Akhirnya tiba waktunya, hari-hari yang Kunanti, bertemunya dua keluarga. Dari pihak perempuan dan dari pihak laki-laki. Kedua keluarga ini begitu serius membahas tentang pernikahan aku dengan bang Hengky.
Sebagai orang yang belum berpengalaman, aku dengan bang Hengky hanya bisa duduk dan mendengarkan. Segala keputusan ada di tangan orang tua kami.
Akhirnya setelah beberapa episode pembicaraan, ternyata acara pernikahan kami jatuh di bulan Juni. Tiga bulan lagi aku resmi jadi istri bang Hengky.
Hari ini rasanya seperti bunga-bunga di taman pada musim semi. Dimana pada musim semi itu saatnya bunga-bunga bermekaran begitu indahnya. Aku bahagia sekali, akhirnya penantian ku selama ini tercapai juga. Kesabaranku terbayarkan sudah.
"Kalau gitu bang Hengky, abah, sama umi bermalam aja, besok baru pulang ke Bandung." Aku sengaja menawarkan bang Hengky dan orang tuanya untuk bermalam, karena sepertinya sudah hampir malam, dari pada nanti di jalan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, lebih baik besok saja Mereka baru pulang.
"Iya, lagi pula ini juga sudah malam. Besok sebelum pulang, Abah juga mau service mobil dulu." Kata bang Hengky.
Aku antar kedua orang tua bang Hengky ke kamar, kebetulan di rumah memang ada kamar kosong. Kebetulan juga adikku sementara ikut kemah sekolah, jadi kamar milik adikku ditempati bang Hengky.
Keesokan paginya, sudah saatnya bang Hengky kembali ke Bandung. Perasaanku begitu berat ketika melihat bang Hengky hendak pulang. Mau tidak mau aku harus merelakan bang Hengky pulang, karna memang kita belum sah menjadi suami istri. Akhirnya bang Hengky dan orang tuanya pulang ke Bandung. Aku hanya bisa berdoa agar Tuhan selalu melindungi mereka selama perjalanan hingga sampai di Bandung.