Biarkan Aku Bertahan Hidup! Yang Mulia!

Wahyu Nur Anisa
Chapter #2

Bab 2

Di cerita novel asli Agniasri sudah berkali kali di tawarkan oleh para bangsawan untuk menikah lagi tetapi berkali kali juga Agniasri tetap tidak mau mendengarkan para bangsawan ia tahu bahwa para bangsawan tidak tulus kepada Agniasri yang para bangsawan ingin kan adalah salah satu keturunan nya bisa menikah dengan sang kaisar dan mendapatkan kekuasaan yang lebih tinggi dengan menikah kan kembali Agniasri dengan putra mereka.



Di aula istana para bangsawan datang lagi ke hadapan Agniasri "Baginda, saya mau anda menikah dengan putra saya." pinta tuan baron meloddy



Agniasri menghela nafas panjang "ini sudah ke berapa kali ini?" tanya Agniasri "kan aku sudah bilang, untuk sekarang ini aku masih belum minat untuk menikah lagi!"



Agniasri memberi kode ke ksatria Astama untuk mengusir para bangsawan ke keluar istana. Ksatria Astama mengangguk dan menjawab "baik, Baginda." jawab ksatria Astama



"Ibu, ibu tidak apa?" tanya Putri Azalea karena khawatir



"Jangan khawatir, ibu baik- baik saja." jawab nya



Di dalam hati putri Azalea sedih melihat raut wajah ibunya yang terus menerus menghela nafas panjang setiap para bangsawan, datang ke istana "saya juga sudah letih ibu melihat dan mendengar mereka selalu menawarkan putra mereka kepada ibu, saya sedih." batin Putri Azalea



"Azalea putri ku, ayo kita ke dapur lagi!" Ajak Agniasri dengan wajah tersenyum lembut sambil mengedip kan matanya



Tuan putri Azalea mengangguk kan kepala "Ya." jawab putri Adiwidya yang tersenyum bahagia



Sambil berjalan ke dapur di dalam hati Agniasri berkata "dasar para bangsawan merepotkan banget meladeni mereka semua kiranya ada urusan penting apa ternyata urusan ngga penting, aku tahu bahwa didalam novel aslinya juga begitu. Menyebalkan!" batin Agniasri



Di tengah perjalanan ke arah dapur ksatria Arjuna datang melapor "Baginda, mereka semua sudah saya keluarkan dari istana" ujar ksatria Astama dengan menundukkan kepala nya



"Bagus, aku suka kinerja mu Astama, Kau memang Kstaria terbaik ku." puji Agniasri



Ksatria Astama tersenyum lembut melihat sang kaisar. Melihat reaksi ksatria Astama wajah Agniasri merona, "ehem, ksatria Astama ada apa? Kenapa kamu tersenyum?" tanya Agniasri kepada ksatria Astama



Sebelum ksatria menjawab putri Azalea menyela pembicaraan "maaf, ibu ayo kita cepat cepat ke dapur!" Ajak putri Azalea sambil menyeret tangan Agniasri



Di dapur Agniasri memasak dan mengeluh "apa apaan mereka itu! Berani sekali mereka menyuruh ku menikah dengan anak mereka! Mereka kira aku ini murahan apa..?" Keluh Agniasri



Mendengar omongannya Azalea merasa sedih, Azalea menurunkan alisnya dan bergumam "gara gara mereka suasana hati ibu menjadi suram." gumam Azalea seraya memotong wortel



"Nak, hati hati memotong nya." pinta Agniasri



"Iya, baik ibu." jawab Azalea



Tiba tiba suasana menjadi hening seketika setelah ksatria Manggala datang melapor "Agni, tuan duke roses datang ingin bertemu." ungkap Manggala



Mata Agniasri terbelalak kaget "apa? lagi?" tanya Agniasri



"Ibu, ibu tidak perlu kesana. Biar saya saja yang kesana." kata Azalea



"Ya. Manggala! Temani Azalea!" Perintah Agniasri kepada ksatria Manggala



"Ya, baiklah." jawab ksatria Manggala dengan raut wajah musam nya



Kini Agniasri mulai kesal kepada para bangsawan dan pengikutnya, setiap ada kesempatan mereka selalu menawarkan putra mereka kepada Agniasri. Agniasri tahu bahwa didalam novel aslinya juga begini.



Bagi nya kini putri nya lah harta berharga nya, tidak ada lagi harta berharga selain Tuan Putri Azalea.



Sejam kemudian Azalea datang mengomel "apa apaan dia itu! Sudah ku bilang tidak ya tidak!" Ujar Azalea dengan raut wajah musam nya



Pada paginya para bangsawan datang lagi ke hadapan Agniasri di aula istana "tidak!" Jawab Agniasri sambil menggelengkan kepala



Paginya lagi para bangsawan datang lagi ke hadapan Agniasri di aula istana "tidak!" Jawab Agniasri sambil menggelengkan kepala nya



Paginya lagi dan paginya lagi para bangsawan datang ke istana. Agniasri marah, Agniasri melotot "cukup! Ku bilang tidak ya tidak!" Jawab Agniasri dengan nada marah dan raut wajah kesal



"Ibu..." batin Putri Azalea dengan raut wajah sedih nya



Raja Arjuna adalah seorang ayah yang baik dan bijaksana. Di dalam novel asli nya raja Arjuna sangat menyayangi putranya. Didalam ruangan yang hening raja Arjuna bekerja lalu tibalah sang sekretaris datang melapor dokumen "Baginda, ini ada undangan dari kekaisaran barat." ungkap sekretaris Riri



Di dalam novel asli nya kekaisaran 'Delonix Regia terletak di bagian benua barat sedangkan kerajaan 'Coelogyne Asperata' terletak di bagian benua timur. Di dalam novel asli nya para penduduk dari kekaisaran 'Delonix Regia' menyebut kerajaan 'Coelogyne Asperata' dengan sebutan kerajaan timur dan sedangkan penduduk kerajaan 'Coelogyne Asperata' menyebut kekaisaran 'Delonix Regia' dengan sebutan kekaisaran barat.



Sang sekretaris menaruh undangan itu diatas meja kerja sang raja, melihat reaksi atasannya yang acuh tak acuh sang sekretaris merasa kesal ia menaikkan alisnya dan berkata kasar kepada raja Arjuna "woi, gila kerja! Lihat ada undangan dari kekaisaran barat!" Ungkap sekretaris Riri sambil meneriakkan suaranya



Meskipun di teriaki sang sekretaris Narendra tetap saja bersikap acuh tak acuh. Arjuna melirik ke araoh undangan "apa ini Riri?" tanya raja Arjuna



Lihat selengkapnya