sama Evan?” Hana tiba-tiba terdiam dengan pertanyaan Samuel namun dengan cepat dia mengontrol sikapnya agar tak terlihat berlebihan.
Hana terdiam. Namun sayang aku menyadari itu, aku menyadari perubahan raut mukanya yang tiba-tiba. Entah apa yang terjadi di masa lalu namun menurutku itu cukup membuat kesan untuknya.
“Oh itu, ya karena pekerjaan saja Sam. Jadi dulu bisa deket karena kebetulan aku meranin karakter utama cewe di Short Movie-nya jadi ya bisa dibilang dekat karena urusan pekerjaan aja.”
Entah kenapa aku tersenyum mendengar hal itu, barangkali aku memang masih punya kesempatan.
Kesempatan? Ahahaha apa yang aku pikirkan sampai-sampai menginginkan kesempatan dengan gadis yang sudah seperti adikku sendiri. Sebenarnya bukan tanpa alasan juga aku menganggapnya demikian, mungkin karena sudah cukup lama kami mengenal dari umur belasan tahun hingga saat ini. Kebetulan aku dan kakaknya teman dekat dari kita SMP hanya saja sewaktu kuliah kita dipisahkan oleh jurusan yang mana aku masuk fakultas bisnis dan Johan (nama kakak Hana) masuk fakultas kedokteran.
Kabar tentang hubungan Hana dengan Evan memang sempat menyita perhatian publik, mungkin karena keduanya sama-sama publik figur sehingga menarik atensi masyarakat. Begitulah kehidupan ketika seseorang menjadi publik figur. Baik benar atau tidak, jika menyangkut nama salah satu dari mereka maka hal tersebut akan menjadi sasaran empuk para wartawan.
Aku terlalu sibuk dengan pikiranku sampai tak sadar jika makananku sudah habis begitu juga dengan Hana.
----
Hana Pov:
Aku dan Sam keluar dari cafe lalu memutuskan untuk berpisah. Mungkin lebih tepatnya aku yang memutuskan untuk berpisah, sebab tadi dia sudah menawarkan tumpangan namun aku memilih untuk pulang sendiri. Aku memilih jalan kaki untuk kembali ke rumah, atau nanti aku akan memesan taxi online jika merasa letih.